Part 2 Satu Atap

111 7 0
                                    

Setelah malam itu, Nazifa kini akhirnya telah sah menjadi istri dari seorang Elvano. Ia tak punya pilihan lain karena hari itu pihak rumah sakit mendesak agar Nazifa bisa segera mengurus biaya rumah sakit sang ayah agar bisa segera melakukan penanganan. Ini adalah hari ketiga setelah Nazifa resmi menjadi istri Elvano.

Saat ini Nazifa sedang menyiapkan pakaian yang akan Elvano gunakan untuk kerja. Elvano ke luar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diri.

"Pakaian aku udah?" tanya Elvano pada Nazifa.

Nazifa pun mengangguk. Nazifa lalu memberikan pakaian Elvano pada Elvano dan membantu Elvano memakainya.

"Apa ada lagi yang perlu saya lakukan?" tanya Nazifa.

Elvano menggeleng.
"Bawakan tas kerjaku ke ruang makan. Aku akan menyusul," ucap Elvano.

Nazifa pun mengangguk. Ia lalu meraih tas kerja Elvano.

.........

Saat ini mereka sedang berada di meja makan. Nazifa mengambilkan makanan untuk Elvano.

"Pakai sayur?" tanya Nazifa.

"Hmm," balas Elvano.

Setelah itu Nazifa memberikan piring makan Elvano pada Elvano. Mereka pun mulai menikmati sarapan pagi mereka bersama.

Setelah selesai makan, Nazifa mengantar Elvano ke teras rumah. Ia menyalim tangan Elvano dan memberikan tas kerja Elvano.

"Hmm aku mau minta izin," ucap Nazifa dengan ragu.

Elvano yang baru saja akan melangkahkan kakinya meninggalkan teras langsung berhenti melangkah.

"Apa?" tanya Elvano dengan datar.

"Aku mau ke rumah sakit menjenguk ayah. Sudah tiga hari ini aku belum ada ke sana," ucap Nazifa.

"Tidak bisa. Aku tidak mengizinkan kamu pergi ke mana pun tanpa aku. Tetaplah di rumah," ucap Elvano dengan tegas.

Nazifa menunduk.
"Tapi aku ingin melihat kondisi ayah. Aku kangen sama ayah," ucap Nazifa.

Tatapan mata Elvano begitu tajam dan menusuk. Satu tangannya lalu ia letakkan di pundak Nazifa kemudian menekannya dengan kuat membuat Nazifa sedikit meringis karena rasa sakit.

"Dengar, sekarang aku adalah suamimu. Jadi kamu harus menuruti semua perintah yang aku berikan. Aku tidak menerima penolakan atau bantahan apa pun. Jika kamu berani menentang aku, maka jangan salahkan aku jika tiba-tiba aku tidak lagi membiayai pengobatan ayahmu!" tegas Elvano.

Glek!

Nazifa menelan salivanya sendiri dengan susah payah. Ia lalu mengangguk dengan rasa takut.

"I-iya. Aku minta maaf. Aku tidak akan pergi ke rumah sakit," ucap Nazifa.

Sudut bibir Elvano terangkat. Tangannya yang semula berada di pundak Nazifa kini terulur untuk mengusap kepala Nazifa dengan lembut.

"Good girl. Tunggu aku pulang dan jangan melakukan apa pun di rumah ini. Cukup berdiam diri di kamar," ucap Elvano.

"Bolehkah aku memasak kue?" tanya Nazifa sembari mendongakkan kepala menatap Elvano dengan sedikit rasa takut.

Elvano menggeleng.
"Tidak. Aku tidak ingin kamu kelelahan atau terluka karena memasak. Cukup berdiam diri saja di dalam kamar," ucap Elvano.

Nazifa menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Baiklah," ucap Nazifa pasrah.

"Masuklah," ucap Elvano.

Nazifa lalu memutar badannya dan masuk ke dalam rumah. Setelah itu Elvano pun memasuki mobilnya dan meninggalkan rumah.

............

Possessive & Dangerous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang