Tulus

4 0 0
                                    

Leo memperhatikan pelajaran dengan seksama. Walaupun dia tidak menikmati sekolah di tempat itu, bukan berarti dia berhenti belajar. Sebenarnya, Leo merasa takut untuk bergaul dengan teman-teman, ia takut ketahuan jika ada yang tahu Leo dari keluarga berkecukupan.

Leo tahu, pergaulan sebelumnya buruk. Sekolah internasional, mahal dan banyak pamer. Entah semuanya begitu atau hanya di sekolahnya saja. Tiap pagi mendengar teman-temannya saling memuji dan menggunjing keluaran brand-brand terbaru. Ia juga tidak nyaman, karena di keluarganya selalu diajarkan untuk menggunakan uang seperlunya. Tidak seperti teman-temannya, yang kerja kelompok selalu memilih cafe dengan harga menu mendekati seratus ribu.

Selain itu, Leo punya trauma saat SD, Leo sempat sekolah di sekolah negeri dan dirundung oleh teman-temannya. Mereka tahu Leo dari keluarga berkecukupan, itu sebabnya sering diminta untuk mentraktir teman-temannya. Jika menolak, sering Leo di pukul atau dicupit oleh temannya. Saat Leo akhirnya berontak dan membalas kelakuan temannya, Ibunya dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan Leo. Karena itu, Ibunya memindahkan sekolahnya ke International School sampai lulus SMP. 

Kisah itu membekas di benaknya. Ia tahu niat Ibunya baik. Bisnis keluarganya juga sedang masa menurun, walaupun tidak berubah signifikan kekayaan keluarganya, Leo mau untuk melanjutkan sekolah ke SMA negeri dengan sedikit paksaan dan pertimbangan.

Awalnya Ia tidak menikmati ke sekolah selain belajar. Kemudian ia sebangku dengan gadis cantik yang jualan es di pinggir jalan. Ia selalu menghormati sekaligus kagum pada mereka-mereka yang bekerja keras untuk mengumpulkan uang. Ia diajarkan untuk itu. Walaupun Ia dipaksa kenal oleh Ibunya. Tapi tidak pernah menyangka akan ada kejadian rumit diantara mereka. Ia takut traumanya di masa SD terulang. Tapi sepertinya gadis itu bukan orang yang suka memanfaatkan orang lain.

Gadis itu sangat ramah kepada siapa pun. Benar-benar tipe orang yang baik pada semua orang. Bahkan pada Leo yang memasang dinding diri yang super tinggi dan pada teman-teman sekolah SMA-nya, akhirnya juga merasa akrab hanya dengan gadis bernama Manda itu.

Manda tidak neko-neko. Benar-benar pekerja keras. Heran mengapa ia mendapatkan cobaan gosip di sekolah. Pasti rasanya tidak enak. Manda menuduhnya menyebarkan foto itu di grup chat angkatan. Padahal Ia saja tidak masuk ke grup itu. 

Entah kenapa Leo merasa sedikit sakit hati pada tuduhan Manda. Leo murni berniat membantu temannya memberikan payung. Tidak ada sama sekali terbesit keisengan atau niat memainkan perempuan bernama Manda itu. Ia juga tidak memfotonya. Tapi Leo tahu, siapa yang memfoto Manda saat berjalan bersama Ketua OSIS di lorong sekolah.

Saat itu, Leo sengaja menunggu Manda dari kantin saat jam pulang untuk menawarkan payungnya, tapi Manda menolak dan memutuskan pulang bersama si Ketua OSIS itu, Leo pun ikut meninggalkan kelas, berjalanan agak jauh dari Manda yang ada di depannya. Kemudian ada anak perempuan keluar dari kelas X lain. Ia tidak mengenali wanita itu. Wanita itu menggunakan hp-nya untuk memfoto Manda. Leo tahu karena ia berjalan tepat di belakang perempuan itu. Leo saat itu memilih diam karena tidak tahu juga harus bersikap seperti apa. Ia tidak mau ikut campur atau terlalu terlibat dengan anak-anak di sekolahnya. Seandainya Leo mengetahui kejadiannya akan seperti ini, tentu saja Leo akan menegur wanita penyebar fitnah itu. Karena Ia dirugikan, Manda jadi menaruh curiga padanya.

Leo awalnya tidak ambil pusing dengan masalah Manda akhirnya menjelaskan karena Manda menuduhnya. Ia tahu Manda bukan orang yang akan memperdulikan rumor semacam ini. Tapi karena Manda menuduhnya, ia merasa harus meluruskan kesalahpahaman diantara mereka. Ia tidak memerlukan teman, tapi Ia tidak mau dimusuhi.

Periang tapi pendiam, itulah penilaian Leo pada Manda. Tipe Introvert yang seperti bunglon. Selalu berusaha berbaur dengan semua orang, akrab tapi menutup diri dari orang lain. Orang yang menarik untuk dipelajari. Leo merasa Manda memiliki kesamaan dengannya. Bedanya, cara eksekusi keduanya. Manda selalu berbaur sementara Leo menarik diri demi mempertahankan diri.

Leo kira, Manda sulit percaya padanya. Ternyata Manda orang yang mudah percaya pada orang lain. Atau Manda memutuskan untuk tidak ambil pusing mau dirinya atau orang lain yang menyebarkan foto itu, pada akhirnya. Tapi syukurlah, tatapan Manda padanya sudah berangsur-angsur kembali seperti sebelumnya.

***

Lama gak update tapi akan sering sekarang!

Leo Dan MandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang