••••
“Luruskan kakimu.” Kay menggeserkan kaki Jillian yang miring dengan kakinya membuat gadis itu segera membenarkannya lalu fokus lagi pada objek didepannya.
“Sedikit melesat, nyawa orang itu jadi taruhannya.” Kay berbisik tepat di telinga Jillian membuat gadis itu sedikit kehilangan fokusnya.
“Fokus Jillian! Dalam hitungan ketiga kau harus menembaknya.” Kay menjauhi Jillian hingga ada jarak di antara keduanya.
“Kay-“
“Jika kau tidak yakin, berhenti sekarang juga, aku tidak ingin mengajari seorang pengecut.” hati Jillian sedikit tersentil ketika Kay berbicara seperti itu. Ingat, hanya sedikit.
Tapi dia ingin membuktikan bahwa dia bukanlah seorang pengecut.
Jillian kembali memfokuskan pandangannya lalu mengangkat tangan kananya yang terdapat sebuah SVI Tiki-t. Menarik nafas dengan dalam lalu melihat sasarannya yang berada di atas kepala seseorang.
Kay memang gila, bagaimana bisa pria itu membiarkan seseorang dalam bahaya hanya karena ingin mengujinya. Tapi melihat orang itu berdiri dengan tenang membuatnya percaya bahwa tembakannya tidak akan melesat.
Satu
Dua
Dor
Berhasil. Jillian berhasil melakukannya bahkan sebelum Kay menyelesaikan hitungannya. Apel itu hancur dengan peluru yang dia tembakan. Jillian segera melepaskan penutup telinganya lalu berjalan menghampiri Kay.
“Aku bisa melakukannya Kay.” beritahu Jillian dengan antusias membuat Kay menyunggingkan sedikit senyumannya lalu menepuk kepalanya dua kali.
“Kau bisa berlatih sepuasmu, aku harus kekantor.” Kay menyeka keringat yang mengalir di dahi Jillian membuat pipi gadis itu bersemu.
Jillian menganggukkan kepalanya, “Iya,”
Kay pergi kekantor dengan dirinya yang fokus pada iPad karena sedang memeriksa pekerjaanya. Sesekali dia mengerutkan keningnya ketika melihat ada sesuatu yang janggal.
“Dux."
“Membutuhkan sesuatu Mr.Cyrano?” Kay terdiam dengan kening yang mengernyit lalu tidak lama kemudian seringaian tercipta diwajahnya.
“Pathenon sekarang juga.”
“Baik Mr.Cyrano.” mobil dilajukan dengan kecepatan maksimal, lalu berbalik arah dari tujuannya.
Tiba ditempat yang dimaksud, Kay keluar dari mobil lalu memindai sekitar. Dan rupanya benar saja, tidak jauh darinya ada sekelompok orang-orang yang sedang bertransaksi tanpa sepengetahuannya.
Dengan perlahan, Kay berjalan mendekati orang-orang itu lalu mengambil pistol yang dia simpan di balik jasnya. Tanpa aba-aba Kay melayangkan tembakan pada orang yang sedang merokok tepat di kepalanya, tidak memberikan kesempatan untuk melawan dalam satu waktu keenam orang itu tewas seketika olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTHINE [Editing]
RomanceBertahan atau menyerah? Hanya dua kemungkinan itu yang bisa Jillian pilih. ❗ D A R K R O M A N C E 21+ Kedatangannya ke Indonesia membuat seorang Kay Cyrano Agesislou, pemilik perusahaan pelayaran terbesar di Yunani terobsesi terhadap seorang g...