EPISODE - EIGHT

57 6 0
                                    

_Happy Reading_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Happy Reading_




Menyeduh kopi pesanan. Tanpa disengaja pula, lengannya tersenggol saat mengambil ponsel yang tak henti berdering. Menyebabkan ponsel itu terjatuh, seseorang lantas mengambilnya.

"Maaf aku ngga sengaja."

"It's okay." Kata Avys melanjutkan kegiatannya.

Perempuan itu malah panik, dia terus saja merapalkan kata maaf meskipun Avys sudah mengangguk untuk memaafkannya. Avys yang semula menghiraukannya menjadi ikut panik sekarang.

"Maafin aku, aku ceroboh. Maaf."

"Tidak masalah. Lagian handphone-nya juga ngga rusak." Menyalakan ponselnya yang sempat terjatuh tadi. Avys berniat menenangkan.

"Maafin, aku akan menggantinya pulang nanti. Maafin aku..." Bagaimana pun dirinya harus menggantinya meski uangnya tak cukup. Namun ia tak mau hilang dari tanggung jawabnya.

"Hey, it's okay. Tidak perlu ganti."

Avys tak mengerti dengan perempuan di depannya. Lagipula dia yakin 100% bahwa tidak ada kerusakan pada ponselnya. Maklum saja handphone mahal, sekalipun terjatuh dari tebing tak akan koyak asalkan dikasih alas empuk di bawahnya.

"Aku bakalan ganti. Aku mohon jangan pukul aku..." menunduk lirih.

Setelahnya Avys baru menyadari arti ketakuatan yang tengah dialami oleh seseorang di depannya. Kemudian memberikan akses untuk dia duduk.

"Kamu ngga papa kan?"

Mengangguk, bahkan napasnya mulai tak beraturan disusul dengan buliran keringat kian membasahi pelipisnya.

Avys mengerti mungkin, Dia selalu mendapat pukulan kala merusak sesuatu? Ternyata benar trauma masalalu itu berefek besar pada diri seseorang.

Mungkin dirinya akan sama jikalau, sedari kecil tinggal bersama keluarganya.

Senja menghiasi jalanan kota di sore hari. Rupanya perempuan itu benar saja menunggu Avys di depan Coffee Shop. Sengaja menunggu kelar dari pekerjaan, tangannya sudah siap dengan bingkisan.

"Kamu baik sama aku, itu bikin aku mau nangis. Takut ngga bisa bales kebaikan kamu," ungkapnya kemudian ia serahkan bingkisan itu pada Avys. "Mohon, terima ini yah?"

Avys meminta ijin untuk membukanya, lantas diangguki olehnya. Berisi ponsel? Jujur, dirinya bingung untuk menerima. Padahal sudah ia peringatkan.

Eye~Brows ▪︎ [ ᴛᴏᴍᴏʀʀᴏᴡ x ᴛᴏɢᴇᴛʜᴇʀ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang