...
"HYUNJIN!!"
Semua yang berada di tribun penonton ribut, mereka terkejut dan penasaran apa yang tengah terjadi pada salah satu perenang disana. Paramedis membatu membawa Hyunjin yang tak sadarkan diri ketepi dan memberi pertolongan pertama.
Minho dan Felix bahkan sudah berlari mengikuti pelatihnya untuk melihat keadaan Hyunjin. Saat sampai disana Hyunjin dikerumuni oleh sekitar enam orang, beberapa dari mereka sedang sibuk mengeringkan tubuh Hyunjin dan beberapa lagi memberinya pertolongan.
Ambubag terus dipompa sementara ambulance disiapkan. Begitu siap mereka langsung menuju kerumah sakit. Minho ikut dalam ambulance sementara orang tua Hyunjin mengikuti dari belakang bersama Jisung.
...
Dokter keluar dari ruang tindakan setelah beberapa saat didalam sana. Minho yang sedari tadi mondar-mandir didepan pintu terkesiap, Minhwan dan Jess buru-buru menghampiri dokter begitupun dengan Jisung, dia menolak pulang dan bersikeras untuk mengetahui keadaan Hyunjin. Mereka memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
"Untuk hasil pastinya kami perlu menunggu pasien siuman. Sementara kami tetap memasangkan oksigen karena saturasinya rendah, meski belum bangun namun saat ini kondisi pasien sudah stabil. Setelah ini pasien akan dibawa keruang rawat, jika dia sudah bangun tolong cepat hubungi saya"
Lalu beberapa perawat keluar dengan mendorong bed dimana Hyunjin terbaring disana. Dengan oksigen mask serta infus Hyunjin di dorong menuju ruang rawat. Minhwan, Jess serta Minho mengikutinya dari belakang.
...
Waktu berjalan terasa begitu lama, sudah dua jam sejak Hyunjin dipindahkan. Jisung juga sudah pulang karena hari sudah mulai gelap. Tinggal Minho beserta dua orang tuanya yang berada diruangan. Minho dan Minhwan duduk di sofa sementara Jess berada tepat disamping Hyunjin.
"Sayang bangun dulu yuk, sebentar aja"
Jess mengusap punggung tangan Hyunjin dengan sayang, wanita itu sudah tidak menangis walaupun kesedihan tidak dapat disembunyikan dari wajah cantiknya.
Ditatapnya wajah puteranya dengan seksama, raut pucat terpampang jelas disana. Hyunjin masih setia menutup mata, bernafas teratur hingga menimbulkan uap yang timbul dan menghilang secara berulang di masker oksigen yang dipakainya.
Sekitar setengah jam kemudian Hyunjin mulai tersadar, membuka mata perlahan untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang diterimanya. Dia berkedip-kedip lemah, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sepertinya dia di rumah sakit.
Dilihatnya semua anggota keluarganya berkumpul. Minhwan yang duduk disofa bersama Minho serta Jess yang berada disampingnya. Tidak ada yang menyadari bahwa Hyunjin sudah bangun. Hyunjin hendak memanggil Jess namun suaranya tercekat ditenggorokan, hingga akhirnya ia menggerakkan tangannya yang masih digenggam oleh mamanya.
"Hyunjin, akhirnya kamu bangun"
Tangis Jess kembali tumpah, kali ini karena bahagia dan lega. Minho dengan cepat menekan tombol nursecall disamping bed adiknya.
Hyunjin hanya diam, tenaga nya seolah terkuras habis bahkan untuk sekedar tersenyum. Dia seperti linglung.
Dokter kembali keluar ruangan setelah melakukan beberapa pemeriksaan. Katanya keadaan Hyunjin saat ini stabil, semua Vitalnya berfungsi dengan baik kecuali paru-parunya yang masih lemah karena Hyunjin menelan banyak air serta sempat terkena serangan kecil. Tapi dia akan segera membaik.
...
Hyunjin membuka mata di Hari berikutnya, terasa lebih ringan dari kemarin. Hanya ada Minho Yang tertidur di sofa, Papa Dan Mamanya pulang tadi malam untuk mengambil beberapa keperluan Hyunjin dan bermalam dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Print
Fanfiction"Bagi dunia mungkin kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang mungkin kau adalah dunianya"