15. The Effect(2)

1.1K 114 15
                                    

A/N: Guys, lupa kasih tau, untuk chapter 14 & 15, anggap aja latar waktunya masih bulan Desember sebelum natal ya👍🤙

♡Karma♡

Cerita ini bersifat FIKTIF(tidak nyata), sekali lagi FIKTIF! Cerita ini tidak bermaksud untuk menghina sebuah negara, organisasi, atau pihak apapun! Bila tidak suka boleh meninggalkan cerita, tidak perlu memancing keributan! Bila ada kata yang membuat sakit hati, saya memohon maaf sebesar-besarnya. Sekian terima kasih, Enjoy✨️

"Please take a seat"

Indonesia mempersilakan tamu untuk duduk lalu duduk di kursinya setelah semua sudah duduk.

"Huaaa~ it has been so long i visited this office, it got more tidier. Did you remove the furniture?" Tanya sang wanita.

"Nope, i just finished some work" Jawab Indonesia.

"Ah... n-no wonder you look a little tired~"

"It's my fault anyway, Madam Belarus"

Tiba-tiba suasananya menjadi hening. Semuanya terlihat terkejut, padahal ini sudah lumayan sering terjadi. Indonesia sekarang lebih sedikit formal dibandingkam dulunya, sekarang ia suka memanggil personifikasi mister atau madam, yang pasti belum bisa diadaptasikan oleh personifikasi lainnya.

"YES, YES~! I WOULD LOVE TO BE YOUR WIFE~!♡" Seru Belarus, wanita itu gembira.

Indonesia menjadi tersontak, terutama kedua figur pria yang sedang duduk.

"I will cook everything you like~ i will buy anything for you and also take care of you very well~ and i will treat you every night with aallll my love~!♡" Lanjut Belarus dengan hati berdegup kencang sambil menggenggam kedua tangan Indonesia.

Perasaan Indonesia menjadi campur aduk; antara malu, takut, kesal, dan senang. Indonesia pun berusaha menetralkan emosinya.

"Respectfully... are you alright, ma'am?" Tanya Indonesia khawatir.

"Positive! 100%!" Jawab Belarus lantang.

"Positive what? AIDS?" Bingung Indonesia. "NO! I'm alright 100% silly~!" Belarus pun mencubit pipi Indonesia.

"So, what's the problem, Mister UN?" Indonesia mengembalikan topik utama, tidak peduli dengan pipinya yang mulai memerah karena dicubit.

Sang figur bersayap langsung duduk tegap dan menetralkan tenggorokannya, tetapi pipinya yang memerah tidak bisa disembunyikan.

"As you can see, Indonesia, i came here to see the progress of your work and your improvement as well." Ucap UN dengan berkarisma.

Indonesia hening lalu memandang UN dengan kesal. "Just for that?" Tanya Indonesia muak.

"Uh, yeah? It's yearly routine?" Jawab UN bingung.

"Ha? Wait, there is something like that here? Or is it just..." Curiga Indonesia.

"Yes, it is. It is actually something at here, though not everyone was chec–"

"I KNEW IT, DOWN BAD, MISTER UN!!!"

Tapi mau bagaimana pun sikap Indonesia, pada akhirnya, Indonesia tetaplah Indonesia. Indonesia menunjuk UN dengan agresif, membuat yang ditunjuk makin kebingungan.

"W-what do you–"

"Just say you wanted to see me, face to face~ you're bored and sad because you rarely saw my face and can only listen to report of me from your subordinate! The last time we ever met each other is when the last world meeting, not even a discussion between us lasted long! So in conclusion, you missed me~!" Simpul Indonesia dengan lantang dan percaya diri.

UN mencoba menenangkan Indonesia yang sedang dalam mode narsisnya. UN pun menyerah dan menghela nafas dengan pipi merah padam. "Yes, t-that's true..." Jawaban UN langsung membuat Indonesia merasakan kemenangan.

Tiba-tiba Indonesia tersadar dari sifat narsistiknya. Indonesia pun meneguk ludah. "I-i see... sorry, Mister UN" Ucap Indonesia gugup.

UN pun menatap wajah Indonesia dengan senyuman. "Apologies accepted~ now..." UN mengambil kacamata bacanya dan langsung memakainya. Ia pun mengulurkan tangannya, bawahannya langsung datang dan meletakkan selembar kertas laporan Indonesia di tangannya.

"Let's do the actual work~!" UN tersenyum ke hadapan Indonesia lalu membaca lembar kerja Indonesia.

"Suprisingly you've done a lot of these stack. Russia, please help me bring these doc– Rus‐" UN pun melihat ke sempingnya dan mendapati Russia mengobrol dengan Indonesia dan Belarus. Mereka terlihat bersenang-senang dengan apa yang mereka diskusikan.

UN pun menghela nafas. Ia pun menyuruh bawahan lainnya untuk membawa dokumen Indonesia.

Tapi rasanya diskusi mereka sangat lama, UN pun memanggil Russia lagi. "Russia." tidak disahut. "Russia." UN pun berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Belarus dan Russia lalu menepuk kedua bahu mereka.

"Help or get out" Perintah UN.

"This is not your office tho..." Russia menyangkal. "That's true!" Dukung Belarus. UN hanya bisa tersenyum hingga Indonesia mengisyaratkannya untuk mengeluarkan mereka saja dari ruangannya, pengap euy.

Russia dan Belarus pun diusir dari ruangan Indonesia.

"OI, WHAT THE FUCK!?" Marah Russia. "YEAH, MIND YOUR OWN BUSINESS, UN!" Belarus ikut kesal.

UN menepuk kedua tangannya lalu kembali duduk dan membaca lembar kerja Indonesia. Indonesia, sang dalang cuma bisa terdiam mendengar kemarahan kedua saudara dengan marga Soviet tsb. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya kalau mereka menyadari itu ulahnya.

"Don't worry, i'll be the one who responsible for that" Ucap UN tiba-tiba yang membuat Indonesia tertegun.

Indonesia pun berdiri dari duduknya lalu mendekati UN dengan perlahan. UN pun menyadarinya, tapi ia pura-pura tidak mengetahuinya. Indonesia sekarang berdiri tepat di samping UN. Ia memberikan selembar kertas yang sudah ia selesai kerjakan. "Thank you, Sir" Ucap Indonesia.

UN menoleh ke hadapan Indonesia, lalu tersenyum. "Hehe, your welcome~" UN pun mengelus kepala Indonesia lalu mengambil lembar kerjanya. Indonesia kembali terdiam, dia tidak bisa membayangkan bagaimana UN nanti.

"A‐"

BRAAK

"AH TOLOL! ... Astaughfirullah..." Kaget Indonesia.

UN pun melihat pelakunya. Untungnya bukan Russia, melainkan Tuan of The Black Country, Britain.

"Oh, Good God" Britain menyentuh dadanya. "What now, Britain?" Kesal UN.

Britain pun memandang UN dengan remeh. "Taking a chance, huh? Huft~ None of your business, UN. I came here just to meet Indonesia" Jawab Britain sambil memperbaiki topinya.

"What is it, Mister Britain?" Tanya Indonesia yang sudah menenangkan emosinya.

Britain pun menghampiri Indonesia lalu memberikan surat undangan. "Please come to my Christmas night party..." Ajak Britain dengan memelas. Indonesia pun mengambil surat undangan tsb.

Pesta malam natal? Mau aja sih, karena makanannya pasti enak. Tapi aku males banget bruh, mana nih kakek depan gw pakai memelas lagi, sok imut jir. Datang aja deh, biar ngeskip pekerjaan.

"Alright, Mister Britain" Terima Indonesia membuat Britain tersenyum gembira. Britain pun menarik tangan Indonesia lalu mencium punggung tangan Indo. "You don't need to, Sir" Pinta Indonesia malu. "As my gratitude~♡" Bantah Britain lalu mencium punggung tangan Indonesia sekali lagi.

UN tidak tahan melihat pemandangan itu, langsung mengusir Britain keluar dari ruangan Indonesia. UN pun menepuk kedua tangannya. "Uh, thank you again, Sir, lol." Ucap Indonesia. UN menarik tangan Indonesia dan membersihkan bekas bibir Britain di punggung tangan Indo.

"Don't let wierd guys touch you, understand?" Oceh UN menatap Indonesia.

"Yes, Sir. Thank you twice, Sir" Sahut Indonesia.

-Nyotterz(Rabu, 22/02/23)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

♡Karma♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang