Haechan terbangun pada dini hari, tubuhnya terasa pegal akibat pemberontakan yang dia lakukan untuk lepas dari jeratan Jaemin, namun sepertinya Haechan tau kalau dirinya tidak akan bisa lepas dari genggaman tangan sang Dominan.Manik hazelnya melirik laki-laki yang mengunci tubuhnya dalam dekapan, lama Haechan menatap sampai dirinya menyadari bahwa sosok yang mendekapnya adalah manifestasi dari para Dewa. Lihat, semua sisi tubuhnya terkesan tampan
Bibir yang tipis merah merona namun kata yang keluar darinya sangat menyakitkan, alis hitam yang selalu menukik saat Jaemin merasa tidak senang dan rahang tegas yang akan selalu menggertak dikala dirinya merasa terancam semuanya terasa jelas menggambarkan Jaemin. Dan Haechan juga tau kalau laki-laki yang memiliki surai sehitam langit malam itu adalah sosok yang mengerikan ; sosok yang sewaktu-waktu bisa meledak jika kekuasaannya terancam
Lama menatap, tanpa sengaja Haechan ingin lebih. Keinginannya untuk mengetahui setiap lekuk tubuh Jaemin meningkat lalu jemari lentiknya dia angkat untuk menyentuh rahang sang Dominan dengan lembut membuat manik yang tadinya menutup sempurna kini kian terbuka akibat sensasi yang ditimbulkan oleh Haechan
"Berhenti menyentuhku, Hae." peringatan itu membuat laki-laki manis pemilik manik hazel itu tercekat sehingga membuat Haechan dengan cepat menurunkan tangannya dari rahang Jaemin
"Mengapa?"
"Apanya yang mengapa?" pertanyaan Haechan kembali mendapat pertanyaan, sesuatu dalam dirinya ingin sesuatu
"Aku tidak tau kenapa kau menculik ku, aku hanya seorang murid biasa dan anak manja dari seorang Jung Jaehyun. Jika kau menginginkan kematianku kenapa tidak membunuhku?" pernyataan itu mendapat geraman tidak suka dari sang Dominan
Jaemin menarik pinggang Haechan lebih deket sehingga tubuh keduanya benar-benar menempel tanpa ada jarak sedikitpun
"Sejak kedatanganmu kesini aku sudah memberi tau, kau adalah bayaran atas kesengsaraan yang ayahmu berikan kepada seseorang yang berarti bagiku. Apa kau pernah merasakan bagaimana jika seseorang yang kau percayai untuk masuk ke dalam keluargamu tiba-tiba menjadi dalang dibalik hancurnya semua masa kecilmu? Apa kau pernah bertanya pada ayahmu bagaimana kelakuannya terdahulu?"
Haechan bergetar kala tangan yang lebih tua meremat pinggangnya dengan kuat, ketegangan seksual yang dirinya dan Jaemin rasakan semakin mencekik. Haechan tersentak saat merasakan tangan memasuki bajunya, mengelus punggung dan putingnya secara seksual.
Namun, Jaemin berhenti kala mendengar isakan dari sosok yang menjadi objek pelecehannya. Tangannya dia keluarkan dari baju milik si laki-laki manis, dia merubah posisinya dari berbaring di samping Haechan menjadi di atasnya. Menelisik bagaimana sosok dibawahnya masih terlihat cantik walaupun suara tangisan menganggunya
"Aku membencimu, sangat. Kau boleh menahanku jika itu bisa meredakan bencimu kepada keluargaku tapi jangan jadikan aku objek fantasi burukmu!"
Jaemin terkekeh,"Your body is mine, sweetheart."
Dan Haechan tau, hari-hari selanjutnya akan lebih buruk daripada ini.