Perasaan itu datang lagi tiap kali harus melihatnya.
Tulisan ini, bukan tentang perasaan bahagia nan indah bukan juga tentang kupu-kupu terbang dalam perut kalian yang menggelitik. Tulisan ini, tentang kerapuhan hati dalam kesendirian.
Tentang rasa yang terpendam, perasaan yang tidak pernah bisa terungkapkan. Rasa yang melelahkan, rumit dan menyedihkan.
Tulisan ini untukmu yang sedang menyukai dirinya dalam diam.
Jatuh cinta itu indah, tapi tidak mudah.
Senandung musik romansa seolah menjadi candu bagiku. Tiap-tiap lirik dalam nada rupanya berhasil menghipnotis kesadaranku sebagai pendengar. Seolah sepenggal lirik ini memiliki kisah kasih yang sama dengan kisah hidupku, sedih tapi bahagia tapi sedih. Rumit adalah gambaran eksplisit untuk mendeskripsikan tentang jatuh cinta. Jatuh cinta itu terkadang indah, namun tidak jarang pula penuh dengan kata resah. Ada bahagia, luka, dan lara.
Saat-saat merasakan kehadirannya secara nyata di hadapanku adalah saat-saat terbaik dalam hidup. Memandang dari jauh, melihat seluruh aktivitasnya, bahkan mendengar suaranya. Adalah ragam pesona sosoknya. Sounds weird, but this all happened to me recently.
Sulit aku akui, namun, saat aku memutuskan untuk mengagumi sosoknya adalah saat-saat terindah dalam hidupku. Tanpa aku harus tahu mengapa, tanpa aku harus tahu alasannya. Bukankah memang jatuh cinta tidak memandang kata mengapa?.
Yang kutahu, aku disibukkan memikirkan sosoknya sepanjang hari. Menerka-nerka kapan dia muncul, menanti stories di sosial medianya, atau bahkan praduga lainnya yang selalu kutunggu-tunggu. Ah, lelah ya.
Setiap hari akan selalu terselip kata cukup. Cukup aku memandangnya dari jauh, cukup mendengar suaranya dari jauh, cukup melihat stories lagunya, cukup dan cukup. Terlalu banyak kata cukup yang dapat mendeskripsikan alur kisah cinta satu arahku. Tanpa harus berekspektasi balasan, karena tidak mungkin lah ya perasaan ini berbalas.
Dengan kata cukup aku tidak perlu menanti, dengan kata cukup aku tidak perlu berharap. Tapi terkadang kata cukup saja ternyata tidak cukup.
Aku kesakitan. Dadaku sesak tiap kali harus berpapasan, menyapanya dengan tersenyum, melihatnya, semua yang kulihat padanya. Membuatku ingin menangis. Karena dia adalah ketidakmungkinan yang sedang aku harapkan.
Aku mencoba membiasakan diri, bahwa terkadang aku harus sadar diri. Sadar diri, mungkin dia sudah memiliki orang spesial. Sadar diri, aku bukanlah bagian dari standar pilihannya. Intinya aku harus sadar diri. Meskipun suka dengannya terasa sangat bahagia, tapi aku tidak suka terluka.
Melawan rasa rindu.
Akan selalu ada ketakutan tiap pagiku datang, melawan rasa rindu yang tak pernah bisa kusuarakan.
Rindu itu berat, ya?. Hari-hari kujalani seperti biasa, tiap kali harus melihatnya bukannya terasa lega malah tersiksa. Padahal bukan siapa-siapanya, tapi ingin sekali bertemu kembali.
Rasanya tidak ada cara mudah untuk mengusir rasa rindu ini. Semakin kusingkirkan semakin tak terkendali saja perasaan ini. Terkadang aku bertanya pada Tuhan, Adakah obat untuk mengobati rasa lelah dalam merindu ini?. Ah lagi, Tuhan tidak mengindahkan doaku. Semakin hari, semakin menggunung tak terbendung.
Satu bulan. Dua bulan. Hingga masuk ke bulan-bulan berikutnya. Rupanya, rasa rindu ini masih hinggap sempurna di sukma ragaku. Tidak ada tanda enyah dari ruang hatiku. Rasanya aku frustasi. Aku frustasi harus menyeimbangkan hidup normalku dengan kelelahan batin ini.
Sejenak aku ingin melepas beratnya rasa rindu ini dengan aktivitas-aktivitas manusia normal, tapi, berat juga ya?. Tiap kali aku menyibukkan diri, akan ada kalimat dia lagi dia lagi, aku menghela nafas dan bergumam. Dia yang muncul tiba-tiba dalam setiap lamunanku, membuyarkan benteng kesadaranku. Sudah dicoba untuk dihilangkan sejenak, kenapa dia masih muncul?
Belum lagi kalau aku mendadak berpapasan, kamu bisa bayangkan betapa hancurnya benteng pertahanan ini?
Rindu itu menyesakkan.Menyukai dalam tenang, tidak lantas membuat hatimu tenang.
Dari jutaan lelaki di dunia, mataku hanya tertuju padamu.
Kamu tidak istimewa, tapi kamu berhasil menggerakkan hatiku. Semua yang ada didirimu, apapun itu.. aku suka. Aku suka semua tentang kamu meskipun aku tahu kamu berlawanan dengan standar pilihanku. Memang suka kamu tidak perlu alasan. Sangat mudah bagiku terjatuh denganmu, tapi kenapa sulit untukku berhenti?.
Jatuh cinta itu tidak melulu harus bahagia, terkadang perasaan ini menyulitkanmu untuk hidup dalam ketenangan. Setiap harimu akan dipenuhi dengan hal-hal rumit dan tidak terduga.
Padahal, bukan salahnya. Bukan salah dia aku bisa jatuh hati dengannya. Bukan salah dia kalau aku terpesona. Tidak ada yang salah di sini, bukankah setiap perasaan itu valid? Perasaanku juga begitu adanya.
Aku menghela nafasku. Kalau saja aku tidak bertemu dengannya, mengenalnya, mencari informasi tentang dia lebih jauh. Tidak akan ada hari ini, hari-hariku yang penuh tentangnya. Meskipun begitu, bisa mengenalnya, mengetahui namanya, dan berbagai kesempatan lainnya... akan menjadi satu-satunya momen terbahagia di usiaku saat ini yang mungkin tidak akan kusesali.
Sejenak aku bergumam terkadang, aku berharap. Boleh enggak, aku berharap lebih?
Aku berharap bisa mengenalmu lebih jauh, aku berharap aku menjadi rumah ternyamanmu dalam keadaan sulit, aku berharap percakapan kita selama ini tidak berakhir sebatas percakapan teman, aku berharap dengan harapan tinggi lainnya.
Tuhan, harapan itu... apakah bisa menjadi nyata?
Dariku, untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu
ChickLitgimana lagi ya biar kamu paham kalau aku suka sama kamu? aku harus cari cara kaya gimana biar kamu paham? Apa aku jatuh cinta sendirian lagi? Kumpulan cerita jatuh cinta dalam diam. baca ini sambil dengerin lagu Devano - Menyimpan Rasa