...
"Hyunjin ngapain kamu? Ayo cepat naik!"
Yang dipanggil masih setia memeluk tepian kolam renang. Yah, saat ini memang sedang kelas renang, tapi karena coach datang terlambat jadi Hyunjin dan anak-anak lain memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kolam tanpa menunggu sang pelatih.
Siapa sangka bahwa coach yang tadi bilang akan terlambat datang ternyata langsung muncul tidak lebih dari lima belas menit dari jam yang ditentukan. Biasanya sang pelatih baru akan datang paling tidak satu jam kemudian jika sudah bilang akan telat.
"Ijin coach, saya tidak bisa naik sekarang. Kaki saya kram"
Hyunjin tidak bohong, salahnya sendiri juga sih tadi langsung masuk tanpa pemanasan. Ya beginilah jadinya. Sebenarnya tadi Hyunjin buru-buru menepi saat melihat sang pelatih mendekati kolam, tapi naas saat sampai tepi kolam malah kaki kanannya tidak bisa digerakkan.
Setelah sepuluh menit berdiam di tepian kolam, akhirnya kaki kanannya kembali normal. Hyunjin kemudian naik dan menyusul sesi kelas yang sudah dimulai terlebih dahulu tanpa menunggunya.
"Jadikan pelajaran saja, ingat pentingnya pemanasan sebelum masuk ke air"
"Baik coach!"
Jawab mereka serempak....
"Kak!"
Hyunjin melambai dan berlari menghampiri Minho setelah menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan ia bisa menyebrang dengan aman. Minho menyender pada mobil, sudah menunggu di seberang gedung tempat club renang Hyunjin.
Hyunjin mengikuti sebuah club renang diluar jam sekolahnya. Dia sudah bergabung lebih dari dua tahun, pertama kali saat ia masih tingkat akhir di SMP sampai sekarang hampir memasuki kelas tiga SMA. Hyunjin baru saja menyelesaikan ulangan kenaikan kelasnya kemarin.
Awalnya tidak sengaja, saat itu Hyunjin pergi ke kolam renang sendirian dan tanpa sadar dia masuk ke kolam yang sama dengan anggota club renang yang saat itu sedang latihan. Dari sanalah Hyunjin tertarik dan ingin mengikuti club renang itu.
Sejak bergabung, dia sudah beberapa kali mengikuti perlombaan dan tak jarang pula dia membawa pulang medali kemenangan. Karena seorang Hyunjin akan serius dan bersungguh-sungguh ketika dia sudah tertarik dengan sesuatu.
"Udah lama ya?"
Hyunjin menutup pintu mobil lalu setelahnya melempar asal tas punggungnya ke kursi belakang."Baru setengah jam"
Hyunjin nyengir, baginya setengah jam itu lama. Hyunjin adalah tipe yang tidak sabaran dan sangat tidak suka menunggu. Apalagi Minho baru pulang kerja -lembur , kalau Hyunjin jadi Minho sih pasti inginya langsung pulang lalu rebahan.
"Kenapa kalau weekend selalu macet sih? Ga pada bosen apa tiap minggu macet-macetan tapi minggu depannya pada keluar lagi"
"Kamu sendiri kan gitu Hyun. Hari minggu bukannya tidur karena libur sekolah, malah keluar juga"
"Beda dong.. itu kan olahraga"
"Olahraga itu pas selesai keringetan, bukan kedinginan"
Minho terkeheh melihat Hyunjin tak berkutik. Dia kalah tidak bisa menjawab Minho lagi, pasalnya memang sekarang dia kedinginan, Hyunjin sibuk menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya sambil sesekali meniupnya. Buku-buku tangannya bahkan memutih dan terkadang giginya bergemelatuk. Hampir tiga jam berada di air dalam cuaca yang dingin membuatnya sedikit menggigil.
...
"Ma.. anakmu yang ganteng ini pulang"
Hyunjin melempar tas ranselnya sembarangan ke sofa begitu memasuki rumah. Mencari keberadaan sang Mama yang sepertinya tengah menyiapkan makan malam di dapur. Memeluknya dari belakang lalu menyusupkan kepala di ceruk leher mamanya seperti seekor kucing.
"Hyun, kamu ini kebiasaan. Pulang itu bersih-bersih badan dulu sayang"
"Loh, aku habis berendam tiga jam loh ma, kurang bersih gimana coba? Ini kuman-kuman di badan Hyunjin aja udah mati kena air kaporit kayanya"
Hyunjin membuka kulkas, lalu mengambil satu bungkus permen jelly kesukaannya.
"Ma, dua minggu lagi aku ada turnamen. Bisa dateng gak?"
"Mama sih bisa-bisa aja. Coba tanya kakak kamu"
Hyunjin melirik Minho yang baru saja datang, habis memarkir mobil di garasi.
"Apa? Kenapa?"
Minho yang semula akan memijak anak tangga untuk menuju kamarnya jadi berhenti. Merasa diperhatikan Hyunjin juga mama yang kini menatapnya.
"Itu, adik kamu ada lomba berenang dua minggu lagi"
"Dimana?"
Minho tidak jadi naik ke kamarnya dan lebih memilih mendudukkan dirinya di meja makan, seberang kursi yang Hyunjin tempati.
"Di kota sebelah kak, tapi acaranya hari Jumat"
Minho sedikit menimbang, Jumat itu masih hari kerja. Pasalnya statusnya sekarang masih pegawai baru, dan tentu tidak semudah itu dia mendapatkan ijin, apalagi sepertinya Minho bahkan belum memiliki hak untuk mengambil cuti. Kalau dia nekat bolos kerja tentu tidak bagus untuk penilaian kinerjanya.
"Kalau sibuk gak usah gapapa kok, nanti lain kali aja. Lagian ini turnamen biasa aja"
Ucap Hyunjin santai,
"Tapi nanti kalau masuk babak final harus nonton ya! Soalnya nanti kalo final menang lagi bisa masuk ke tingkat nasional""Oke. Pastiin kamu bakal menang kalo gitu"
Minho mengusak rambut Hyunjin kemudian beranjak, melanjutkan niat ke kamarnya yang sempat tertunda.
...
"Hyunjin gak kangen papa ya? Papanya pulang kok gak disambut"
Laki-laki yang sudah cukup berumur itu memasuki kamar anak bungsunya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, walaupun biasanya Hyunjin memang belum tidur di jam-jam ini tapi normalnya memang dia sudah rebahan di ranjangnya siap menjemput mimpi.
Tadi sebenarnya kamarnya sudah di ketuk oleh sang kakak, menyerukan bahwa papa pulang. Tentu saja Hyunjin antusias mengingat papanya hanya pulang satu kali dalam sebulan paling lama selama tiga hari saja.
Segera dia menyingkap selimutnya dan buru-buru bangun dari ranjang, tapi karena terlalu mendadak berdiri kepalanya tiba-tiba pening hingga membuatnya terhuyung lalu tersungkur dilantai kamarnya yang dingin. Gawat, sepertinya anemia nya datang kembali.
Setelah mendapatkan kembali keseimbangan nya Hyunjin kembali duduk di ranjang. Tidak jadi turun. Toh juga nanti pasti papa yang akan kesini, dan benar kan?
"Masih ngumpulin nyawa pa, tadi udah ketiduran soalnya jadi pusing kalau langsung bangun" ucap Hyunjin dengan tambahan sedikit bumbu kebohongan.
"Aku kangen"
Dengan senang hati papa membalas pelukan dari Hyunjin yang berubah jadi manja ketika papanya pulang. Sungguh sangat berbeda dengan Hyunjin yang biasa terlihat di sekolah atau arena renang.
"Kali ini berpa hari?"
"Dua"
"Paaa... Besok hari senin! Kenapa pulangnya gak dari kemarin sih? Aku kan sekolah!"
Hyunjin merajuk, walaupun ujian sudah selesai tapi Hyunjin bukan tipe siswa yang suka membolos. Walaupun mungkin sudah tidak ada pelajaran penuh, tapi biasanya acara classmeeting selalu menyenangkan dan sayang kalau di lewatkan. Tapi disisi lain Hyunjin juga ingin qualitytime bersama keluarganya. Kan Hyunjin jadi galau.
"Tenang papa punya ide"
..Tbc..
:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Print
Fanfiction"Bagi dunia mungkin kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang mungkin kau adalah dunianya"