Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti ke hari. Rotasi yang cukup cepat untuk bulan ini berlalu. Wise merasa baru kemarin dia membuat pembukuan namun sekarang sudah di pusingkan kembali dengan hal yang sama.
"Wise, jangan lupa nanti kita ada janji sama tuan Vee," suara itu terdengar dari balik pintu, memunculkan Edward yang masuk setelahnya.
Soal kerjasama itu, cafe mereka berjalan dengan stabil. Kenaikan penjualan barang konsumsi mereka hanya berbeda sekian persen dari penjualan biasanya. Ini tidak bisa di katakan hal buruk. Sedikit kenaikan adalah hal yang lebih baik di ambil daripada penurunan penjualan.
"Iya, tuan Vee udah ngingetin gue kemarin." Sontak perkataan Wise menimbulkan wajah melongo dari Edward yang tidak bisa di jelaskan mengapa.
"Lo udah akrab sama Tuan Vee? Mau-maunya dia ngingetin Lo soal beginian?" Tanyanya sedikit menghakimi.
"Bukan njing, orang kemaren kita ga sengaja ketemu di mall. Biasalah basa basi,"Edward mengangguk dan setelahnya pergi.
.
Seperti yang telah mereka rencanakan. Pertemuan kali ini tetap di Ganda Coffee. Tuan Vee bilang dia ingin melihat langsung keadaan cafe di siang hari.
"Hanya itu kira-kira yang saya ingin sampaikan," Wise telah selesai mempresentasikan apa yang berusaha ia garap tadi pagi.
Tuan Vee mengangguk dan memandang laptop di depannya setelah sedari tadi memandang sang presenter, "Baik tuan Wise dan juga tuan Edward, keadaan cafe kalian cukup baik. Kami sebagai investor merasa ini cukup, tetapi jika kalian lebih mengembangkan beberapa poin yang di rasa belum maksimal itu lebih akan memuaskan kami," ucap tuan Vee sambil memilah beberapa poin yang ia sempat tandai tadi.
"Saya tidak memaksa, tetapi penghasilan yang lebih banyak, siapa yang tidak menginginkannya, bukan?" Katanya sambil menatap keduanya secara bergantian sambil tersenyum.
Setelahnya pertemuan itu berakhir. Tuan Vee pamit undur diri dan segera pergi setelah menyalami keduanya.
"Di kata jualan gratis apa," Edward sedikit kesal. Dalam kontrak yang mereka tawarkan, penjualan yang tercatat kali ini sudah lebih dari yang tertulis. Tapi kenapa dia masih terlihat tidak puas? Benar benar membuat beban pikiran.
Merasa yang di ajak bicara tak menanggapi, Edward menyenggol sang partner kerjanya. "Woy!"
"Eh?" Sedang bengong ternyata.
"Ck" Edward berdecak lalu mulai berdiri.
"Mau kemana?" Tanya Wise.
"Kita ada latihan dodol."
Ah sepertinya otak Wise lebih terbebani bahkan terguncang setelah meeting kali ini.
Mereka berdua mengambil barang masing-masing lalu mulai keluar dari cafe setelah berpamitan pada salah satu pegawai. Menuju motor mereka yang memiliki merek yang sama namun berbeda warna.
Ini hampir sepuluh menit setelah pertemuan tadi terlaksana, tapi oh lihatlah! Seseorang yang membuat Edward sedikit kesal tadi masih berdiri di halaman cafe mereka.
"Kak aku kemungkinan terlambat karena ini, ini salahmu!" Samar samar mereka dengar pria itu mengeluh pada ponselnya.
"Aku tadi udah bilang, aku naik motor aja udah lebih dari cukup. Kenapa malah minta aku naik mobil," dan beberapa kali keluhan lagi setelahnya.
Saat mereka mengira panggilan sudah berakhir, keduanya memilih menghampiri tuan Vee, mungkin ada sesuatu yang bisa ia bantu, pikir Wise.
"Ada yang salah tuan Vee?" Ucap pertama saat ketiganya berdekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Getting Married
RomanceDengan segala hormat saya ketik kata demi kata merangkai menjadi sebuah kalimat panjang yang berakhir menjadi satu bab yang akan di rilis secara bergantian setiap episode nya. Mengenai Kisah dua pria yang sama-sama tak 'cinta' yang pada akhirnya tet...