PROLOGUE

394 32 2
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

Menatap gundukan tanah yang masih segar. Berbagai tatapan dengan masing-masing ulasan. Mengapa secepat ini? Begitu mengejutkan untuk mereka. Rasanya ingin sekali mengupas tuntas tragedi yang tengah dihadapi. Dan kini mereka menjadi pengawasan polisi.

Sebab apa? Salah satu temannya lah yang berada di dalam sana.

Sederet pertanyaan kian terlontarkan untuk mereka berempat, namun di antara mereka tak dapat menjelaskan tragedi sebenarnya—seharusnya tahu.

Semuanya bingung. Tetapi menurut kesaksian salah di antara mereka adalah pelakunya. Sedangkan menurut logika, siapa pula tega membunuh seseorang di dalam tanah itu? Mana mungkin ulah mereka yang notabe-nya sudah lama bersama.

"Mungkin bersama tak selamanya untuk percaya."

"Benar, ada masanya kita saling menyalahkan."

Terdiam akan lamunan penuh kegundahan. Nyaris tak ada yang bersuara lagi, barang setengah jam lamanya.

"Semuanya boleh merasa bersalah, tetapi menyalahkan bukan aturan main kita."

Pada realitanya perdebatan satu sama lain mulai sering terjadi akhir-akhir ini. Hubungan yang telah lama kelimanya bangun semakin memecah-belah, terlebih salah satunya sudah tak ada di antara mereka.

Saling menyalahkan dan tidak mempercayai satu sama lain itu benar adanya.

Namun.....





























Mereka akan tetap bersama pada akhirnya.

+×+

❛ ꜱʜᴀʀᴘ ᴀɴᴅ ᴅᴇᴀᴅʟʏ ɢʟᴀɴᴄᴇꜱ ❜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛ ꜱʜᴀʀᴘ ᴀɴᴅ ᴅᴇᴀᴅʟʏ ɢʟᴀɴᴄᴇꜱ ❜










Eye~Brows ▪︎ [ ᴛᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ x ᴛᴏɢᴇᴛʜᴇʀ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang