03•Alran

7 2 0
                                        

Alran Sena Brawijaya, cowok yang baru saja Lin tampar dengan tuduhan cowok itu telah dengan sengaja memencet hidung sahabatnya agar kehilangan oksigen. Lin menatap sengit cowok itu. Mereka kini tengah berada di UKS dengan Lin Dan Caca duduk di kursi samping bangsal Joy, dan Alran yang sejak tadi juga ada di sana memandang jengah Lin yang terus menatapnya sengit, cowok itu duduk di bangsal lain sebagai kursinya entah ada keperluan apa lagi cowok itu masih disini.

Hey, ayolah! Yang seharusnya memandang sengit itu Alran karena tadi Lin dengan tiba-tiba menamparnya dan tamparan itu lumayan keras.

"Kalo sampe Joy ngga bangun lagi setelah ini, gue pastiin rumah Lo kebakaran sore ini!" Ancam gadis itu.

Alran terperangah, bisa bisanya gadis ini.

Caca yang biasanya malu-maluin sekarang berganti gadis itu sendiri yang malu dengan tingkah Lin, bocil pun tau hanya dengan memencet hidung seseorang selama beberapa detik tidak akan membuat orang itu kehabisan oksigen dan kek. Lin ini kenapa berlebihan sekali? Gadis itu menutup wajahnya dengan telapak tangan meringis malu, dirinya ingin punya kekuatan menghilang saja sekarang agar cowok ganteng di depannya ini tidak tau kalau Lin itu sahabatnya. Memalukan!

Mata Joy berkedut tanda gadis itu sudah sadar, Alran melihat itu dari ekor matanya namun kenapa gadis ini tidak bangun juga?

"Gue pergi" cowok itu beranjak keluar UKS tak memedulikan sumpah serapah terlontar kembali dari mulut Lin.

"Dasar sodaranya monyet!" Sumpah Lin menggebu.

Lin ini sepertinya sangat bermusuhan dengan kaum monnyet. Pagi tadi adiknya sekarang ganti kakaknya, menyebalkan sekali.

"Udah pergi?"

"Anjing!"
"Monyet!"

Joy bangun dan bersuara tiba-tiba membuat kedua nya kaget, ugh! Untung saja bukan kata-kata kotor yang keluar, tapi tetap saja kasar sih.

•••••

Alran kembali ke kelasnya, IPS 2. gara-gara jam olahraga IPA 2 dan IPA 3 yang mendadak di satukan dia jadi harus bertemu dengan gadis itu. Memasuki kelas yang sudah dalam keadaan ricuh, Alran duduk anteng di bangkunya tepat di samping Arlan. Pasal nama mereka yang hampir mirip--Alran, Arlan-- itu tidak membawa hubungan antara keduanya, orang lain sering mengira kalau mereka kakak adik karena nama keduanya hampir mirip dan keduanya adalah anak yang sejak kecil tumbuh bersama jadi tidak jarang ada yang berpikir begitu termasuk gadis tadi, Lin.

"Kasian yah, ngga nyangka ternyata hidupnya penuh abu-abu"

"Hmm, mana ganteng"

"Elo, ganteng Mulu liatnya!"

Sayup-sayup Alran mendengar bisikan bisikan itu, dia juga tau itu tertuju padanya. Orang-orang itu.... bersimpati padanya, menyangka kehidupan nya abu-abu penuh kesedihan. Alran hanya tersenyum kecil tidak membantah nya, malas juga hanya membuang tenaga, pikirannya.

"Oi, bro! Lagi cosplay jadi manusia semen?" Arlan yang sedari tadi sinung dengan obrolannya bersama temannya yang lain kini ber celetuk pada Alran, cowok anak baru+teman SMP nya yang tidak terlalu dekat yang juga belakangan di iming iming adalah saudara nya.

"Berisik Lo nyet,sana makan buah biar sehat" ujar Alran nyelekit, untung Arlan tidak baperan cowok itu hanya mengelus dada saja mendengar nya.

Perasaan Arlan dulu Alran itu tidak se jutek ini, cowok ini humble saat SMP. Kenapa bisa cepat berubah menjadi pribadi yang dingin begini?

Apa benar isi dari sepenggal video yang beredar itu?

This video

"Kamu itu ngga berguna! Kamu itu beban lan! Bunda besarin kamu untuk buat kamu jadi anak yang membanggakan, bukan anak yang buat malu bunda!" Wajah wanita paruh baya itu memerah marah, matanya pun ikut memancarkan amarahnya, tangannya yang sedari tadi mengepal kuat di sisi tubuh kini terangkat menunjuk sang putra yang sedari tadi menundukkan kepalanya "kamu bukan anak bunda kalau kamu masih ngga bisa banggain bunda kamu!!"

Sang putra mendongak menatap tak percaya bundanya yang mengeluarkan kalimat itu. Katakan bundanya mengeluarkan kalimat itu hanya karena dia sedang marah dan tidak bersungguh-sungguh, mata sang putra mengatakan demikian.

___

Jika di tanya darimana Arlan dapatkan sepenggal video itu. Itu Arlan dapatkan dari tetangganya teman Arlan, kebetulan ia ada disana berniat bermain di rumah temannya saat tetangga dari temannya itu sedang menunjukkan video itu pada temannya, alhasil karena kepo dia pun ikut melihat video yang menjadikan taman belakang yang akses lihat nya terbuka untuk umum sebagai latar nya. Dan Arlan jelas melihat bahwa Alran lah putra yang di bentak itu. Arlan melihat video itu sudah sejak Alran pindah kesini, sekitar lima hari setelahnya.

••••••

Alran menaiki motor hitam nya, bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit lalu, menjalankan motor membawa nya keluar gerbang SMA Garuda muda. Dia ingin pergi ke suatu tempat dulu, tidak ingin langsung ke rumahnya. Malas saja sebenarnya.

_____

"Mimpi apa gue ketemu masa lalu!?" Gerutu Joy sepanjang perjalanan pulang. Dia harus pulang jalan kaki kali ini, akhir bulan cuy harus banyak berhemat. Sebenarnya Mamah Joy juga mengirimkan uang bulanan untuknya namun itu masih belum cukup untuk nya sehari hari belum termasuk biaya sekolah nya, Joy juga tidak mau merepotkan Mamah dan suami Mamah nya karena biar bagaimanapun mereka juga punya tanggungan sendiri.

Joy tidak ikut Mamah nya karena tidak ingin keluarga mamahnya kerepotan dengannya, selain itu dia juga punya alasan lain. Ikut Papah pun tidak mungkin, Papah nya menganggur setelah beberapa bulan sehabis bercerai dengan Mamah akibat gulung tikar, dan Mamah nya juga melarang nya untuk ikut Papah nya karena tidak mau Joy putus sekolah akibat kekurangan biaya.

Mamah menyarankan Joy untuk tinggal di apartemen yang kakek pernah berikan untuk mamah Joy sewaktu dulu jika Joy tidak ingin ikut dengan nya, Joy menerima nya. Kadang kala dia juga menerima tawaran kerja part time demi biaya tambahan sekolah nya.

Joy bersyukur suami baru Mamah adalah orang yang baik, jadi Mamah akan baik-baik saja dengan keluarga barunya. Ayah tirinya juga tidak melarang mamah ketika mengiriminya uang dan memfasilitasi Joy, Joy berterimakasih. Namun tetap saja, ayah tirinya tidak bisa memupus rindu yang Joy simpan untuk ayahnya yang entah dimana sekarang ini. Rindunya masih sama, masih sebesar dulu. Sayang nya juga masih sama, masih sebanyak dulu.

Asik berselam dengan pikirannya, Joy sampai tidak sadar ada motor yang melaju kencang dari belakang.

Crakkk

Joy tersiram kubangan air keruh saat motor hitam itu melintas nya yang berdiri tepat di samping kubangan air itu dengan kecepatan tinggi. "Woy! Pelan anjir!"

Pengendara motor itu tak berhenti meski sudah membuat seragam Joy kotor dan basah seperti ini membuat Joy menyumpahi pengendara itu agar supaya jatuh ke selokan penuh comberan.

Tak tau saja pengendara itu tersenyum di balik helm nya "rasain tuh, tupai!"

Because She Is JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang