_Happy Reading_
Keesokan harinya sudah ada Eugene dan Taho yang beraktivitas, sebatas olahraga pagi. Menjelajahi sekitaran Villa, menyisakan dua manusia pemalas di dalamnya.
Olahraga pagi terasa bukan lagi segar, melainkan sejuk—maklum saja berada di wilayah puncak. Disuguhi dengan pemandangan area pegunungan, terasa lebih sejuk ketimbang suhu di kotanya.
Eugene pamit membeli sarapan, niat hati ingin olahraga namun apa daya perutnya meronta minta diisi. Setelah menemukan 'gerai' barulah ia tersadar bahwa dirinya tak membawa uang sepeserpun. Hendak berbalik, pemuda seusianya dengan baik hati menawarkan bantuan dengan menyerahkan lembaran berwarna biru.
"Jangan sungkan mas ambil aja," katanya saat Eugene terdiam menyaksikan roti hangat tersusun di rak kaca. Lalu ia terima uang itu, tak lupa berucap terima kasih.
Eugene lantas memilih dan mendapatkannya. Seusai membayar, pemuda tadi sudah tak ada di dekatnya.
"Eh, mana mas-mas tadi?" Menengok ke kanan kiri, rupanya pemuda itu tengah mengayuh sepedanya.
Sedikit berlari menyusulnya, tetapi malah mendapati dompet pemuda tersebut jatuh. Napasnya terengah, tidak mau ambil pusing Eugene akan mengembalikannya nanti, kebetulan dompet yang tertinggal—tentu saja mudah dikembalikan.
Kembali dengan olahraga paginya, yang kini telah sampai di kawasan Villa. "Lo pernah lihat Soule merokok?" Celetuk Eugene ditanggapi gelengan oleh Taho, seingatnya Soule tidak pernah didapati tengah merokok—paling anti.
"Nah masalahnya gue pernah nge-gep dia lagi nyebat."
"Kak Soule?"
"Lycan. Dia beberapa kali nyebat, kalau Soule sendiri jangankan nyebat kena asapnya aja dia protes."
"Apa sih rokok dia secara ngga langsung bikin orang sekarat!"
"Jadi, dapat disimpulkan keduanya emang berbeda kan? Ya, seperti dugaan kita berdua waktu itu, Kak soule punya kembaran yaitu Lycan." Eugene mengangguk paham. "Seperti obrolan minggu lalu, kalau Lycan itu ada tahi lalat di samping hidungnya. Kita sendiri juga lihat itu kan?" Lanjut Taho, memastikan.
"Oh, iya. Gue lupa sesuatu. Bukannya Lycan juga tinggal di daerah sini?" Eugene mengangguk dengan membuka mulutnya, baru saja ingat.
"Bener. Apa dia sengaja pindah ke sekolah kita setelah tahu kabar Soule? Bisa aja kan mereka udah tahu masing-masing dan waktu itu mereka sempat bertemu, setelah itu Soule malah pergi ninggalin kita semua." Eugene menyampaikan spekulasinya, namun ada kesedihan ketika mengingat fakta bahwa Soule memang sudah pergi, "Kalau lo lupa. Soule juga yang rekomendasiin nih tempat, buat kita liburan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eye~Brows ▪︎ [ ᴛᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ x ᴛᴏɢᴇᴛʜᴇʀ ]
Fanfic❛ ꜱʜᴀʀᴘ ᴀɴᴅ ᴅᴇᴀᴅʟʏ ɢʟᴀɴᴄᴇꜱ ❜ ᴡᴀʀɴ! [ sɪᴅᴇ sᴛᴏʀʏ ʟᴇᴜᴋᴇᴜᴍɪᴀ ] Note : Purely self-made works, if there are similarities in any form it's not intentional. ©pearly_u