Hot Train

173K 614 14
                                    

Kereta sudah mulai bergerak, ketika akhirnga sesosok tubuh menghempaskan diri ke kursi di sebelahku. Padahal tadinya aku udah seneng, karena kupikir kursinya bakal kosong, jd aku bisa santai sepanjang perjalanan ke Bandung nanti. Tapi ya sudahlah...
Sosok ini, cowok, kira-kira sebaya aku lah, akhir 20 an atau awal 30 an. Mukanya gak terlalu jelas karena dia pake hoodie yang ditutupkan ke kepalanya, dan sedikit menutupi wajahnya. Badannya lumayan. Gak kurus dan gak gemuk. Dari lengan dan paha yang menempel di lengan dan pahaku sih... kayaknya lumayan berotot.
Tapi... sebenernya dia gak perlu senempel ini sih. Aku gak mau geser. Kan dia yg dateng belakangan, masa aku yang geser sih. Dan... ditempel gini, lumayan anget sebenernya hehhehehe.

Kira2 setengah jam sejak kereta jalan, posisi duduk kami masih nempel. Aku pura-pura tidur aja deh. Palingan juga bentar lagi lampu diredupin, karena kan emang udah mau masuk jam tidur malam. Dia lipet tangan di dadanya, dan jemarinya persis nempel di sisi toketku. Harusny aku geser sih. Tapi entah kenapa, aku juga penasaran. Dia ini sengaja atau enggak sih?
Posisi ini bertahan beberapa saat, sampe akhirnya aku mulai beneran ngantuk. Kayaknya emang dia gak sengaja deh. Jd kupikir, mending aku beneran tidur. Tapi ternyata, gak berapa lama, dia mulai gerakin jari2 nya. Sedikit elus-elus samping badan aku.
Kantukku ilang. Tapi aku diem aja. Masih bertahan pura-pura tidur.

Kayaknya dia ngerasa aman karena aku gak bereaksi. Jariny makin berani. Dia gak cuma elus-elus bagian samping, tapi mulai geser untuk bener-bener sentuh toketku.
Dalam hati aku bersorak : Yess... akhirnya!!
Jadi, kuangkat sedikit lenganku, supaya dia gampang buat megang toketku.
Eh dia malah brenti, trus ambil selimut, lalu dengan sopan nyelimutin aku dan dirinya.
Hhmm... sopan apa modus nih? Tapi aku tetap merem.
Abis nyelimutin, dia balik ke posisi duduk semula. Kali ini, dia gak pake basa-basi, tangannya langsung nyusup ke dadaku. Hahhaa selimut itu buat nutupin gerakan tangannya rupanyaaa...

Kubiarin  dia remas-remas toketku. Lampu kereta mulai diredupi, dia pun makin berani. Dia nggeser posisi duduknya, menghadap ke arahku. Dari balik selimut, tangannya dengan cekatan bukain kancing bajuku satu-satu. Dan jari2 dinginnya, langsung nyentuh kulit dadaku.

"Toket kamu anget..." wow suaranya berat.
Kubuka mataku. Kutatap dia. Wajahnya lumayn. Gak cakep banget, tp juga gak jelek.

Kusibakkan selimut sedikit, biar aku bisa liat aktivitas tangannya di dadaku. Jemarinya meremas toket kananku, yang masih ketutupan bra.
Kusibakkan bra ku, supaya pentilnya keliatan. Matanya berbinar menatap pentil merah mudaku.
Kutarik kepalanya ke dadaku, kututup pake selimut. Dan dengan cepat dia langsung ngisep dan jilatin pentilku.
Sekuat tenaga kutahan desahku. Apalagi di balik selimut sana, jari2nya mulai menyibakkan rokku, dan menyusup ke balik celana dalamku.

Aku merem melek sambil mengigit bibir supaya gak keluar suaraku. Gimana gak pengen jerit coba... pentilku diisep dan dijilatin, itilku dikobel-kobel. Dam begitu aku ngerasa makin panas, aku akhirnya memaksa dia stop semuanya. Gawat kalo diterusin, aku bs2 orgasme.
"Udah.... Gak tahan... "setengah mati aku berusaha berbisik.

Dia bener2 brenti. Lalu keluarin kepala dr balik selimut, dan berdiri mengamati sekitar. Sekilas, kulihat ada bongkahan besar di balik celana cindonya. Aduh... kayaknya kontolnya mantep nih.

"Sekitar kita gak ada orang. Paling deket jarak 3 kursi. Kalo bisa gak berisik, mustinya bs dimasukin sih.." dengan suara beratnya, dia setengah berbisik di kupingku.
Sial... merinding semua denger suaranya.

Terlanjur horny, lamgsung kuputat badanku ngebelakangin dia, dan setengah kusodorkan pantatku ke arahnya. Kami berdua mencopot celana seperlunya, yang penting, kelamin kami bisa silaturahmi, gak perlu bener2 telanjang.
Dia gesek2in kontolnya, yang sesuai perkiraanku, cukup besar, ke memekku, untuk cari jalan masuk. Sementara sebelah tangannya lagi2 ngeremes toketku.

Dan ... bleesss!!!
"Mmppphh... " buru2 kututup mulutku, sebelum aku menjerit waktu akhirnya kontolnya masuk ke memekku.

"Owh shit... sempit banget..." bisikannya semakin berat, sambil pelan2 dia goyangin kontolnya keluar masuk.

Aku semakin kuat nutup mulutku sendiri pake tangan, dan sebelah tanganku yang lain, mencengkeram kursi kereta, saat kurasakan rudal besar itu terus menyodok memekku.
Tapi aku pengen digoyang dengan cepat, aku pengen orgasme.

Dia kayaknya juga gak sabar kalo goyang pelan2. Jadi dia narik badanku turun dr kursi kereta, dan di lantai kereta depan kursi kami, dia menyodokku dengan kuat dari belakang.
Kedua tangannya menarik braku ke bawah, dan langsung meremas toketku dan melintir pentilku.

Aku makin kelabakan, dan kuat-kuat menutup mulutku. Goyangannya sangat kuat dan aku mulai mendaki menuju orgasme ku. Makin lama dia makin cepat, nafasnya semakin memburu.

Dan... crot crot croot... spermanya disemprot ke rahimku, sambil aku kejang-kejang menyambut orgasme ku.

Malam itu kami tidur berpelukan. Dan begitu sampe Bandung, kami langsung cari penginapan sekitar stasiun, untuk langsung lanjutin adegan panas ini dengan lebih bebas. Dan aku bs mengerang dan menjerit sepuas hati.

Short Stories with the Strangers (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang