Kikan menyeka keringat yang menyucuri wajahnya. Dia tidak peduli dengan sinar matahari yang mulai terik. Dengan semangat 45', gadis bertubuh langsing itu mendrible bola basket yang sejak tadi dikuasainya, lalu tanpa bisa dihalangi siapa pun bola itu berhasil ditembaknya ke dalam ring.
Semua orang yang menyaksikan hal itu langsung bersorak memuji permainan Kikan yang tidak ada duanya. Tentu saja dalam basket Kikan memang tidak ada tandingannya.
"Kan, udahan yuk. Lo nggak takut ntar kulit lo gosong kalau main terus," ujar Sandra salah satu teman dekat Kikan di Basket dan sekaligus sahabatnya di kelas.
Sandra memiliki body yang lebih bagus daripada Kikan. Selain itu Sandra juga cantik dan memiliki kulit yang mulus serta rambut panjang berwarna burgundy kemerahan. Namun sayang Sandra tidak berbeda jauh dari Kikan yang terkenal sangat tomboy di Sekolah. Cewek ini juga gila Basket seperti Kikan dan tidak pernah menilai body tubuhnya lebih baik difungsikan untuk menjadi model Sekolah ketimbang Tim Basket Putri yang kadang-kadang disebut seksi oleh sebagian Cowok SMA Nusa Bangsa.
Sandra meraih sebotol air mineralnya lalu meneguknya hingga kandas.
Kikan melirik Sandra dengan nafas ngos-ngosan. Teman-temannya yang lain juga sudah menghentikan permainan mereka, selain udara siang yang semakin terik sebentar lagi bel jam pelajaran selanjutnya akan berdering.
Kikan melangkah mendekati Sandra lalu merebut botol minuman milik Sandra yang hampir kandas. Kikan langsung mengumpat melihat isi air mineral yang hampir saja habis dan hanya bersisa sedikit. "Ya ampun San, buat gue kok nggak disisain sih? Sialan lo." Kikan mengangkat botol air mineral itu sambil mencondongkannya kearah mulutnya hanya demi meneguk beberapa tetes yang tersisa.
Sandra hanya tertawa. "Yaelah Kan, gue haus banget. Lagian lo beli minum sendiri dong. Jangan punya gue terus yang diembat."
Kikan sama sekali tidak memperdulikan ucapan Sandra. "Gue masih haus. Beli minum yok."
"Lo yang traktir ya," ujar Sandra sambil tersenyum cengar-cengir.
"Boleh. Tapi elo mesti pijitin tangan gue ntar," ujar Kikan seenaknya lalu melenggang duluan dari Sandra yang memandangnya dengan wajah kesal.
"Yee.. Sama aja boong."
****
Suasana kantin siang ini agak berbeda. Di salah satu meja paling sudut empat orang Cowok yang tepatnya menjadi pusat perhatian sebagian besar para siswa tampak asyik tertawa mengobrolkan sesuatu sambil menunggu pesanan mereka yang baru saja dipesan oleh salah satu di antaranya.
Keempat Cowok itu menjadi pusat perhatian mata para gadis-gadis yang ada di kantin saat ini. Dan kesempatan itu dipergunakan cowok-cowok itu untuk sekedar TPTP atau menggoda setiap siswi perempuan yang lewat didepan mereka, kecuali satu cowok yang yang terlihat tidak berminat sama sekali untuk ikut serta dengan apa yang dilakukan ketiga temannya. Cowok itu hanya memandang kesal kelakuan ketiga sahabatnya yang saat ini tengah menggoda salah satu adik kelas yang tadi lewat di depan mereka.
Bukannya merasa jengkel atau ingin menghindar, gadis itu malah tersenyum dan terlihat senang digoda oleh ketiga cowok yang notabene memang sangat berpengaruh di Sekolah meskipun prediket mereka sudah terkenal Playboy seantereo Sekolah.
"Cantik kan, Lex," ujar Mario sambil melirik adik kelas yang baru saja digodanya. "Incaran gue sejak dulu tuh. Anaknya ternyata nggak jaim-jaim amat."
"Iye. Gue kiraen tuh cewek jaim lho. Gue baru aja dapet nomor WA-nya," timpal Briyan menyeringai.
"Gue maleh dapet alamat rumahnya langsung," ujar Galang. "Lo mau Yo?" Galang melirik Mario yang langsung bereaksi penuh semangat.
"Mau dong. Lumayan juga buat gue ajak kencan sehari."
KAMU SEDANG MEMBACA
KIKAN
Teen FictionKikan cewek tomboy yang sangat mencintai basket, sangat membenci sosok Lexi Stevan Adreano, si cowok pembuat onar yang sudah mengobrak-abrik hidupnya, berawal sejak dengan seenaknya cowok itu merebut ciuman pertamanya dihadapan semua orang, sejak it...