part 6

44.3K 710 8
                                    

Silvia sudah berdiri didepan pintu apartement, ia menekan kode apartemennya yang sudah ia hapal diluar kepalanya dan memasukinya.

Didalam masih terlihat sepi. Sepertinya Ken belum datang, batin Silvia.

Sambil menunggu Ken datang Silvia berdandan dengan memakaikan lipstick berwarna merah mencolok yang membuat bibirnya nampak sangat sensual dan memakai lingerie senada dengan warna lipsticknya.

Ken sengaja membeli banyak lingerie untuk mengganti lingerie yang Ken robek setiap kali mereka bercinta. Membayangkan sudah berapa banyak lingerie yang sudah Ken robek setiap kali mereka bercinta membuat hati Silvia melonjak girang.

Silvia suka sikap Ken yang kasar setiap kali mereka bercinta, Ken yang agresif, dan Ken yang arogant. Silvia suka semua yang ada pada dalam diri Ken.

Pintu apartement terbuka menampakkan sosok yang Silvia tunggu-tunggu sejak tadi. Tanpa menunggu lama Silvia menerkam Ken yang ternyata sedang mabuk.

Silvia melumat bibir Ken dengan ganas, menjepit pinggul Ken dengan kedua kakinya.

Ahh.. pantas saja Ken lama sekali ternyata ia habis mabuk, batin Silvia.

Ken yang diterkam seperti itu dengan senang hati membalasnya dengan kasar, tangannya bergerilya dibahu Silvia merobek lingerienya dengan tidak sabar. Silvia menyeringai senang, Silvia sangat suka saat Ken merobek lingerienya dengan kasar.

Ken membawa Silvia kedalam kamar tanpa melepaskan pagutannya, membanting tubuh Silvia keranjang dan menindihinya.

Tangan Silvia dengan telaten membuka kancing kemeja Ken satu persatu, setelah itu Silvia melepaskan ikat pinggang Ken dan membuka resleting celana Ken. Bibir Ken bergerilya dileher jenjang Silvia dan turun kedada Silvia, ken melumatnya dengan rakus, sementara tangan satunya memainkan payudara Silvia yang satunya.

Silvia sudah berhasil menanggalkan celana Ken hingga tersisa boxernya, dengan tidak sabar Silvia membukanya.

Dengan satu hentakan Ken memasuki kejantanannya kedalam milik Silvia.

Entah kenapa tiba-tiba bayangan wajah Zamora muncul dipikiran Ken, yang menatapnya dengan sensual.

"Ooh.. fuck ahh kauhh.. sangathh.. sempithh.. Zamora ahhh..." hati Silvia tertohok saat mendengar Ken menyebut nama perempuan lain saat sedang bercinta dengannya.

"Zamora, ohh.."

Okay enough is enough ini sudah keterlaluan, desis Silvia dalam hati.

Dengan sisa tenaganya Silvia mendorong Ken, hingga Ken hampir terjungkal kebelakang. Ken yang didorong seperti itu menatap Silvia bingung.

"Kau bercinta denganku tetapi kau menyebut nama wanita lain, itu menyakitiku Ken" ucap Silvia lirih menatap Ken dengan penuh kekecewaan.

Seketika tubuh Ken menegang, Ken baru sadar sepenuhnya bukan Zamora yang bercinta dengannya.
Ken menatap Silvia yang sedang menatpnya sedih, perasaan bersalah langsung mendera Ken. Ken mendekati Silvia dan menariknya kedalam pelukannya.

"Maafkan aku, Silvia" dengan lembut Silvia melepas pelukan Ken.

"Sudahlah, Ken" Silvia turun dari ranjang dan berjalan kekamar mandi.

Ken menatap nanar punggung kecil Silvia, ia benar-benar merasa bersalah. Ken menyusul Silvia kekamar mandi dan mengetuk pintu.

"Silvia kau tak apa?" Tanya Ken khawatir.

"Aku tak apa Ken, pergilah aku ingin sendiri" jawabnya pelan tapi masih bisa terdengar oleh Ken.

"Baiklah aku pergi, nanti aku akan kembali. Maafkan aku Silvia"

KELVIN POV
akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi, setelah tujuh bulan menghilang entah kemana. Kalau kalian pikir aku menyukainya? Yes, of course. Aku menyukainya sejak hari pertama ospek mahasiswa-mahasiswi baru.

Flasback
Siang itu para peserta ospek diperintahkan untuk meminta tanda tangan salah satu seniornya. Karena aku juga salah satu petugas pengospekan dan aku juga tahu aku akan dikerubungi oleh khususnya mahasiswi yang upss.. genit-genit untuk meminta tanda tanganku atau sekedar untuk berkenalan *author: pede sekali Kelvin coeg:v, oke abaikan* membuatku risih jadi aku memutuskan untuk bersembunyi disebuah gudang kampus. Tiba-tiba seorang gadis datang dengan senyum lebarnya.

"Hai kak, boleh minta tanda tangannya? Please" ughh.. udah ngumpet-ngumpet kayak maling begini ketahuan juga, sial.

"Kak, boleh gak? Oh yah.. aku tahu kakak pasti disini lagi sembunyikan?" Aku hanya menyipitkan mataku, menatapnya sebal.

"Kalau iyah, memang kenapa?" Aku menjawabnya sengit.

"Eumm.. gak papa sih"

"Ya sudah sana pergi, hush.. hush.."

Next... bab ini agak gak jelas sebagian keapus.

Virgin For Sale With My Boss (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang