Wanita paruh baya itu berjalan dengan gusar. Matanya tidak fokus, keringat membasahi wajahnya, dia terlihat begitu khawatir. Bagaimana tidak? Baru saja seseorang yang tidak ia kenal, meneleponnya dan mengatakan bahwa putra bungsunya sedang terkapar di IGD.
Kim Seon Ho menawarkan diri untuk mengantarkan ibunya ke Rumah Sakit. "Maaf sus, apa ada pasien bernama Kim Sejun?" Seon Ho bertanya kepada suster yang berpapasan dengan mereka. "yang pingsan didepan toserba," sambungnya.
Setelah mendapat arahan dari suster tadi, mereka berjalan menuju kasur Sejun yang ternyata tidak begitu jauh dari tempat mereka berdiri. Sejun terlihat begitu pucat, tubuhnya juga terlihat begitu kurus. Lee Il Hwa-ibunya, tak kuasa menahan tangis melihat kondisi putra bungsunya tersebut.
"Sejun-ah, ini ibu nak." Katanya sambil mengelus lembut rambut Sejun. Jarum infus masih menusuk di punggung tangan pemuda itu. Sementara Seon Ho sibuk mencari dokter untuk bertanya mengenai kondisi adiknya.
"gpp kok bu, cuma capek aja kata dokter." Seon Ho mengelus pundak ibunya. "kalo cairan infusnya udah habis, udah boleh pulang kok." dia mencoba menenangkan ibunya. Il Hwa mengangguk tanda mengerti. Namun perasaan khawatir masih terus menguasai hatinya.
"Seon Ho-ya, tolong hubungi Mr. lee. Katakan padanya bahwa Sejun tidak akan ke toko hari ini. Ibu mau dia beristirahat total." perintahnya yang langsung disetujui oleh Seon Ho.
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Sejun baru saja terbangun. Kepalanya masih sangat pusing dan tambah pusing lagi ketika mendapati ibunya sedang duduk disamping ranjangnya. "bu?" panggilnya. "kenapa ibu disini?" tanyanya. Suaranya masih terdengar lemah.
Il Hwa mengelus pipi putranya itu, "syukurlah kamu sudah sadar." ujarnya. Kini kekhawatirannya sudah menghilang.
"bu, jam berapa sekarang?" Sejun sibuk mencari ponselnya. "aku harus ke toko, ada fitting sama customer, bu." ia panik dan masih sibuk mencari ponselnya. Il Hwa hanya bisa menggeleng melihat tingkah putranya yang gila kerja itu. "bu? ponselku mana?" Sejun mulai kesal karena si ibu tidak menjawab pertanyaannya.
"Ibu sita."
"hah? kenapa?"
"hari ini ibu mau kamu pulang ke rumah."
"nggak, gamau."
"Kim Sejun!" bentak Il Hwa. "bisa gak sehari aja kamu nurut sama ibu? kamu sakit! harus banyak istirahat. Ibu udah bilang sama Mr. Lee untuk handle kerjaan kamu hari ini."
"gabisa bu! Ibu gak ngerti pentingnya customer aku hari ini!"
"bu..." Seon Ho datang ditengah perdebatan adik dan ibunya itu dengan kantong plastik berisi botol air mineral ditangannya, dia baru saja kembali dari toserba. "gimana keadaan kamu." dia langsung berjalan cepat menghampiri adiknya itu.
"tuh! suruh adik kamu buat nurut." Seon Ho memberikan satu botol air mineral kepada ibunya itu. Il Hwa menerima botol itu dan meneguknya.
"Hyung, aku harus ke toko." pinta Sejun. "libur aja ya hari ini. Kata dokter kamu kelelahan. Istirahat satu hari aja cukup kok. Besok bisa langsung kerja lagi." Seon Ho memberi pengertian, menengahi pertengkaran antara ibunya dengan Sejun. Sebagai kakak tertua, ia harus bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya. Setidaknya hanya itu yang bisa dia lakukan. Meski belum sepenuhnya berhasil.
Sejun menghela nafas kesal. Jika sudah Seon Ho yang meminta, dia tidak akan bisa menolak. "baiklah. tapi aku ingin ponselku, bu." pintanya pada ibunya. Il Hwa mendelik kesal. "peluk dulu dong. Sejun kangen." ucapnya manja yang sontak membuat Seon Ho dan ibunya tertawa. "ih peluk, bu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I love You (Kim Sejun & Lee Soe)
Hayran KurguJika ada yang bertanya tentang pertemuan apa yang sangat Kim Sejun nantikan, maka inilah jawabannya. Pertemuannya kembali dengan gadis yang ia cintai sejak 3 tahun yang lalu. Gadis yang selalu ia perjuangkan, gadis yang selalu ia tunggu, gadis yang...