Part 15

2.7K 74 12
                                    


(Extra Part POV Aliya)



Aku buru-buru keluar dari dalam Taxi yang aku tumpangi sembari memberikan ongkos pada supir Taxi, dan meminta dia mengambil kembaliannya. Aku terpaksa izin pulang, setelah Mbok Nah orang yang selama ini menemaniku, memberi kabar kalo Avaro sakit, aku sudah meminta Mbok Nah untuk bersiap-siap, karena aku akan membawa Avaro ke Dokter.


Sudah dari semalam Avaro panas, dan aku sempat memberikannya obat, panasnya kembali turun, aku pikir hari ini dia sudah sehat, karena tadi pagi saat aku akan pergi kerja Avaro sudah tidak panas lagi.


Aku menatap tak percaya. Dengan apa yang aku lihat, di sana aku melihat orang yang selama ini aku hindari, bahkan aku mencoba pergi sejauh mungkin darinya kini sedang berbicara dengan Mbok Nah. Aku berdiri bagai patung, sulit untuk bergerak, sekedar untuk pergi dari sini, karena aku terlambat menghindar, saat ini dia sedang berdiri menghadap kearahku, menatap dengan tatapan yang sulit aku artikan.


Tanpa aku sadari kini dia sudah berdiri di hadapanku, aku hanya diam, lidahku seakan kelu, padahal aku ingin berkata padanya, untuk pergi jauh dan tak usah menggangguku lagi.


Dia terlihat berbeda, tubuhnya kurus dan juga pemampilannya yang berantakan, ini seperti bukan Erfan yang aku kenal, apa semua karena diriku ?

Tiba-tiba saja dia berlutut di hadapanku, kepalanya tertunduk, terlihat pasrah andai aku akan melakukan apapun padanya.


"Bee....!!!,'' setelah cukup lama kami membisu, dan aku mendengar dia memanggil namaku, ''maaf, maaf, maaf...!!!.'' Katanya aku melihat badannya terguncang  menahan tangisnya.


"Pergilah...!!.'' Kataku pada akhirnya, entahlah hatiku masih terasa sakit, andai mengingat semua yang telah dia lakukan padaku.


"Bee, ak-..." kata-katanya terpotong oleh teriakan Mbok Nah,  aku dan dia terkejut saat Mbok Nah berteriak memanggilku, dengan perasaan tak karuan aku berlari masuk kedalam rumah.


"Mbok ! ada apa ?'.'' tanyaku panic


"Mbak Al ! Avaro panasnya tinggi sekali.'' Jawabnya sambil menggendong Avaro yang terkulai lemas , buru-buru aku menempelkan telapak tanganku di dahi Avaro, ternyata benar yang di katakan Mbok Nah, tanpa pikir panjang aku langsung mengambil alih Avaro dari gendongannya.


"Mbok saya pergi dulu, mau bawa Avaro ke Dokter nanti kalo ada apa-apa saya hubungin .'' Kataku sembari  berlari keluar.


Aku melihat dia masih di sana, dengan posisi yang tidak berubah, tidak ada pilihan buatku saat ini, aku harus minta bantuannya untuk mengantarkanku kerumah sakit, sebelum semuanya terlambat,  aku tak ingin terjadi sesuatu pada Avaro, toh sudah tak ada yang perlu aku sembunyikan darinya, cepat atau lambat dia akan tau juga tentang Avaro.


"Fan. Berdirilah....!!,'' tapi dia tetap tak bergeming bahkan tak mau mengangkat kepalanya persis seperti tawanan yang kalah perang,'' Erfan !!! berdiri dan antarkan aku kerumah sakit !!,'' aku benar-benar kesal saat ini dengan sifat keras kepalanya, berjalan melewatinya dan bergegas menuju mobil Erfan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Untuk RaisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang