OO1

606 92 24
                                    

Jisung menatap Jaemin dengan tatapan kosong, dirinya masih shock dengan kenyataan bahwa Jaemin adalah wali kelasnya.

Jaemin memanggil Jisung dengan tatapan berbeda namun, tidak ada yang menyadari hal itu sama sekali termasuk Jisung yang kini menunduk takut dengan Jaemin.

Mimpi itu masih terus menghantui Jisung, apalagi dalam mimpi itu dia mendesah nikmat dan juga gurunya itu mengeram dengan begitu seksi.

Ah, lupakan mimpi cabul itu. Sungguh Jisung itu masih sangat polos sehingga mimpi seperti itu benar-benar mengejutkan dirinya sendiri.

Jaemin berjalan menuju Jisung yang masih menunduk dan termenung. Jaemin menepuk bahu Jisung membuat pemuda itu tersentak karena terkejut akibat ulah Jaemin.

"Astaga!" Kejut Jisung, menoleh ke samping dan menemukan Jaemin yang tersenyum aneh.

"Kenapa hanya diam dan menunduk?" Tanya Jaemin kepada Jisung.

"Maaf pak," cicit Jisung kepada Jaemin. Jisung kembali menunduk, takut melakukan kontak mata dengan Jaemin.

Jaemin semakin melebarkan senyumannya, moodnya langsung membaik dengan hanya melihat Jisung.

"Tidak masalah, sekarang tolong perkenalkan diri kamu!" Perintah Jaemin.

Jisung menatap mata Jaemin, entah mengapa Jisung merasakan ada hal aneh dari tatapan mata Jaemin.

"Saya Park Jisung," Jisung memperkenalkan diri.

"Baik, Jisung. Tolong setelah kelas selesai datang ke ruangan saya!" Titah Jaemin tidak mau dibantah.

Jisung semakin menatap Jaemin dengan tatapan kebingungan, "Untuk apa ya pak?"

"Saya akan memberikan penyuluhan kepada mu agar kamu lebih menghormati guru-gurumu."

"Memangnya saya melakukan apa ya pak?"

"Kamu mengabaikan saya yang sudah jelas merupakan gurumu, saya jadi curiga kamu selalu mengabaikan guru-guru mu yang lain. Oleh karena itu, saya ingin memberikan kamu nasehat tetapi kalau kamu tidak ingin maka saya akan mengajukan protes ke bimbingan konseling," ancam Jaemin yang mampu membuat Jisung tidak bisa berkutik.

Jaemin saat ini terlihat sangat menyeramkan, tatapan matanya tajam ke arah Jisung, tangannya terkepal seperti ingin memukul seseorang. Hal itu tidak luput dari pandangan Jisung yang merasa bingung.

"Baiklah pak, saat bel istirahat nanti, saya akan ke ruangan bapak!"

Jaemin tersenyum puas melihat Jisung yang hanya pasrah. Inilah yang dia inginkan Jisung yang penurut, Jisung yang akan selalu mengikuti apapun yang dia inginkan, Jisung yang hanya pasrah dan selalu menyerahkan segalanya kepada Jaemin.

Jisung hanya menatap Jaemin dengan tatapan aneh, kenapa mood Jaemin dapat berubah dengan sangat cepat?

Tapi apa peduli Jisung? Selama Jaemin tidak menggangunya dan juga tidak mendekati dirinya maka Jisung tidak akan peduli sama sekali. Satu lagi, akan Jisung pastikan bahwa mimpi yang dia alami tidak akan pernah jadi kenyataan. Pokoknya Jisung harus bisa menghindari Jaemin bagaimanapun caranya.

"Kau mengabaikan aku lagi, Jisung?" Marah Jaemin lagi karena Jisung kini kembali termenung memikirkan hal lain.

Jisung tidak boleh melakukan hal itu, selama dirinya ada di sini Jisung harus terus memberikan perhatiannya kepada Jaemin tidak boleh kepada hal lain. Apa lagi pikiran Jisung adalah menjauhi Jaemin. Sial! Hal itu tidak boleh terjadi.

Satu rahasia yang perlu diketahui seluruh dunia, Jaemin memiliki kemampuan untuk membaca pikiran seseorang. Lalu bukankah kemampuan itu harus dipergunakan dengan baik?

Ya, tentu saja dan Jaemin menggunakan kemampuan itu dengan sangatlah baik dengan cara memberikan seluruh keinginan yang terlintas di benak Jisung. Jadi Jaemin tidak perlu susah-susah mencari identitas Jisung, karena Jisung lah yang mengungkapkan identitasnya, tetapi terkadang kekuatan ini agak menyebalkan saat di tempat umum karena banyak orang-orang dengan pikiran yang berbeda-beda membuat Jaemin sulit fokus ke satu titik.

Namun, sekarang Jaemin bisa menguasai kemampuannya dengan baik sehingga dia bisa berfukos hanya kepada pikiran Jisung. Lalu hari ini Jaemin juga sangat senang saat membaca pikiran Jisung. Ternyata Jisung memimpikan dirinya, atau bisa Jaemin katakan ramalan masa depan dimana dia dan Jisung sedang menikmati permainan di pagi hari sebagai seorang suami istri.

Astaga! Betapa indahnya hari ini walaupun sepertinya Jisung tidak senang dengan hal itu dan berniat menjauhi dirinya.

Jisung adalah miliknya sejak pemuda itu berusia delapan tahun hingga kini pemuda itu berusia tujuh belas tahun. Jaemin tidak akan membiarkan Jisung yang sudah lama dinanti-nantinya, pergi begitu saja.

Sembilan  tahun bukanlah waktu yang singkat.

ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang