Ruminasi 2 : 'Buncang'

67 47 15
                                    

Untuk memperlancar jalan cerita, para tokoh akan aku kenalkan di awal. Untuk nama jelas aku samarkan. Dan nama lengkap yang aku sebut dicerita juga karangan. Saya minta maaf jika ada yang memiliki nama tersebut. Saya ambil dari recom nama bayi dan kata bagus di kbbi

Aku = cwo yang ga begitu ganteng muka rata rata ke bawah, ada beberapa bintik bopeng di wajah. Kulit sawo matang TB/BB 165/57

Jajang = cowo yang suka caper di kelas dan tipe tipe orang yang suka celometan, (ber celoteh ga jelas saat guru menjelaskan) heboh, dia juga cowo biasa biasa aja ga begitu tampan namun postur dia sedikit tinggi 174/58 jadi lebih terlihat seperti tiang bendera. Tapi sebenarnya dia orang baik.

David = dia tipe idaman cewe jaman sekarang, dia tinggi, putih, punya pesona badboy, dia terlihat seperti bule. Tatapan dingin. Tas gitar dan gitar yang sering dia bawa, membawa kesan cool bagi cewe ataupun cowo. 176/65 (mantan muna)

Muna = dia cewe cantik berkerudung. Punya mata indah dan senyum manis dengan cekungan sedikit dalam di kedua pipinya (Lesung pipi) memberi kesan 'ini permata' seperti itu dia tergambar di otakku. Dia juga terlihat tinggi sebagai cewe 163/54. (Mantan david)

Dina = cewe mungil 153/46 dengan pipi kanan kiri yang sedikit mengembang (chubby) dan mata sedikit sipit. Cewe dengan kulit putih. Dia juga berkerudung. Dia lebih terlihat manis ketimbang cantik.

Karakter pendukung
Anton, budi, bambang, warto = teman deket tokoh aku (satu circle ber 5)
Udin = pacar tokoh muna
Reina = mantan david & temen sekelasku

Untuk latar terjadi di waktu menjelang kelulusan kisaran januari hingga april dan beberapa hal 'pasca kejadian' dan untuk gambaran bb dan tb sebatas perkiraan kasar.

Menjelang ujian akhir semester yang terakhir, kami para siswa kelas 12 diwajibkan memenuhi tanggungan untuk dapat mengikuti ujian tersebut. Dan kewajiban yang di maksud masalah administrasi. Waktu itu perbulan sekolah masih harus bayar meskipun sekolah negri. Ada batasan untuk menunggak tagihan. Dan mereka yang di luar batasan, akan di persulit mengikuti ujian. Seperti harus berkeliling sebelum ujian mencari beberapa orang untuk mendapat ijin melalui tanda tangan.

Beberapa hari sebelum ujian. Aku dan ke 4 sahabat ku berencana sedari seminggu terakhir untuk membayar tagihan tersebut bebarengan. Di SMK ini sistem pembayaran tidak bisa di lakukan di sekolah. Masuk ke ruang tertentu, antri dan membayar ke salah satu staff. Tidak. Kami di haruskan mentrasfer uang ke rekening sekolah. Sekolah memandu menggunakan cara Ambil blanko pembayaran di sekolah - pergi ke kantor cabang bank nasional - dan hasil sisa blanko di tukarkan ke sekolah sebagai bukti sudah membayar.

Waktu istirahat kedua jam 12,00 - 13,00. Dilanjut praktek. Jam praktek ini sering dimulai ngaret. Ga ngaret juga sih sebenernya. Jam 13.00 siswa di beri tugas. Pukul 14.00 guru datang dan menjelaskan beserta praktek hingga 5 sore. Jadi siswa merasa punya waktu istirahat tambahan hingga jam 2 siang. Siang itu menjelang dhuhur aku dan ke 4 sahabatku ini berencana membayar iuran di istirahat kedua. Tapi di kantor cabang deket rumah warto dan budi. Kurang lebih 8 sampe 10 km dari sekolah. Cukup jauh memang tapi jika memaksa ke kantor cabang bank terdekat dengan jarak 4km dipastikan antri panjang dan akan jauh menguras waktu istirahat. Singkat nya berangkat berlima dengan 3 motor. Sebagai info rumah ku amat dekat dengan sekolah. Tiap hari kulalui jalan kaki. Warto dan budi mereka satu desa namun beda dusun. Desa yang akan kami tuju di sudut timur laut kota. Bambang juga seperti ku namun dia berasal dari luar kota dan tinggal di kost kost an deket sekolah. Sedangkan anton dia tinggal di ujung barat daya. Lebih ke daerah pusat kota karena sekolah ku berada di tepian timur kota ini.

Singkatnya mulai berjalan. Karena jam jam seperti ini memang jam istirahat entah sekolah atau bank. Kami mampir dulu ke rumah budi. Ibu budi sudah hafal dengan kami. Dan ibu budi ini orang yang sangat baik. Tanpa ragu kami di hidangkan es buah. Dengan mangkok bening. Sungguh kombinasi ter epik di cuaca yang panas. Setelah menikmati es dan sedikit berleha leha. Kami pamitan dan lanjut ke kantor cabang bank yang hanya 2 atau 3 km dari rumah budi. Setelah sampai kami mengambil no antrian. Satpam pun paham yang akan kami lakukan jadi dia memberi kami 1 no antrian. Kami menunggu sembari melengkapi isian blanko pembayaran. Saat kami mulai menunggu sambil bercanda, ada 2 orang cewe yang masuk dari pintu bank tersebut. Dia berjalan dan melihat ke arah kami. Dia reflek tersenyum manis. Senyum manis yang seakan aku bisa makan nasi hingga kenyang hanya dengan lauk senyuman itu. Setelah senyum dia duduk di baris paling depan. Aku dan ke 4 teman ku duduk di baris ke tiga. Aku sadar itu senyuman bukan untuk ku. Tapi untuk teman di sebelah ku. Warto. Karena dia juga reflek membalas senyum itu dengan sapa an. Aku masih melihat punggung dia, aku masih sangat penasaran. Siapa dia? Tak lama duduk dia berdiri dan menuju tempat CS di lantai 2. Rupanya dia sudah antri terlebih dahulu sekadar ambil antrian. Dia berdiri menuju tangga. Mata ku masih terhipnotis akan pesonanya.

DE RUMINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang