Prestasi (END)

19 2 0
                                    

Hotel meeting room jam 9 pagi

aku memasuki ruang meeting room di hotel yang terletak di pusat kota Depok dengan tergesa gesa dan mengatur nafas karena sedari tadi berlari lari menjaga waktu agar tidak terlalu terlambat. jam 7 pagi aku ke kampus untuk mengurus ijazah S.Sn itu di lobi administrasi. lalu kembali memacu motor agar bisa cepat sampai di ruangan ini. ruang presentasi acara kompetisi Youthpreneur. kenapa aku bisa begitu bebal memaksakan waktu menyempatkan ke kampus dulu meski ada acara penting? entahlah, karena ku kira acara semacam ini selalu dibuka dengan pidato pembukaan ceremonial yang tentunya akan sangat membosankan sehingga akan lebih bermanfaat jika ku gunakan untuk mengurus ijazah telebih dahulu.

setelah menyapa Vina, yang kebetulan dia berjaga di meja registrasi diluar lalu aku memasuki ruangan. terpaksa hanya puas dengan duduk di meja belakang karena meja depan sudah terisi peserta yang lain.

setelah acara foto bersama, lalu dimulailah presentasi demi presentasi sesuai nomor yang telah ditentukan panitia. sedangkan Juri ada 3 orang terdiri dari Dosen, Pamong pemerintah bidang pembina kepemudaan, dan pebisnis industri kreatif dari daerah setempat.

terpantau ada 15 peserta, waktu presentasi tiap peserta 5 menit, tanya jawab 5 menit, jadi total 1 peserta 10 menit. tak heran acara ini akan berlangsung hingga malam menjelang sekalian pengumuman pemenang.

giliran ku berada pada nomor 10 yang itu kira kira nya akan berlangsung setelah makan siang. sementara cara berlangsung, aku hanya menikmati presentasi demi presentasi peserta lainnya yang tentu usahanya udah keren dan sempat membuat ku insecure.

--------

Jam makan siang pun tiba,

aku keluar ruangan menuju tempat makan prasmanan sama seperti peserta yang lain. disela sela itu aku menyempatkan menelfon Vina, pasalnya dia telah mengirimkan chat "Za, aku cabut kantor, tugas di meja registrasi udah kelar, entar waktu jam istirahat telfon aku ya"

aku mengangkat telfon dan menunggu nada itu diangkat oleh sang empunya. dan tak menunggu lama, suara Vina pun terdengar. kami mengobrol basa basi di awal pembicaraan, menceritakan kegiatan masing masing, meski dia yang lebih banyak bertanya bagaimana situasi kompetisi berlangsung.

"gilaaa Vin, pesertanya keren keren, aku heran aja sih bagaimana bisa mereka di usia se-muda itu sudah punya bisnis yang keren, sumpah aku jadi insecure sih"

"keren gimana emang?" tanya Vina penasaran tentang kata 'keren' itu, apalagi dia mengenal ku sebagai sosok yang tidak mudah dibuat gentar apa lagi insecure

"yaa kamu bayangin aja, ada yang usahanya cafe hits kota, butik yang udah punya tempat sendiri, bahkan ada yang pengusaha diamond juga, yaaa kamu bayangin ngapain juga pengusaha diamond ikutan event receh kaya gini?" kata ku bernada gemas

"hah..??? beneran itu usaha mereka sendiri?" tanya Vina kini ikut terheran karena ajang kompetisi ini ada pembatasan usia dari 20-30 tahun, maka menjadi suatu keheranan ketika di usia muda sudah memiliki bisnis se level itu

"yaaa... klo dari presentasinya usaha dia sendiri. tapi waktu di belakang layar kita ngobrol ngobrol ringan ternyata itu usaha keluarga, ada yang nerusin usaha yang sudah dibangun nenek kakek nya dulu, jadi dia tinggal mengolah dan melanjutkan" kata ku ikut menelaah

"naaaaah itu dia Za..... the power of warisan itu mah" kata Vina serasa mendapat petunjuk baru

"yaa tapi kan tetep aja dimata juri mereka sesuatu yang hebat dan luar biasa, bayangin setelah melihat mereka dengan segala kehebatannya itu lalu juri melihat presentasi ku yang cuma sampaaaah dan produk daur ulang, berasa timpang banget ngga sih" kata ku mencerca dengan kesimpulan singkat

Pemulung Botol Kaca (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang