chapter 2 - Samping perpus?

300 234 437
                                    

"Salting berlebihan pada akhirnya cuma
buat sakit hati"

Pulang sekolah pun tiba, nara pun langsung bergegas menuju perpus untuk menemui kakak kelas itu. Namun saat sudah di depan pintu kelas ia di hadang oleh salah satu temannya dan temannya berkata

"mau kemana mbak? Piket dulu dong jangan kabur, nanti di denda 10.000 kan sayang cuannya"

Nara pun hanya bisa tersenyum dan membalas "nggeh mbak"
Kemudian ia mengambil sapu di belakang dan menaruh tas nya kembali.

"tai perasaan tadi pagi udah piket, ini di suruh piket lagi mana yang laki-laki pada kabur" Batin nya sambil menyapu bagian teras kelas

15 menit sudah nara lewatkan untuk piket, ingin sekali nara tidak piket tapi dendanya membuat dompet menangis. Setelah selesai semuanya ia langsung buru-buru mengambil tasnya dan bergegas menuju perpus.
Nara berpikir mungkin kakel itu sudah pulang, karena tidak mungkin menunggu nya. Ternyata dugaan Nara salah besar, kakel yang dia maksud sedang menunggu nya sambil bersender pada tembok dengan satu tangannya sedang memegang kaleng minuman.

"Cok tak kira dia udah pulang, ternyata eh ternyata"

Setelah berbatin ia langsung menghampiri kakel itu meskipun dalam hati sedikit takut.

"Permisi mas?" Ucap ku pelan, dia pun menoleh ke arah ku di sertai senyuman yang terhalang oleh benda tipis.

Keadaan di situ sangatlah canggung, Nara sama sekali tidak berbicara kembali setelah mengucap kata permisi tadi. Beberapa menit sudah di lewatkan secara percuma, sampai pada akhirnya kakel itu berbicara sekaligus membuka topik pembicaraan.

"Kenalin bayu dari kelas 12 Mipa 1" Ucapnya sembari mengulurkan tangan panjang nya itu kepada Nara.

Nara yang tidak mau di anggap sombong pun langsung menerima uluran tangan itu dan tangan mereka saling Berpegangan satu sama lain. Dapat Nara rasakan tangan mungilnya itu terasa sangat kecil saat berjabat tangan dengannya.

"Narasha dari 10 Mipa 1" Ucap nya dengan ramah di sertai senyuman tipis, kakel itu pun hanya mengangguk setelah mendengar ucapannya itu.

"Aduh ni jantung kenapa sih jedag jedug, jangan bilang jatuh cinta no no no engga boleh cinta-cintaan, kata mamah masih kecil" Batin Nara saat merasakan jantung nya berdegup kencang.

Setelah perkenalan singkat tadi, nara dan bayu mulai mengobrol meskipun ada rasa canggung bagi Nara.

"Dek, kamu temannya alora kan?"

"Iya kenapa?"

"Dia adeknya temen ku hehe" Jawab nya dengan cengar-cengir, Nara yang sok asik itu pun ikut cengar-cengir

"Oalah oke"

"Ni kakel sok asik banget ya, tapi aku juga sih"
Batin Nara sambil garuk-garuk kepala nya yang tidak gatal itu.

5 menit sudah berlalu, dan suasana di situ kembali canggung sampai akhirnya dia bertanya lagi, tapi pertanyaan ini membuat Nara cukup terdiam beberapa saat.

"Dek maaf kalau pertanyaan ini buat sakit hati aku ga bermaksud, kamu anak nya om ... ? " tanya nya membuat Nara terdiam sesaat.

"Emang kenapa ya? kok mas tiba-tiba tanya begitu" Nara membalas perkataan itu tetapi sambil menunduk

Pramuka dan senja itu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang