The Duchess

PART I

---The Duchess---

Suara katak memenuhi ruangan, sesaat sebelumnya hujan turun dengan lebat, pagi itu di ruang sederhana terlihat gadis berambut ikal usia sekitar akhir 20an sedang meringkuk di pembaringan, ia merasa lunglai tak semangat menjalani kehidupan, kehidupan yang begitu keras telah ia lewati ia sangat ragu dengan apa yang ia yakini, berfikir keras bagaimana cara cepat untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat, berbagai cara telah ia tempuh, mulai menjadi penjual online, jual jasa sebagai joki tugas sekolah, segala macam cara telah iya tempuh namun nihil, ia sedang gusar dengan apa yang telah ia hadapi, hutang sebesar 100 jt yang sebentar lagi jatuh tempo membuatnya sedikit tertekan, namun ia masih mencoba mengangkat kepala mencoba tetap tenang dan tidak nekat mengambil jalan yang tidak seharusnya.

"Menjadi wanita simpanan" kata itu seketika terlintas di otak cantiknya.

***

"Aku sudah muak dengan wanita-wanita ini, bisakah kau temukan wanita yang berbeda, Mr Anton ?" Seketika tangan kekar itu menyingkirkan tangan para wanita yang bergelanyut di sampingnya.

Terbiasa setiap wanita bersimpuh di hadapannya dan siap membuka diri untuknya, ia merasa bosan ia di takdirkan sebagai pemburu bukan diburu, wajah yang cukup tampan untuk pria awal 30an, dengan tinggi 186 cm, dengan tubuh yang ideal, cukup tinggi menjulang bagi Warga Negara Indonesia, namun ya kenyataan yang tak terbantahkan oleh Nick the Duke of Loui, yang mana ia memiliki 2 kewarganegaraan dari keturunan Eropa dan Asia, yang mana ia memiliki seorang Ibu berkebangsaan Indonesia dan sang Ayah berkebangsaan Inggris, urutan ke 3 dari keluarga bangsawan Inggris yang memiliki gelar yang cukup menawan yaitu seorang "Duke" lebih sering warga inggris menyebutnya Duke of Loui, keturunan bangsawan yang cukup tajir di negaranya, ia memiliki istal kuda serta tanah yang cukup luwas, gambaran akan kekayaan yang dimiki saat ini jika digambarkan oleh sosok film mungkin terlihat seperti "Christyan Grey".

****
Di pantry kantor saat jam makan siang, terlihat dua gadis terlihat lugu sedang bertatap-tatapan tanpa keluar kata-kata.

"Acha, dari tadi aku liat kamu sepertinya kurang bersemangat" seloroh Erin sahabat yang selama ini selalu menemani kemanapun gadis itu pergi.

"Rin please, lo ada info engga tentang Sugar Dady atau apalah itu kau menyebutnya, intinya yang cari cewe simpenan" seloroh Acha sambil tertawa namun terlihat serius.

"Kamu gila ya, edan koe gend*ng arek iki, mat@n*, kalo bercanda jangan keterlaluan dong Cha"

"Aku serius, kamu tahu sendirikan saat ini pikiranku benar-benar kacau memikirkan hutang-hutang itu, ingat 100 jt, mau sampai kapan aku bekerja sebagai budak corporat, untuk mengumpulkan dana sebesar itu"

Kedaan kembali hening

"Kita ini anak perantauan yang sedang berjuang di Jakarta demi keberhasilan di masa depan Cha, dengan cara halal catat Acha cantiiik yang Halal, heran deh malah kepikiran jadi simpanan" mata Erin melotot melihat Acha

"Tapi rin, ini sepertinya jalan akhir dari hidup gue deh" tak terasa air mata itu mengalir secara tak sengaja di pipi mulus Acha

Erin yang melihat pemandangan itu secara tidak langsung ia sedikit tersentuh dan tidak berniat untuk memberi komentar kemudian.

Jam kantor telah usai, Erin dan Acha bergegas segera keluar ruangan, kedua gadis yang terlihat agamis itu beriringan mengambil kendaraan bermotor untuk bergegas pulang, namun tidak dengan Acha ia harus segera bersiap untuk pekerjaan part timenya, ia bekerja sebagai bartender di salah satu club malam terkenal di Jakarta, ya tidak salah membaca ia sebagai salah satu bartender, tentu tidak ada yang menyangka seorang gadis yang terlihat agamis saat siang hari namun saat malam hari ia terlihat hmmm lebih ke arah Maskulin daripada Sexy, ia berpenampilan layaknya laki-laki agar ia aman dari tatapan menggoda pria-pria hidung belang pengunjung club malam tersebut.