2. Lovey Dovey

157 16 2
                                    

(08.15 AM) Sejun-nni : Hey , bro! where r u? Senin nih! gue off. main yuk!"

Jinyoung melihat jam di ponselnya, masih pukul 8 pagi dan Sejun sudah mengiriminya pesan. Ia tertawa kecil membaca pesan itu sebelum mengetik balasannya.

(08.16 AM) Kim Jinyoung : gabisa. sibuk gw.

(08.16 AM) Sejun-nni : yaela sombong amat. ayo lah, gw gabut nih. bentaran doang.

(08.17 AM) Kim Jinyoung : yauda ntar deh abis gw ngegym ya. siang aja. Sore gw ada photoshoot.

(08.17 AM) Sejun-nni : dih gaya banget potosyut. oke deh, dah ayang~

Jinyoung bangkit dari tidurnya, meletakkan ponselnya di atas meja kecil di samping kasur dan berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral kemudian meneguknya hingga habis. Samar-samar ia mendengar ponselnya berdering, tanda panggilan masuk. Jinyoung buru-buru kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya.

Satu panggilan tak terjawab : Lim Minsu

Tanpa berpikir panjang, Jinyoung menelepon balik. "Eoh, Minsu-yah ada apa?" tanyanya setelah Minsu menjawab panggilannya dengan cepat. "Aku?Aku di rumah. Kenapa?"

"Oppa, aku ingin mengajakmu bertemu. siang ini bisa ga?"

"Siang ini? aahh~ aku udah ada janji nih sama Sejun. Gimana ya?"

"oh oke~ lain kali aja deh." Minsu terdengar kecewa. "oh, yauda gabung aja sama kita. mau ga?" Ajak Jinyoung karena merasa tak enak.

"oh okee, nanti deh aku pikir-pikir lagi." Jawab Minsu kemudian panggilan terputus.

Jinyoung menghela nafas panjang. Sekembalinya ia dari Inferno, kehidupannya berubah 180 derajat. Banyak sekali hal yang terjadi disana hingga mempengaruhi kehidupan nyatanya. Perasaannya juga sering kali berubah-ubah. Kadang Seulki, kadang Nadine, dan kadang juga Minsu, ketiga gadis itu membuatnya bimbang. Entah bagaimana dia bisa tertarik pada tiga gadis sekaligus. Dia tahu ini gila. Dia tahu pasti banyak orang akan menganggapnya sebagai 'pemain'. Tapi nyatanya, dia bahkan belum pernah berkencan selama hidupnya. Orang-orang tidak akan percaya itu namun sungguh, dia belum pernah berkencan selama hidupnya.

*****

"udah dari tadi, bro?" Sejun menghampiri Jinyoung yang sudah menunggunya. Kali ini mereka memutuskan untuk bertemu di Restoran Barbeque karena Sejun merasa lagi butuh banyak protein. "lama bener lu." Jinyoung terlihat kesal, dia sudah tiba disini sejak 30 menit yang lalu.

"maaf, habis nganter Soe ke kampus." Kata Sejun sumeringah kemudian merebut capitan untuk menggantikan Jinyoung memanggang daging.

"ngapain lu nganter-nganter Soe? emang lu bapaknya?"

"kagak." Sejun terlihat antusias, "gue pacarnya." sambungnya bersemangat. "udah jadian gue bang sama Soe. emang elu, ababil."

"apaan ababil?"

"ABG labil! HAHAHAHAHAHA."

"Anying. gue kepret lu." Jinyoung mengepalkan tangannya dan hendak meninju wajah Sejun. "kok bisa jadian?" tanyanya penasaran. "ya gue tembaklah, gimana sih." Sejun menjawab sekenanya.

Jinyoung menghela nafas kesal, "ya gue tau anying lo tembak." Sejun memang orang yang agak menyebalkan, "yauda gue ganti pertanyaannya. Kapan lo tembak dia?"

"Kemarin."

"Dimana?"

"Rumah gue."

"LO MAU CERITA GAK SIH?! MESTI BANGET NIH GUE TANYA-TANYA?!"

I love You (Kim Sejun & Lee Soe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang