Chapter one

972 37 0
                                    

Author POV

Minju berjalan santai kearah sekolahnya, menikmati jalanan kota Seoul yang masih sepi akan kendaraan. Minju sangat menyukai pemandangan Seoul di pagi hari seperti ini. Baginya, pagi hari itu lebih indah dibandingkan senja.

Minju adalah yeoja yang pendiam dan dingin. Dia tidak suka bergaul karena karena sejak kecil dia selalu di khianati oleh teman-temannya. Minju lebih suka menyendiri atau menyibukkan diri sendiri dibandingkan berjalan-berjalan bersama teman-temannya.

Sejak ia menginjak umur 5 tahun, ia sudah tidak dapat merasakan kasih sayang dari seorang appa. Kedua orangtua Minju bercerai karena appa berselingkuh dan menikahi seorang yeoja kaya. Minju pun diam-diam merasakan dendam kepada appanya dan tak akan pernah mau bertemu atau bahkan mengetahui appanya itu.

“Eonni..” panggil seorang anak kecil di samping Minju.

“Eh? Ah, iya ada apa adik kecil?” jawab Minju pada anak kecil itu dan berjongkok di depannya.

“Eonni-ya.. bisakah kau bantu aku menyebrang? Eommaku ada disana”

“Baiklah”

Minju pun menggenggam tangan anak kecil itu erat. Mereka mulai berjalan menyebrangi jalanan kota Seoul yang cukup besar. Yeoja kecil itu terlihat sangat ketakutan ketika menyebrangi jalanan kota Seoul.

“Eonni-ya.. kamsahamnida” ucap yeoja kecil itu sesampainya di seberang jalan. Minju pun hanya tersenyum dan memperhatikkan anak itu berlari menuju eommanya.

Minju kembali berjalan menuju arah sekolahnya. Kini, senyuman itu sudah hilang, hanya terlihat sorot mata yang dingin dan ekspresi wajah datarnya. Minju berjalan menuju kelasnya di lantai 2. Sesampainya disana, terlihat banyak siswi mengerumuni kelasnya. Dengan sekali tatapan, siswi-siswi itu mulai membelah jalan dan memberikan jalan pada Minju.

Minju berjalan kedalam kelasnya dan mendapati seorang murid baru disana. Minju hanya bisa menatap namja itu dingin karena ketidak sukaannya pada namja itu. Namja itu terlihat sok keren dengan kulit coklatnya. Sialnya, Minju yang tadinya duduk sendiri kini menjadi sebangku bersama namja itu.

Minju pun meletakkan tasnya dan beranjak duduk di sebelah namja itu. Mengeluarkan beberapa buku untuk ia pelajari karena ada ulangan pada jam pertama. Namja yang berada di sebelah Minju hanya menatapnya bingung mengapa ia tak seperti yeoja lainnya, berteriak-teriak histeris akan kehadirannya.

Ketika Minju sedang membaca bukunya, teriakan-teriakan yeoja itu semakin keras karena melihat Minju dapat dengan santainya duduk di sebelah siswa baru itu. Minju pun terganggu dengan teriakan-teriakan tidak penting itu, dan langsung menatap dingin yeoja yang berada di paling depan, dan mengisyaratkan untuk pergi. 

Yeoja-yeoja itu kini terdiam ditempatnya dan sama sekali tidak mengeluarkan suara. Mereka takut untuk mengeluarkan suara mereka lagi karena Minju. Ya, Minju adalah siswi yang paling ditakuti di sekolah. Minju selalu mengeluarkan kalimat-kalimat kasar jika dia sudah kesal.

Kini, dengan tenang Minju dapat belajar tanpa teriakan-teriakan histeris oleh siswi-siswi tidak berguna itu. Seketika, Minju merasa risih karena seseorang sedang menatapnya. Dengan pasti Minju menoleh kearah namja di sebelahnya dengan tatapan tenang “Wae?” ucap Minju.

“Ani. Aku hanya bingung” jawab namja itu. Minju pun langsung mengalihkan pandangannya menuju buku dihadapannya lagi. Tak memperdulikan bisikan teman-temannya yang terkejut akan sorot mata Minju yang seketika berubah.

“Ah, boleh aku tau namamu? Aku Jongin, Kim Jongin.” ucap namja yang bernama Jongin itu. Minju yang masih menatap bukunya itu hanya merutuki dirinya kenapa bisa ia sebangku dengan namja sok keren ini. “Ne, aku Jeon Minju.” Jawab Minju singkat.

Love DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang