Chapter three

417 24 0
                                    

"Jongin-ah.." panggil Minju. Jongin yang sedari tadi hanya memainkan ponselnya kini beralih pandang pada Minju.

"Wae?" Jawab Jongin. Minju terlihat gugup dan memainkan jari-jarinya. Ya, Minju yang biasanya dingin tak berekspresi, kini terpancar sebuah ketakutan di wajahnya. Sorot matanya pun berubah menjadi sebuah kegugupan.

Minju masih tergugup malu dan tertunduk, Jongin pun bingung akan sikap Minju yang berubah drastis. Bahkan beberapa anak yang melihatnya sangat terkejut, ini kali pertama mereka melihat Minju bertingkah seperti ini.

"Minju-ah.. wae geurae?" Tanya Jongin lagi sambil menatap mata Minju. Sementara Minju menghela napas dan mendongakkan kepalanya. "Haruskah aku meminta maaf pada Jisoo, Chanyeol dan Taehyun?" Tanya Minju.

“Kau merasa bersalah, hm?”

“Sedikit”

“Kalau begitu tunggu sampai mereka menyadari kesalahan mereka. Kalau mereka tidak kunjung sadar kau harus meminta maaf. Dan ingat, jangan pernah merasa kau tidak pantas untuk berminta maaf kepada mereka karena mereka yang salah. Itu adalah pikiran seorang pengecut, kau tau?”

“Ya, aku tau”

"Ne. Ah Minju-ah.. maukah kau berjalan-jalan denganku? Sudahku pastikan kalau tempat ini akan sepi dan sunyi. Bagaimana?"

Minju terbelalak, sorot mata yang khawatir itu kini berubah menjadi keceriaan walaupun dia sama sekali tidak tersenyum. "Boleh" jawabnya.

"Ya! Kalian mirip! Apakah kalian anak kembar?" Sahut Ah Young dari luar.

"Ani" jawab Minju dan Jongin bersamaan.

"Tapi kalian sangat mirip!"

"Berisik!" Sahut Minju.

Seketika Ah Young pun tergagap dan lebih memilih kabur agar tidak terkena amarah Minju. "Minju-ah, kau belum menjawab pertanyaanku" lanjut Jongin.

"Pertanyaan? Bukannya sudah?"

"Bukan yang ini, tapi yang kemarin"

"Yang mana?"

"Kau ini yeoja atau namja?"

"Ya!!" Minju mendaratkan jitakannya di kepala Jongin. Melihat ekspresi Jongin yang seperti ini rasanya ingin sekali tertawa, tapi tidak, citranya sebagai orang yang dingin akan hancur kalau dia tertawa.

"Suka banget sih menjitak kepala orang" ucap Jongin sambil mengusap-usap kepalanya.

Jepret!

Seketika Minju dan Jongin melihat kearah sumber suara yang berasal dari luar kelas. Minju dan Jongin pun sempat bertukar pandangan dan langsung berlari keluar kelas. Dilihatnya satu-satu murid yang berjalan melewati koridornya, tidak ada satu pun yang membawa kamera. Minju dan Jongin pun bingung dengan apa yang terjadi.

Seketika terbesit di benak Minju percakapan eommanya dengan seseorang, "Sepertinya aku tau orang itu" ucap Minju sambil menarik tangan Jongin kembali kedalam kelas.

"Kau mengetahuinya? Apa kau tadi melihatnya?" Jawab Jongin setelah mereka duduk kembali. Minju mengangguk, "Aniyo. Eommaku dan seseorang berbicara tentang kedekatanku denganmu semalam. Namja itu bilang kalau dia menyuruh eommaku untuk menyuruh seseorang mengawasi kita"

"Maksudmu? Tunggu, aku tidak mengerti"

"Aku juga"

Mereka pun berpikir keras akan perkataan Minju dan seseorang yang mengambil gambar Minju dan Jongin tadi. "Ah sudahlah, tidak usah dipikirkan" ucap Jongin.

.

.

.

"Bagaimana menurutmu? Indah bukan?" Ucap Jongin pada Minju. Minju yang melihatnya kini tersenyum bahagia. Sorot mata dingin, tanpa ekspresi, tak peduli akan sesama kini berubah menjadi sorot mata yang hangat, senang dan bahagia.

Love DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang