1.

192 11 0
                                    

Tap bintang dulu ya sayang.

Hari ini saya lagi malas banget buat ngajar, bukan apa-apa sih, ini karena saya harus ngajar kelas yang sebagian murid nya pada bandel-bandel.

Moga aja saya ga darah tinggi.

Saat masuk ke dalam kelas aura nya aja sudah suram, entah kenapa?

"Pagi semua," sapa saya saat memasuki kelas.

"Pagi pak," jawab mereka serempak.

Mata saya ga semgaja nangkap satu siswa yang duduk di pojokan masih asik menelengkupkan kepala nya di meja.

Saya sangat faham sekali siapa siswa yang sudah berani tidur di jam pertama.

"Bagas, kalau mau melanjutkan tidur silahkan keluar dari kelas saya, saya tidak suka ada murid pemalas di saat pelajaran saya,"

Bagas yang mendengar teriakan saya langsung bangkit dan berjalan keluar kelas.

Sungguh anak ini susah sekali diatur, saya ga tahan lagi sama sikap dia.

"Kalian lanjutkan kerjakan soal lks halaman 21 yah, bapak akan keluar sebentar,"

Entah angin darimana saya malah keluar dan mengikuti kemana Bagas pergi, setelah saya ikuti ternyata dia berjalan ka arah halaman belakang,

Merokok?

Saya benci seorang pelajar yang merokok.

"Bagas," Saya lihat dia berbalik dan melirik saya sebentar kemudian kembali berbalik untuk merokok.

"Siswa dilarang merokok di area sekolah,"

"Terus?" Dia tersenyum miring dan berjalan mendekati saya.

Saya yang geram akhirnya menarik batang rokok yang sedang Bagas hisap, kemudian melempar nya ke tanah dan menginjak rokok itu hingga padam.

"Beraninya ," dia menatap tajam saya kemudian meremat kedua bahu saya dengan tangan berototnya dengan kuat, sakit banget, tangan dia yang besar itu seperti akan meremukan bahu saya.

Tapi saya berusaha tenang dan kembali menatap dia tajam.

"Kenapa? Kamu mau apa hah? Ingat saya guru kamu, dan kamu masih anak-anak yang harus patuh kepada orang yang lebih tua,"

"Guru yah?" Saya lihat dia tersenyum remeh kemudian kembali melanjutkan ucapanmya.

"Anda lebih cocok jadi istri saya ketimbang guru saya," Cengkraman dia pada bahu saya terlepas kemudian berjalan pergi.. tapi pada langkah ketiga dia kembali berbalik.

"Jangan lupa nanti malam pak, sebagai guru les private di hari pertama, anda nggak boleh sampai terlambat, atau saya bakal ngasih anda hukuman, " Dia tersenyum remeh kemudian berjalan pergi meninggalkam saya dengan perasaan campur aduk.

Benar-benar, kaya nya saya bakal terjebak sama berandalan ini.

ok, lebih baik saya kembali ke kelas , lupakan dulu tentang Bagas.

Dengan jalan yang lumayan tergesa, saya ga sengaja ketemu sama ketua osis di koridor.

Kita berpapasan dalam arah yabg berlawanan, saya lihat dia tersenyum manis saat ngelihat saya.

Lihat! Kenapa bocah satu ini begitu tampan dengan senyum khas nya?.

"Pak indra, " dia menyapa saya dengan ramah nya .

"Zegara? Ada apa?"

Saya lihat dia mengeluarkam sesuatu dari balik badan nya dan menyodorkan sebuah paper bag coklat ke arah saya.

[ BOYSLOVE ] TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang