[ BOYSLOVE ] TEACHER

prolog.

Perkenalkan nama saya Kalindra mahesa , orang-orang biasa manggil saya Indra, saya berprofesi sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Swasta , sekolah yang lumayan elit, setahu saya hanya murid-murid kaya dan berprestasi yang bisa masuk ke sekolah ini, nama sekolah tempat saya bekerja adalah lintang high school .

Hari pertama di bulan ke 4 saya mengajar di sini, saya belum faham betul tentang sekolah ini dan para karakter murid yang saya ajar,

Tapi tidak menutup kemungkinan kalau saya tidak hafal murid-murid yang cukup populer disini.

Dan yah seperti yang saya lihat sekarang, berdiri di depan saya, pas sekali di depan pintu masuk kelas yang akan saya ajar sekarang di jam pelajaran ke 5.

"Ada apa Zegara? Ada yang bisa saya bantu?"

Murid tinggi yang berdiri menjulang di depan saya ini bernama Jendral Zegara, murid kelas 11 yang entah kenapa dia begitu tinggi di usia dia yang masih 17 tahun, dengan perawakan yang lumayan berisi, saya tahu dia adalah kapten basket sekaligus ketua osis di sekolah ini. Sebagai seorang kapten basket tentu membuat badan dia semakin tinggi berkat latihan rutin.

"Malam ini malam minggu yah?" Aneh betul budak ini, saya bertanya malah dia balik nanya, dan aneh nya lagi pertanyaan yang barusan dia lontarkan ga nyambung sekali.

"Iya , malam ini malam minggu ," jawab saya terpaksa menanggapi pertanyaan dia.

" ok. Malam ini saya ke rumah bapak jam 7 malam, " jawab dia dengan senyum ceria nya.

-.....- saya hanya pasang raut tak faham.

" mau ngapain kamu? Setahu saya , saya gada urusan sama kamu nanti malam,"

Dia hanya menggeleng sebentar dengan wajah yang masih tersenyum manis.

"Saya mau ngajak bapak kencan nanti malam, jadi siap-siap jam 7 yah, dandan yang cantik,"

Dengan nada lembut dia mengatakan itu dan tangan dia yang mengusak rambut saya, kemudian pergi memasuki kelas , kembali duduk ke tempat dia dan jangan lupakan kita masih di depan pintu kelas yang akan saya ajar, dan apa lagi? Tentu saja murid-murid di kelas memandangi kami bingung, apa mereka dengar? Tidak. Mati saya.

Bersambung....