••••
"Ada pasangan suami istri yang hidup bahagia dengan tiga orang anak di hidup mereka. Suatu saat sang istri memberi tahu suaminya bahwa dia hamil lagi dan tanpa di duga respon sang suami tidak sesuai dengan harapan. Sang istri di perintahkan untuk melenyapkan bayi yang sedang dikandungnya,
Bayi itu dipercaya membawa kutukan untuk hidup mereka, sudah berbagai cara suami istri itu lakukan untuk melenyapkan bayi itu tapi tidak ada yang berhasil. Akhirnya mereka memutuskan untuk mempertahankan bayi itu sampai lahir kedunia. Pada saat bayi itu lahir, perusahaan keluarga itu mengalami kebangkrutan dan mereka percaya hal itu disebabkan oleh anak yang baru dilahirkan,
Hingga mereka akhirnya memutuskan membuang bayi itu sangat jauh bahkan sampai ke luar dari negaranya. Dan benar saja setelah bayi itu tidak ada dengan perlahan keadaan perusahaannya mulai stabil dan mereka berlima akhirnya hidup bahagia." Kay menundukkan kepalanya dan melihat Jillian yang menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.
"Jadi, aku tidak di harapkan ya," Jillian tidak bodoh, dia mengerti dengan apa yang diceritakan Kay adalah kisah hidupnya. Jillian memejamkan matanya lalu menunduk dengan pikiran yang berkecamuk.
Jillian menghela nafas lalu membuka matanya dan melihat Kay yang ternyata sedang menatapnya, "Tidak apa, aku tidak kaget mendengarnya." Bohong, ucapan Jillian sepenuhnya bohong. Dia ingin sekali berteriak dan mempertanyakan kepada Tuhan kenapa dia hidup kalau keberadaanya saja tidak ada yang menginginkan.
"Kay ayo kita pulang," ajak Jillian seraya melepasakan tubuhnya dari Kay tanpa berniat untuk memandang keluarga bahagia di belakangnya.
Kay menatap mata Jillian dengan pandangan rumit, lalu segera menarik tangannya untuk kembali ke kamar hotel. Kay malah dengan sengaja berjalan melewati keluarga itu dengan tangannya yang merangkul bahu Jillian. Sedangkan gadis itu menyembunyikan wajahnya dengan merapatkan tubuhnya pada Kay.
Setelah sampai di kamar Jillian hanya diam mematung di dekat pintu dengan pandangannya yang kosong. Sedangkan Kay menghela nafas panjang melihatnya, lalu dia masuk ke toilet untuk bersih-bersih. Keluar dari kamar mandi Kay mendapati Jillian yang jongkok di depan pintu dengan tangan yang membentuk pola abstrak di lantai.
"Cepat mandi, jangan sampai masuk angin," Kay menarik bahu Jillian perlahan hingga berdiri.
"Aku keluar, ada keperluan dan pulang malam nanti." Jillian hanya menganggukkan kepalanya tidak menjawab perkataan Kay.
"Aku percaya padamu." Kalimat itu terdengar dari mulut Kay sebelum Jillian menutup pintu kamar mandi.
Di dalam kamar mandi Jillian menyalakan shower lalu berdiri di bawahnya, entah berapa lama dia berada di bawah guyuran air yang pasti ketika melihat dirinya di pantulan cermin wajahnya sangatlah pucat.
Jillian mengambil kemeja putih Kay yang tergeletak di kasur lalu memakainya. Kemudian membaringkan badannya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dengan posisi meringkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTHINE [Editing]
RomanceBertahan atau menyerah? Hanya dua kemungkinan itu yang bisa Jillian pilih. ❗ D A R K R O M A N C E 21+ Kedatangannya ke Indonesia membuat seorang Kay Cyrano Agesislou, pemilik perusahaan pelayaran terbesar di Yunani terobsesi terhadap seorang g...