BAB 1

55.9K 1K 9
                                    

Warning: typo bertebaran

KEN POV
Siang ini ada interview  untuk para peserta yang melamar pekerjaan. Kebetulan hari ini aku tak punya pekerjaan yang harus ku kerjakan, jadi aku bisa memantau para peserta interview  hari ini lewat CCTV.

Mata ku tertuju pada gadis mungil yang terduduk pada kursi yang berada paling akhir, aku melihat ada kegugupan di raut mukanya. Lama aku memperhatikannya, kini ia berdiri mungkin namanya sudah di panggil. Aku segera menghubungi marina staff ku yang menginterview para calon pekerja itu, untuk menerima gadis itu tanpa ada test apapun dan menyuruhnya menghadap ku keruangan ku. Aku segera menurunkan jabatan sekertaris ku dan menggantikan dirinya dengan zamora, kejam memang tapi aku tak perduli yang terpenting keinginan ku terpenuhi.

Aku sedang melihat pemandangan kota jakarta yang ramai akan hiruk pikuk oleh berbagai macam transportasi, tiba-tiba aku mendengar pintu ruangan ku di ketuk . aku menyeringai itu pasti zamora, tanpa berpikir panjang aku mempersilahkan dirinya masuk dan cklek.. pintu terbuka sementara aku masih menghadap ke jendela.

"Permisi Mr.Alexander" panggilannya terdengar seksi di telinga ku. Aku membalik badan dan mendapati sosok gadis mungil dengan kemeja putih dan rok pensil selutut membuat kaki jenjangnya terekspos, dan rambut cokelat indahnya yang di urai. Aku menangkap keterkejutan di mata zamora aku tak tahu penyebabnya.

"Zamora Anggita?"

"Y-yes sir" jawabnya gugup. Mungkin ia merasa terintimidasi dengan tatapan ku, entahlah.. atau ia gugup karena pesonaku?.

"Duduklah" aku mempersilahkan zamora duduk karena aku hanya melihatnya diam berdiri di ambang pintu dan ia menuruti perintah ku.

Setelah kami sama-sama terduduk aku tak berbicara padanya aku hanya menatapnya. Gadis ini telah membangkitkan semacam hasrat liar yang tak pernah aku rasakan dengan gadis-gadis lainnya. Yah aku seorang lelaki normal mempunyai kebutuhan biologis yang harus terpenuhi. Tetapi gairah ini terasa berbeda, dan aku tak mengerti.
Lama aku hanya menatapnya, akhirnya ia yang angkat bicara.

"Sir? Anda.. mau bicara apa memanggil saya?" Tanyanya menatap mata ku membuat jantung ku berdegup kencang. Kenapa aku ini? Aku memang terbiasa dengan para gadis, tetapi dengan zamora.. efek yang tak biasa aku rasakan.

Aku berdehem menetralkan rasa gugup ku. Shit... dengan zamora keadaan berbanding balik biasanya para gadis yang gugup jika berhadapan dengan ku, tetapi ini... arrrgh..

"Saya ingin kamu menjadi sekertaris saya" ucap ku dengan nada arogan dan dingin, sebetulnya itu hanya menutupi rasa gugup ku padanya. Zamora terlihat terkejut dan bingung terpancar jelas di matanya saat aku berkata seperti itu padanya. Ia mengangguk menggigit bibir bawahnya membuat ku menggeram karena baru melihatnya begitu saja sudah membuat libido ku menegang, ini harus dihentikan.

"Oke Mrs. Zamora, mulai besok kamu sudah bisa bekerja, ingat!! Saya tidak mentoleransi orang yang tidak disiplin bekerja" ucap ku sangat dingin dan kaku agar ekspresi muka ku yang terlihat gugup tak terlihat dengannya. Zamora mengangguk mengerti.

"Baik sir, kalau begitu saya permisi dulu" pamitnya seraya berdiri dan ia mengulurkan tangannya pada ku dengan ragu aku membalas uluran tangan nya. Tangannya sangat lembut mungkin akan terasa nikmat bila tangan itu dengan nakal meraba-raba dada bidang ku.

"Terimakasih sir" ucap zamora menyadarkan ku dari lamunan erotis ku. Zamora segera beranjak dari ruangan ku, baru beberapa langkah ia berjalan aku sudah memanggilnya lagi.

"Oh yah zamora?" Ia membalik badan aku melihatnya seperti gerakan slow motion yang membuat ku terpesona.

"Ya sir?"

"Emm.. tolong jangan menggigit bibir bawah mu saat bersama ku, bisa?" Ucap ku tegas karena aku tak rela bibir yang ranum itu di gigit dengan orang lain selain diri ku walaupun itu si empunya nya.

"Bi-bisa sir" jawabnya menunduk berusaha menyembunyikan pipinya yang blushing membuat ku gemas ingin menciumnya. Aku hanya mengangguk dan zamora pergi meninggalkan ruangan ku.

AUTHOR POV
Ternyata benar gosip-gosip yang beredar itu bosnya sangat dingin dan terlihat kejam, zamora saja sangat terintimidasi hanya dengan tatapannya. Tatapannya seperti hewan buas yang mendapatkan mangsanya dan ingin memakannya bulat-bulat.

Zamora tak henti-hentinya mengumbar senyum nya yang membuat para lelaki terpesona akan senyumnya. Yah zamora sangat bahagia karena tak menyangka ia bisa di terima di salah satu perusahaan internasional yang ia impi-impi kan sejak dulu.

Tetapi ada apa dengan wanita yang menatap ku sinis di depan ruangan Mr. Alexander, apa ia yang sebelumnya menjadi sekertaris Mr.Alexander? Lalu ia di gantikan dengan ku makanya ia menatap ku menilai sekaligus mencemooh seperti tadi, batin zamora. Zamora tak mau memikirkannya dulu yang terpenting ia sudah mendapatkan pekerjaan. Zamora tak henti-hentinya mengucap syukur pada tuhan yang telah memberikan dirinya pekerjaan yang layak, tidak. Ini lebih dari layak, ia akan membagi kabar bahagia ini pada adiknya.

"Andini, kakak pulang.." teriak zamora yang tak melihat adiknya di ruang tamu. "Andini..." panggil zamora lagi masih tak mendapat respon apapun. Zamora memeriksa ke semua ruangan tetapi tetap tak menemukan adik nya, apa andini belum pulang sekolah? Tapi tak mungkin ini sudah terlalu siang andini tidak pernah pulang terlambat kalaupun ada tugas dengan teman-temannya pasti ia selalu izin dengan ku walaupun aku tak ada di rumah ia tetap akan menulis surat dan menaruhnya di meja belajar ku tetapi aku tak menemukannya, batin zamora. Zamora khawatir dimana adiknya berada? Zamora gak mau adiknya kenapa-napa, apalagi adiknya yang kondisinya semakin hari semakin terlihat lemah.
Tiba-tiba handphone zamora berbunyi tanda panggilan masuk dari seseorang zamora tak tahu dari siapa karena nomornya di private.

"...."

"Iya saya sendiri, ada apa yah?"

"...." seketika muka zamora pucat pasi dan menitikan air mata mendengarkan ucapan lawan bicaranya di sebrang sana.

"I-iyah saya akan segera kesana" ucap zamora panik dan langsung mematikan handphone nya.
Tanpa berpikir panjang zamora segera meluncur menuju rumah sakit, yah rumah sakit adiknya sedang kritis.

"Aaaaaaa.."

Hayo.. hayo.. itu kenapa yh si zamora teriak? Ada yg tau g?
Voments + coment yap [{}];)
.
See you:* lapenyu

Virgin For Sale With My Boss (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang