Part 1 Awal Pertemuan

205 11 0
                                    

Di malam yang begitu dingin ini, terdapat seorang gadis yang saat ini sedang berjalan dengan lemas di trotoar jalan sembari menangis kecil. Pikiran gadis itu benar-benar tidak karuan karena beberapa hal yang sangat mengganggu pikirannya. Gadis itu bernama Nazifa Yumna. Seorang perempuan berhijab yang cantik dan juga lembut.

Dari jarak yang tidak begitu jauh, Nazifa melihat sebuah halte. Ia lalu mendekati halte tersebut kemudian mengambil pisisi duduk di sana dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menangis sesenggukan di sana.

Pikirannya berputar pada kejadian beberapa menit yang lalu.

#Flashback On

Nazifa menunggu dokter memeriksa kondisi ayahnya. Tak lama pintu ruangan pun terbuka dan terlihat seorang dokter ke luar dari sana. Nazifa bergegas menghampiri dokter untuk menanyakan kondisi sang ayah.

"Dok, bagaimana kondisi ayah saya? Ayah baik-baik saja kan?" tanya Nazifa dengan cemas.

"Maaf mbak tetapi saya harus mengatakan ini. Kondisi ayah anda sangat memprihatinkan. Beliau harus segera dioperasi agar kondisinya bisa semakin membaik," ucap dokter.

Nazifa terdiam sejenak dengan air mata yang mengalir.

"Apa tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain operasi, dok? Saya tidak punya uang sebanyak itu untuk mengoperasi ayah saya," ucap Nazifa.

"Maaf mbak tetapi untuk saat ini operasi adalah satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk menyembuhkan ayah anda," ucap dokter.

#Flashback Off

'Dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu untuk operasi ayah? Ya Allah.' batin Nazifa.

Di saat sedang bingung memikirkan biaya pengobatan sang ayah, tiba-tiba sebuah cahaya yang begitu terang menusuk sela-sela jari tangan Nazifa yang saat ini sedang menutupi wajahnya. Cahaya itu membuat Nazifa perlahan membuka matanya karena silau cahaya tersebut dan menemukan sebuah mobil sedan mewah yang sedang berhenti di depannya.

Nazifa mengerutkan keningnya melihat ke arah mobil tersebut. Seseorang dengan penampilan sopir lalu turun dari mobil dan memutari mobil lalu membuka pintu mobil pada bagian kedua. Setelah dibuka, seorang lelaki muda dengan setelan jas yang senada dengan celana panjangnya tak lupa juga dengan kacamata hitam yang bertengger di matanya turun dari mobil. Langkah kaki itu berjalan mendekati Nazifa yang masih bengong.

"Aku bisa memberikan bantuan untukmu," ucapnya pada Nazifa.

Nazifa mengerutkan keningnya bingung. Ia lalu bangkit dari posisi duduknya.

"Bantuan? Maksud anda apa ya? Siapa anda?" tanya Nazifa tak mengerti maksud dari perkataan lelaki tersebut.

"Aku Elvano Alvarendra. Aku tahu jika saat ini kau sedang bersedih dan membutuhkan bantuan. Maka dari itu aku akan membantumu," ucap Elvano.

Nazifa masih tak mengerti. Keningnya bertaut. Sungguh ia sangat tidak paham dengan lelaki di depannya ini tentang bagaimana dia bisa mengetahui bahwa saat ini Nazifa sedang bersedih dan membutuhkan bantuan.

"Bagaimana bisa anda mengetahui hal ini? Siapa anda sebenarnya?" tanya Nazifa masih tidak percaya.

"Nazifa Yumna, anda tidak perlu tahu banyak hal tentang saya tetapi saya tahu banyak hal tentang anda. Jadi bagaimana? Apakah anda mau mendapatkan bantuan dari saya? Penawaran yang saya berikan tidak akan pernah terulang kembali jika detik ini juga anda menolak penawaran dari saya," ucap Elvano.

Glek!

Nazifa menelan salivanya sendiri dengan susah payah.

'Bagaimana dia bisa tahu siapa namaku? Pria ini benar-benar sangat misterius. Siapa dia sebenarnya? Mengapa dia bisa tahu banyak hal tentangku? Ini aneh sekali.' batin Nazifa.

"Anda tahu nama saya?" tanya Nazifa terkejut.

Sudut bibir Elvano sedikit terangkat mendengar rasa terkejut Nazifa karena Elvano mengetahui namanya.

"Bukan hal yang sulit bagi saya untuk tahu nama anda. Jadi bagaimana? Jangan bertele-tele. Anda sudah membuang waktu saya selama sepuluh menit. Kau tahu? Setiap detik waktuku itu berharga. Jadi, jangan buang-buang waktuku seperti ini," ucap Elvano.

Glek!

Nazifa kembali dibuat menelan salivanya sendiri karena ucapan Elvano yang terdengar tajam.

"Ba-bantuan apa yang akan anda berikan untuk saya? Da-dan kenapa anda mau membantu saya?" tanya Nazifa gugup.

Elvano menyunggingkan senyum.
"Bantuan apa yang anda butuhkan? Uang? Aku yakin jika saat ini anda sedang membutuhkan banyak uang untuk membiayai pengobatan ayah anda. Beliau akan melakukan operasi dan anda tidak punya biayanya kan?" tanya Elvano.

Deg!

Nazifa membulatkan matanya dengan sempurna. Sungguh ucapan Elvano benar-benar sangat mengejutkan dirinya.

"Anda tahu hal ini?" tanya Nazifa tak percaya.

Elvano pun mengangguk.
"Aku akan membayar semua biaya pengobatan ayah anda bahkan sampai lunas," ucap Elvano.

Nazifa menggigit bibir bawahnya. Pernyataan Elvano benar-benar membuat ia merasa sangat terkejut.

"Sungguh? Anda tidak berbohong?" tanya Nazifa dengan mata yang berkaca-kaca.

Elvano pun mengangguk.
"Apa anda melihat ada kebohongan dalam diri saya?" tanya Elvano.

Nazifa menggeleng.

"Lalu kenapa anda ragu?" tanya Elvano.

"Ti-tidak. Saya hanya ingin memastikan saja. T-tapi kenapa anda mau membantu saya?" tanya Nazifa.

Tawa Elvano tiba-tiba saja terdengar.
"Anda harus tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang gratis, nona. Jika anda menerima bantuan dari saya maka itu artinya anda juga harus menerima persyaratan yang saya buat. Bagaimana?" tanya Elvano.

Nazifa menghela nafasnya kasar.
'Aku sudah menduganya bahwa tidak mungkin dia mau membantuku begitu saja tanpa adanya imbalan apa pun. Lebih baik aku pergi saja. Aku takut jika aku tidak bisa memenuhi persyaratan yang dia buat. Dia juga terlihat bukan seperti pria sembarangan. Berurusan dengannya hanya akan menambah beban hidupku. Huft.' batin Nazifa.

Nazifa lalu pergi begitu saja dari hadapan Elvano tanpa mengatakan sepatah kata pun. Elvano mengerutkan keningnya.

"Hey! Kenapa anda pergi? Aku bahkan belum menyebutkan syaratnya. Apa anda takut jika anda tidak bisa memenuhi syarat yang akan saya berikan?" tanya Elvano sedikit berteriak.

Nazifa mengabaikan teriakan Elvano. Ia terus berjalan dengan pelan sembari terus memikirkan cara lain agar dia bisa segera melunasi biaya operasi sang ayah.

Elvano berdecak kesal.
"Shit!" umpatnya.

Ia lalu melangkah dengan cepat untuk mengejar Nazifa. Elvano lalu menghalangi jalan Nazifa dan berdiri tepat di hadapan Nazifa. Saat Nazifa mencoba untuk tetap pergi, Elvano langsung mencegahnya. Hal itu membuat Nazifa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia menatap Elvano dengan malas.

"Apa lagi? Saya tidak mau menerima bantuan dari anda," ucap Nazifa.

"Saya belum menyebutkan syaratnya dan anda langsung menyerah begitu saja? Huh lemah sekali," ucap Elvano.

"Terserah anda mau menilai saya seperti apa," ucap Nazifa malas berdebat.

"Oke saya akan memberitahumu syaratnya dan saya yakin sekali jika syarat ini bisa anda lakukan," ucaap Elvano.

Nazifa mengerutkan keningnya. Elvano tersenyum dengan senyum yang tidak dapat didefinisikan.

"Menikahlah denganku maka semua biaya pengobatan ayahmu akan saya lunasi dan saya juga akan menanggung semua kebutuhan hidupmu beserta ayahmu. Percayalah setelah menikah denganku, hidupmu dan ayahmu akan jauh lebih baik. Trust me," ucap Elvano.

Deg!

"Apa? Menikah denganmu? Aku bahkan tidak mengenalmu. Bagaimana bisa kita menikah?" tanya Nazifa tak percaya.

...............

Yuk support novel aku. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen. Plagiat menyingkir aja karena novel ini untuk dibaca bukan dijiplak!!

20Februari2023

Possessive & Dangerous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang