"Wow itu sangat luar biasa, Keneeth Alexander." Ucap seorang lelaki tampan yang tengah berada diambang pintu dengan tepukan ringannya itu yang berhasil menghentikan acara kenikmatan mereka yang panas itu.
Dengan sisa kesadarannya Ken mengumpat dan langsung memutar balikkan kursinya itu menghadap kedinding membelakangi lelaki itu bermaksud agar tubuh Zamora yang sudah setengah terbuka agar tak dilihat oleh lelaki itu, possessive huh?
"Oh shit! Ada urusan apa kau kesini?" Tanya Ken dengan kesal kepada lelaki itu. Sementara yang ditanya hanya terkekeh geli melihat Ken yang kesal.
"Tidak usah tertawa kau, Gavin" ucap Ken lagi dengan nada agak tinggi.
"Baiklah.. baiklah.. maafkan aku, tadinya aku kesini berencana mengajakmu bersenang-senang, tetapi sepertinya sahabatku ini sudah bersenang-senang duluan" ucap lelaki itu yang ternyata bernama Gavin berusaha untuk meledek sahabatnya itu.
"Ah.. bagaimana jika kita bermain bersama, kita bisa mencoba threesome?" Lanjut Gavin dengan antusias dan dengan nada jahilnya, Ken menggeram kesal dengan celotehan sahabatnya itu.
"Keluar kau!" Seru Ken dengan kekesalan yang memuncak. Gavin semakin tertawa geli ketika melihat kekesalan sahabatnya.
"GAVIN.RAINHART.DOMINIC" Ucap Ken dengan nada penuh penekanan.
"Okay.. okay, sebelumnya aku ingin bicara denganmu jadi kutunggu kau diluar" ucapnya menyerah untuk meledek lelaki itu.
"Jangan terlalu lama, Ken" lanjut Gavin mencoba memperingati Ken agar tidak membuatnya menunggu dan berlalu dari ruangan Ken.
Beberapa saat Ken menatap intens Zamora yang berada dipangkuannya sebelum ia menurunkan gadis itu dari pangkuannya. Ken merapihkan pakaiannya yang sudah agak kusut akibat ulahnya tadi, ia melihat Zamora yang sedang menuruni roknya yang tadi terangkat, Ken mendekati Zamora hingga mungkin tidak ada sedikit jarak pun diantara mereka, dengan cekatan Ken memasang kancing kemeja Zamora yang tadi ia lepas dan merapihkan rambut Zamora yang agak berantakan yang lagi-lagi akibat ulahnya. Setelah penampilan mereka sudah kembali seperti semula Ken kembali bersuara.
"Aku akan menemui sahabatku sebentar, kau tunggu disini kita akan bicarakan selanjutnya" ucap Ken dengan lembut, Zamora hanya mengangguk mendengar perintah Ken. Ken mengecup pelipis Zamora sebelum keluar menemui Gavin.
Ken melihat Gavin sedang berbicara dengan asistennya yang cantik, Clarissa. Dan yang pasti bukan wanita psycho itu, sekertaris Ken sebelumnya.
Terlihat sekali sepertinya Gavin sedang menggoda Clarissa, karena pipi gadis itu memerah. Ken yang melihat itu hanya mendengus geli, sahabatnya itu memang benar-benar seorang player.
"Kau jangan menggodanya terus, apa kau tak ada pekerjaan lain selain menggoda para gadis huh?" Seruan Ken yang tiba-tiba menghentikan aksi acara menggombal sipenggoda Gavin. Gavin hanya mendengus kesal merasa moment berharganya diganggu oleh Ken, sedangkan Clarissa melihat bosnya dengan takut-takut.
"Clarissa, kau bisa turun sebentar? Aku ingin bicara dengannya" tanya Ken pada asistennya itu.
"B-bisa Sir, permisi" jawab Clarissa dengan gugup dan pergi dari hadapan mereka.
"See U next time, Babe" ucap Gavin dengan nada menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya pada Clarissa. Lagi-lagi Ken mendengus melihat kelakuan sahabatnya itu. Ken menyentil dahi Gavin dengan kencang hingga membuat Gavin memekik kesakitan.
"Kau, jangan menggodanya terus, dia asistenku. Aku tak ingin melihatnya patah hati karenamu dan melalaikan pekerjaannya" ucap Ken berusaha menahan tawa melihat wajah muram Gavin yang manahan kesakitan.
"Asisten baru huh?" Tanya Gavin dengan ketus, efek samping akibat sentilan Ken pada dahinya.
"Yah, Rasty mengundurkan diri dari perusahaan, dia sedang mengandung" jawab Ken dengan cool tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Gavin memincingkan matanya menatap Ken.
"Dia tidak sedang mengandung anakmu kan?" Tanya Gavin dengan curiga. Mata Ken membesar mendengar pertanyaan sahabat gilanya itu dan langsung menoyor kepala Gavin dengan kencang. Mungkin kali ini lebih kencang dari sentilan tadi, entahlah, hanya Gavin yang tau seberapa kencangnya pukulan dahsyat Ken.
"Sialan kau, kau kira aku lelaki apa sampai menghamili istri orang" jawab Ken dengan kesal. Gavin hanya meringis kesakitan sambil menahan tawa karena dia berhasil membuat sahabatnya itu naik darah lagi.
"Lalu kenapa kau mengganti sekertaris mu juga?" Tanya Gavin lagi dengan penasaran.
"Yah, aku memutasi wanita sialan itu kekantor pusatku, aku benar-benar jijik dengannya"
"Kenapa? Padahal wanita itu cantik dan sangat seksi. Yah.. walaupun berkali-kali lipat lebih cantik dan seksi asistemu barumu itu, siapa namanya? Cla- Clarissa, ah yah Clarissa" celoteh Gavin dengan muka cabulnya itu.
"Dasar kau playboy karatan"
"Wajar saja aku playboy, aku tampan, kaya, body ku menggiurkan. Siapa wanita yang tidak mau dengam seorang CEO muda seperti Gavin Rainhart Dominic" ucapnya membanggakan dirinya sendiri, Ken hanya mendengus geli mendengan ocehan sahabatnya iti. Yah.. Gavin memang seorang CEO diperusahaan milik orang tuanya sama seperti dirinya.
"Tapi ngomong-ngomong kenapa kau memutasinya?" Tanya Gavin lagi.
"Kau tahu, wanita sialan itu sering menggodaku dengan kelakuan dan pakaiannya yang menjijikan itu membuatku benar-benar muak, masih baik dia tidak aku pecat." Ucap Ken dengan nada menjengkelkan setengah mati membayangkan wanita jalang itu. Gavin terkekeh mendengar ucapan Ken.
"Seharusnya kau senang digoda oleh wanita seseksi itu, kalau aku jadi kau sudah aku bawa dia ke apartemen untuk menghangatkan ranjangku"
"Ah.. sudahlah jangan membicarakannya lagi membuatku jengkel saja, tadi kau ingin bicara apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Virgin For Sale With My Boss (EDITING)
Romanceseorang gadis yg rela menjual keperawanan nya dengan bos nya sendiri, bos nya yg memiliki paras bak malaikat tetapi tidak dengan hati nya. hatinya kejam seperti iblis. akankah gadis itu bisa mencairkan hati bos nya yg beku akan kekejaman nya yg memb...