Haaaaah... ternyata sebagian ceritanya ilang yang bab 6 pantesan aja sedikit bgt ternyata ke apus maap bgt yh readers sebenerny bab 6 yg aku update kemarin itu panjang ternyata sebagian ke apus yaudh aku next lagi yh ini.. sekali lagi maaf yh..
Flashback
Flasback
Siang itu para peserta ospek diperintahkan untuk meminta tanda tangan salah satu seniornya. Karena aku juga salah satu petugas pengospekan dan aku juga tahu aku akan dikerubungi oleh khususnya mahasiswi yang upss.. genit-genit untuk meminta tanda tanganku atau sekedar untuk berkenalan *author: pede sekali Kelvin coeg:v, oke abaikan* membuatku risih jadi aku memutuskan untuk bersembunyi disebuah gudang kampus. Tiba-tiba seorang gadis datang dengan senyum lebarnya."Hai kak, boleh minta tanda tangannya? Please" ughh.. udah ngumpet-ngumpet kayak maling begini ketahuan juga, sial.
"Kak, boleh gak? Oh yah.. aku tahu kakak pasti disini lagi sembunyikan?" Aku hanya menyipitkan mataku, menatapnya sebal.
"Kalau iyah, memang kenapa?" Aku menjawabnya sengit.
"Eumm.. gak papa sih"
"Ya sudah sana pergi, hush.. hush.."
"Oke deh.. kalau kakak gak mau ngasih tanda tangan kakak, aku akan kasih tau teman-teman bahwa kakak senior yang tampan ini sedang bersembunyi disini. Bye" aish... kunyuk cantik ini beraninya mengancamku eh? Apa tadi aku bilang? Cantik? Iya sih.. gadis dihadapanku ini memang cantik dengan postur tubuhnya yang mungil, kulitnya yang putih, dan pipinya yang chubby.
"Hadeeuh.. kak, aku tahu kok aku ini memang cantik tapi ngeliatinnya gak usah kayak gitu juga, ntar naksir lagi" issh.. pede sekali gadis ini, tapi kalau dilihat-lihat lucu juga sih.
"Tuh.. tuh.. liat tuh ihh.. ngeliatin akunya samapi air liurnya netes gitu.." dengan reflek aku meraba bagian bibirku, benarkah aku ngiler? Ah tapi tidak ada yang basah.
Kulihat lagi gadis itu sedang menahan tawa.sial, aku sudah dikerjai. Sedetik kemudian tawa gadis itu pecah, aku hanya menatapnya sebal. Ia berusaha meredakan tawanya ketika melihatku sedang menatapnya kesal.
"Jadi gak mau nih.. kasih tanda tangannya ke aku?" Aku hanya diam menatapnya, dimatanya terlihat jelas masih ada sorot geli.
"Ya sudah deh.. kalau kakak gak mau kasih tanda tangan, aku cari yang lain aja" ia membalikkan badannya bersiap-siap untuk pergi. Dengan reflek aku menarik tangannya. Tetapi ketika aku memegang tangannya, darahku berdesir dengan cepat, ada apa aku ini? Dengan cepat aku melepaskan tangannya lagi. Ia membalikkan tubuhnya lagi kearahku.
"Kemarikan kertasnya" ia menyerahkan kertasnya dengan senyum penuh kemenangan. Setelah kutanda tangani aku menyerahkan kepadanya. Tiba-tiba ia mengulurkan tangannya padaku.
"Oh yah.. ngomong-ngomong nama kakak siapa? Aku Zamora"
"Gak usah sok akrab" .
"Ishh.. nyebelin" melihat wajahnya yang cemberut, membuatku ingin tertawa, tetapi kutahan.
"Tapi.. BTW thanks yah.. kak" ucapnya tersenyum padaku. (Author: aduhhh.. Zamora senyumnya manis banget buat abang Kelvin diabetes hahaha.. alay mode on -,- oke abaikan)
Semenjak saat itu aku sudah menyukai Zamora, tetapi aku tak berani mengungkapkannya atau sekedar mendekatinya. Bukannya aku takut ditolak, hanya saja aku takut Zamora menjadi bulan-bulanan para penggemar gilaku. Pernah suatu kejadian saat aku SMA, aku mendekati adik kelasku saat itu dan esoknya aku mendapat berita dari temanku bahwa adik yang sedang aku dekati sedang ditarik paksa kekamar mandi dengan para suporter-suporter aneh bin ajaib ku itu. Nah.. dari situlah aku tak berani mendekati gadis mungilku itu, karena aku tak mau ia disakiti oleh para penggemarku.
Dan kalian tahu? betapa senangnya saat aku bertemu denggannya lagi setelah 7 bulan menghilang yang membuat semangatku menguap entah kemana. Tapi kali ini aku tak akan melepaskannya lagi, aku akan membuatnya selalu disisiku.
Author POV
Siang itu Zamora dikejutkan oleh pihak rumah sakit, bahwa kondisi Andini semakin memburuk dan harus segera dilaksanakan operasi pencangkokan ginjal. Zamora bingung harus mencari kemana lagi pinjaman sebesar itu, tidak mungkin bukan ia harus meminjam pada Kelvin? Tidak-tidak itu ide yang buruk.Hingga ia teringat dengan penawaran itu, hanya itu satu-satunya agar ia bisa mendapatkan uang itu. Tapi, apakah ia siap? Apakah ia sanggup? Jawabannya adalah iya 'harus' karena hanya ini satu-satunya cara agar Andini bisa melaksanakan pencangkokan ginjal dengan cepat.
Setelah meyakinkan diri, Zamora pergi menuju kantor.
Dengan dada yang bergemuruh, Zamora mengetuk pintu ruangan Ken, dan tak mendapati sang CEO berada diruangannya.
Dengan putus asa Zamora keluar dari ruangan dengan kepala tertunduk. Saat ia ingin memasuki lift, tiba-tiba ia menabrak dada bidang yang ia tahu pastinya laki-laki.
Betapa terkejutnya saat maniknya bertemu dengan manik tajam itu. Dengan sisa kedarannya Zamora segera mundur beberapa langkah, kepalanya menunduk tak berani menatapnya.
Tanpa berkata apapun lelaki itu pergi, tetapi segera ditahan oleh tangan Zamora.
"S-saya ingin bicara dengan anda sir" ucap Zamora gugup.
"Masuklah dulu keruangan ku" ucap Ken dingin tanpa menoleh kearah Zamora. Zamora hanya mengangguk dan mengikuti Ken masuk kedalam ruangan.
"Duduklah" Zamora duduk dengan gugup.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Ucap Ken to the point.
"Ss-saya.. bersedia menjadi pelacur anda"
Nahh... yang keapus itu sampai sini, kan lumayan panjang kan... heheh. Yaudah.. jgn lupa tinggalkan jejak kalian
Daaaahhh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Virgin For Sale With My Boss (EDITING)
Romanceseorang gadis yg rela menjual keperawanan nya dengan bos nya sendiri, bos nya yg memiliki paras bak malaikat tetapi tidak dengan hati nya. hatinya kejam seperti iblis. akankah gadis itu bisa mencairkan hati bos nya yg beku akan kekejaman nya yg memb...