Part 7

67 6 0
                                    

Elvano mendongakkan kepalanya untuk dapat melihat wajah Nazifa.

"Kalau aku tidak mau, bagaimana?" tanya Elvano.

"Aku mohon izinkan aku untuk bertemu ayah. Aku kangen banget sama ayah. Udah berbulan-bulan aku gak ketemu sama ayah," ucap Nazifa.

"Ayah kamu baik-baik aja."

"Tapi aku ingin bertemu langsung dengan ayah. Kenapa sih kamu tidak pernah mengizinkan aku untuk bertemu dengan ayah?"

"Karena aku gak suka."

"Ayah salah apa sih sama kamu? Kenapa kamu sampai gak suka sama ayah? Ayah itu baik."

"Aku gak suka jika milikku lebih peduli pada orang lain daripada aku."

"Maksud kamu apa sih? Ayah itu ayahku. Kamu cemburu sama ayahku sendiri?"

"Aku gak peduli siapa dia. Yang jelas aku gak suka jika kamu terus memikirkan dia dan terlalu dekat sama dia. Kamu itu hanya milikku!" tegas Elvano.

"Aku mohon sebentar aja. Aku cuma ingin melihat ayah."

Elvano menatap lekat wajah Nazifa.
"Janji hanya sebentar dan cukup melihat saja?"

Nazifa pun mengangguk.
"Aku janji."

"Baiklah."

"Kamu izinin aku untuk bertemu ayah?"

..........

Setelah bernegosiasi dengan Elvano, Nazifa akhirnya diizinkan oleh Elvano untuk bertemu dengan sang ayah. Saat ini mereka baru saja tiba di sebuah rumah sederhana yang dijaga oleh beberapa orang di sana.

"Kenapa rumah ayah ada banyak penjaga?"

"Aku yang suruh."

"Makasih ya."

"Hm."

"Selamat datang, tuan dan nona."

"Di mana dia?" tanya Elvano datar.

"Tuan sedang beristirahat di kamar. Beliau baru saja selesai makan dan minum obat."

"Kamu dengar sendiri kan? Kita bisa pulang sekarang."

Nazifa dengan cepat menggeleng.
"Enggak. Gak mau. Aku belum lihat ayah."

"Jangan membantah aku!" ucap Elvano dengan rahang yang mengeras.

Nazifa bergidik ngeri melihat ekspresi Elvano saat ini.

"Ta-tapi aku belum lihat ayah. Tolong biarin aku lihat ayah sebentar aja. Tolong," bujuk Nazifa.

"Satu menit."

Nazifa membulatkan matanya.
"Satu menit? Itu terlalu sebentar."

"Waktu terus berjalan."

Nazifa menghela nafasnya kasar. Ia lalu memasuki rumah sang ayah untuk melihat kondisi ayah. Ternyata di sana ada dua orang perawat yang mengurus ayah. Nazifa hanya melihat ayahnya yang sedang tertidur dari ambang pintu kamar tanpa berani mendekat karena saat ini Elvano sedang mengawasinya.

Saat Nazifa ingin melangkahkan kakinya memasuki kamar untuk bisa mendekati sang ayah, dengan cepat Elvano meraih tangan Nazifa.

"Ingat perjanjian tadi!" tegas Elvano.

"I-iya."

"Kita pulang sekarang!" Elvano langsung menarik tangan Nazifa untuk pergi dari sana.

..........

Selama di perjalanan, keduanya saling diam. Sesekali Nazifa melirik ke arah Elvano yang sedang menahan amarahnya saat ini. Hal itu terlihat dari tatapan tajam Elvano dan rahangnya yang mengeras.

Possessive & Dangerous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang