Chapter 21

89 25 4
                                    

Happy reading guys...




"Kajja kita pulang sekarang. Aku takut terjadi sesuatu padanya, dia sendirian sekarang".

Sowon langsung meminta semua adiknya untuk masuk kedalam mobil sat menyadari Yuju dalam bahaya. Dia pun segera menyalakan mesin mobilnya namun sialnya mesinnya tidak mau menyala.


Bremm bemmm bemmm



Bremm bemmm bemmm


"Aishh kenapa mobilnya tidak mau menyala.


Bremm bemmm bemmm.


"Aishh shibal!!!".

"Unnie, wae??". Tanya Umji saat melihat Sowon begitu panik.

"Mesin mobilnya tidak mau menyala".

"Aigoo eotteokhe??".


Bremm bemmm bemmm



Bremm bemmm bemmm



Bremm bemmm bemmm.


"Sebaiknya kita pulang naik taksi saja".

"Tidak ada taksi yang akan lewat ke tempat ini Eunha ya".

"Kita bisa lari sampai ke jalan raya dan kita bisa naik taksi disana".

"Apa yang dikatakan Sinb benar".

"Chankaman, jika sekali lagi mesinnya tetap tidak mau menyala, kita akan lari".

Sowon menarik nafasnya panjang, kemudian memegang stir nya dengan erat lalu dengan perlahan memutar kunci mobilnya.




BREEEMMMMM....




"Mesinnya menyala!!!".

"Kajja unnie, palli".

Dengan segera Sowon menginjak pedal gas dan pergi dari tempat itu dengan kecepatan tinggi.

Sementara disisi lain Yuju yang masih asik mengerjakan tugas sekolahnya tidak sadar jika asap hitam berbentuk sosok manusia berkepala kambing itu tengah berdiri di sudut kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ke... Kenapa kau membawaku kesini??". Gadis berseragam sekolah yang sebelumnya menangis di gedung kosong sekarang sudah berada di sebuah ruangan yang berbeda.

"Aku akan membantumu agar kau terlepas dari semua masalahmu".

"Eotteokhe Yo??".

"Tenanglah, tidak perlu terburu buru". Balas seorang lainnya yang tengah sibuk menyiapkan dua gelas teh.

"Siapa namamu??".

"Kau akan mengetahui namaku nanti. Sekarang ini untukmu, kita bisa berbicara sambil minum teh".

"A... Aniya... Gwaenchana Yo".

"Ambil saja".

"A... A... Aniya. Aku rasa aku akan pulang sekarang".

Seperti sudah menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya adalah orang yang mencurigakan, gadis itu pun mundur beberapa langkah hendak pergi dari sana.

"Kenapa buru-buru??".

"Aku ingin pulang".

Gadis tersebut lari ke arah pintu dan mencoba membukanya tapi sial pintu itu sudah dikunci.

Perlahan orang itu berjalan mendekati gadis tersebut setelah menyimpan dua gelas teh yang dibawanya di atas meja.

"Tolong keluarkan aku dari sini. Aku ingin pulang".

Stairs In The NorthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang