EPISODE - ONE

315 16 9
                                    

_Happy Reading_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Happy Reading_




Mereka berempat berkumpul. Menyusun strategi untuk merebut wanita yang tengah ramai menjadi buah bibir di sekolah. Hebohnya karena dirumorkan menjadi kekasih Lycan. Dan tentunya kabar geng mereka saling berebut wanita yang sama sudah menjadi tontonan publik.

Sebenarnya hanya berdua. Sebab, dua di antara mereka bertugas menyimak menyaksikan aksi mereka. Viken yang terlihat sangat malas dengan perihal berebut memilih memantau saja.

Dan dugaan sementara darinya yaitu Lycan itu sebenarnya Soule yang sedang menyembunyikan identitasnya. Bagaimana bisa? Wajah keduanya nyaris sama bahkan seperti satu raga namun dengan jiwa yang berbeda.

"Lo ngaku aja deh, bilang kalo lo itu Soule temen kita. Pake acara nyamar jadi orang lain lagi."

Tak tinggal diem, Viken datang langsung mencengkram kerah bajunya. Sedikit terkejut, Lycan hendak menjelaskan namun lelaki di depannya menahan dirinya untuk tetap diam.

"Hust. Gue tau biasanya kalau orang mirip itu sifatnya juga sama, ngga bakalan beda seratus delapan puluh derajat kayak gini." Sangkal Viken lebih dulu.

Dia sangat yakin kalau di depannya ini adalah Soule. Temannya yang dikabarkan tewas dari kecelakaan, bahkan kasusnya masih abu-abu sampai saat ini. Walaupun jasadnya sudah dikubur namun rupanya ia belum percaya begitu saja, terlebih tak dijelaskan detail kasus itu padanya—begitupun yang lain.

Dan seketika munculah anak baru bernama Lycan di sekolahnya. Tentu membuat desas-desus perlahan bermunculan.

"Artinya dia itu Kak soule cuma lagi bersandiwara nyamar jadi orang lain, makanya dia bertingkah seolah-olah bukan dirinya."

Viken bahkan menemukan kejanggalan. Saat tak sengaja melihat Lycan menyeduh ramennya, bukan hal yang fantastis sebenarnya. Namun suatu hal yang membuatnya makin bersikeras yaitu..... setibanya di waktu menyantap. Mau tau apa yang dilihatnya? Lycan kepedasan dengan ingus meleber itu ciri khas dari kakak tertua kedua yakni—Soule.

"Viken, udah ken. Gue tau yah lo tuh belum bisa mengikhlaskan kepergian Soule." Bergerak lebih dekat, "Kasian lo anak orang dikata-katain..." bisiknya.

Eugene menyeret lengan Viken untuk bergegas pergi dari hadapan Lycan.

"Iya Kak vik, mending kita cabut dari sini." Ujaran itu rupanya membuat Viken makin naik pitam.

"Kalian ini gak percayaan banget sih sama gue. Cabut? Yang ada gue cabut nyawa lo biar nyusul Kak soule sekalian."

Viken pergi dengan amarahnya—kesal. Kapan sih temannya itu barang sekali saja mempercayainya?

Semuanya denial atau bagaimana?

+
×
+

Eye~Brows ▪︎ [ ᴛᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ x ᴛᴏɢᴇᴛʜᴇʀ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang