Chapter two

553 32 1
                                    

1 week later

“Minju? Maksud mu Jeon Minju? Yeoja sok dingin dan sok pintar itu?”

“Dia yang sering mengeksekusi teman-teman kita! Sok berkuasa sekali dia!”

“Apa? Ada yang ingin berteman dengannya? Ck, Minju tak pantas memiliki teman”

“Memangnya ada yang menyukai Minju? Dia jelek”

“Bukankah dia sangat dingin? Bagaimana bisa dia ingin berteman?”

“Ck, dia hanya ingin mendapat perhatian”

“Aku dengar Kim Jongin menyukainya”

Minju menatap benci pada temannya itu, mereka selalu membicarakan Minju. Mereka—yang membicarakan Minju—mendapati  Minju sedang menatap mereka benci. Dengan perasaan ketakutan, mereka mulai mencoba kabur dan sayangnya mereka terhenti karena suara Minju yang sangat menakutkan.

“Kalian kembali duduk”

Minju menunjuk teman-temannya dan mengarahkan telunjuknya untuk duduk di depan Minju. Mereka dengan posisi menunduk berjalan menghampiri Minju dan duduk di depannya. “Hey! Park Chanyeol, Kim Jisoo dan Nam Taehyun ingin dieksekusi!” teriak seorang namja dari luar kelas.

Minju menatap sinis ketiga orang temannya itu. Tatapannya benar-benar tajam seakan ingin membunuh. “Apa yang kalian bicarakan tadi?” Tanya Minju dengan nada yang sangat dingin. Beberapa dari mereka bergetar ketakutan, tak menyangka akan tertangkap basah oleh Jeon Minju.

“Jawab aku,” ucap Minju pelan. Jisoo yang baru pertama kali dieksekusi oleh Minju, sangat bergetar dan ketakutan. Suara dingin dari Jeon Minju yang sangat pelan terdengar sangat keras di telinga Jisoo. Kaki dan tangan Jisoo bergemetar hebat, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Minju memutar bola matanya “Aku bilang jawab aku!” ucap Minju sambil menggebrak meja. Mereka terkejut akan perbuatan Minju, termasuk Jongin yang sedari tadi berdiri di sudut kelas sambil meminum minumannya.

“Mi..mianhae.. mianhae Minju-ssi” jawab Kim Jisoo.

“Ck, bodoh sekali kalian.” Minju kembali memutar bola matanya dan bersedekap. Ia menatap Jisoo dengan kesal lalu memanggilnya. “Kim Jisoo,”

Yeoja yang namanya disebutkan itu pun semakin bergemetar dan tak berani menatap Minju. Hingga akhirnya Minju menghampiri Jisoo dan mengangkat dagu gadis itu dengan telunjuknya. Memaksa gadis yang berstatus sekretaris kelas itu menatapnya, “Jisoo-ya.. kau dengar perkataanku?” Tanya Minju.

“N..ne” jawab Jisoo.

Jisoo pun memejamkan matanya, mencoba menghindari tatapan seram Minju. “Jisoo-ya.. Apa yang kau katakan tadi, hm?” Tanya Minju yang berhasil membuat bulu kuduk Jisoo berdiri.

“A..ani” jawab Jisoo kembali menunduk dan membuka matanya.

Minju berdecak, “Jinjja? Lalu apa yang kau maksud dengan aku ingin mendapat perhatian? Kalau aku memang ingin mendapat perhatian dari kalian, bagaimana? Apakah ada urusannya dengan kalian?” Tanya Minju kembali.

Jisoo yang benar-benar ketakutan hanya menatap lantai dan menahan air mata ketakutan yang akan jatuh di pipinya, “Mi..mian..mianhae” jawab Jisoo.

“Maaf? Ck. Kau hanya berani mengejekku di belakang, ya?”

“A..ani”

“Hah, sekarang coba kau tunjukkan bagaimana ekspresimu ketika kau mengejekku tadi di hadapan teman-temanmu, cepat!”

Love DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang