pagi yang tak baik

50 5 4
                                    

.

.

"Eh lo nyadar gak sih akhir-akhir ni bocah tu murung mulu tiap sekolah?" tanya anak laki-laki bertubuh bongsor itu mengawali pembicaraan. Namun netra anak itu sama sekali tak teralihkan ia hanya menatap lurus kedepan, tepatnya pada papan penanda kelas diujung sana dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti orang melantur.

Anak itu, Watanabe haruto namanya.

Ia berada dilorong sekolah sekarang, sepertinya ia dari arah kantin, buktinya anak itu tengah menggenggam botol minuman berwarna orange di tangan kirinya.

Haruto tidak sendiri, tentu anak laki-laki itu selalu menyeret salah satu atau salah dua temannya jika ingin pergi kemanapun disekolah. Menyebalkan memang.

Tunggu, seperti ada yang tidak beres, kenapa tak ada respon dari temannya? Bukannya menit lalu ia sedang melontarkan pertanyaan. Anak itu reflek menoleh kesebelah kanannya dan dengan sangat jelas ia kesal. Tentu saja, pertanyaan Haruto tadi tidak digubris oleh anak laki-laki yang berjalan bersamanya sedari dikantin tadi. Sontak Haruto menoyor kepala temannya itu. Tidak sakit, hanya sampai pusing saja.

"Hah?" Ya itu dia, pemuda sama-sama berasal dari Jepang tetapi berbeda wilayah. Pemuda bermarga hamada itu sedang mendengarkan music di headphonenya. Pantas saja cengoh itu muka saat ditanya.

"Kalo diajak ngobrol dilepas dulu ngapa tu headphonenya!" kesal Haruto, sedari tadi ia bicara tak didengarkan? Sungguh terlalu.

"Ck paan deh" Asahi mencibik kesal juga padahal ia baru asik mendengarkan lagunya. Dan akhirnya pun headphone yang ia gunakan digantungkan dileher.

Ngomong-ngomong 2 anak laki-laki itu kini sudah berada didepan kelasnya.

'X Inter-Global'

Di sekolah mereka mempunyai 2 kelas unggulan, yakni 'Inter-Global class' dan 'Artclass'. Kelas internasional ini tak jauh beda dengan kelas lain, ada beberapa saja yang menjadi beda yaitu di Inter-Global berisikan murid-murid yang biasanya mengikuti perlombaan akademik hingga ke tingkat tinggi, sedangkan Artclass berisikan murid-murid yang memiliki bakat dibidang seni. Mata pelajaran yang diberikan pun tak dibedakan. Semuanya sama sesuai mata pelajaran pada umumnya.

Back to the topic--

"Tu liat" ucap Haruto sambil menunjuk dari luar kelas kearah jendela, menunjuk seseorang yang tengah meringkukkan tangannya diatas meja

Paham langsung maksud temannya Asahi pun mengangguk. "Bujuk eskrim sono ntar juga mesem".

•°•°•°•°•°•

ringggg

Para murid dengan semangat bergegas membereskan buku serta alat tulis mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing. Siapa sih yang tidak senang dengan bel pulang sekolah?

Sementara anak laki-laki satu ini tampak lesu membereskan perlengkapannya. Rambut hitamnya masih tertata rapi dari masuk sampai pulang sekolah, serta tak ada peluh keringat atau muka musam sehabis pulang sekolah.

Sementara yang lainnya sudah aburadul, seragam sudah keluar-keluar, rambut yang tak rapi lagi, serta keringat yang membendung dahi mereka. Cuaca hari ini bisa dibilang sangat panas.

"NEO EOPSHI NAN AMUGEOTTO MOTHAE"

"NAEGA BABO GATA BOIGETJI YEAH~

Kalau yang ini jangan heran, anak laki-laki ini selalu saja ribut sendiri. Temannya yang lain saja sibuk mengobrolkan kegiatan selepas pulang sekolah. Sementara anak ini malah konser dadakan.

Promise (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang