Ketiga manusia itu kini sudah berada didalam hutan, dimana Ice lah yang melacak lokasi terakhir Solar berada. Mereka terus berjalan memasuki hutan sembari sesekali berteriak memanggil nama Solar.
——
• keberadaan Solar
"Shh, penatnya.. Aku berehat je lah dulu" ucap Solar lalu melihat sekitarnya yang sekiranya cukup untuknya beristirahat. Dilihatnya sebuah goa yang nampaknya goa itu ada penghuninya sebelum ini. Dia pun memberanikan diri untuk memasuki goa tersebut, duduk didalam goa yang beralaskan dedaunan besar yang muat untuknya duduk ataupun berbaring.
Tak lama, terdengar suara tapakan kaki yang berjalan mendekat kearah goa tersebut. Solar mengambil sikap waspada, ia bersiap dengan apapun yang akan dia hadapi nanti. Namun, suara gemericik air yang berasal dari air terjun kecil yang berada disamping goa ini membuatnya kebingungan. Dia berpikir kalau itu adalah penjahat, kenapa tidak langsung menyerangnya saja?
Karna penasaran, Solar pun beranjak keluar dari goa. Sosok itu terlihat sedang mengambil air menggunakan sebuah ember kayu dengan jaket hitam yang dijerat dipinggangnya. Familiar dengan sosok tersebut, Solar berjalan mendekat dan sosok tadi bersiap untuk mengangkat ember kayunya. Terlihat peluh membasahi tubuhnya, namun ia tidak mengeluh. Ia seperti sudah terbiasa hidup seperti ini.
"A-abang Hali?.." panggil Solar dengan pelan, namun orang itu rupanya mendengar dan melihat kearah Solar. Ia terkejut dan melepaskan pegangannya pada kedua ember kayunya.
"S-solar?"
"Abang Hali!" ucap Solar lalu berlari menuju kearah Halilintar dan memeluknya dengan erat.
Ia mulai menangis, dan Halilintar yang mulai membalas pelukannya seraya mengusap rambut milik Solar.
"Kenape kau ade kat sini, Solar?" tanya Halilintar dengan lembut"Rumah hancur, semuanya dah tak sama lagi semenjak kau pergi. Aku tak nyaman dengan suasana rumah yang kini lebih hening dan suram" Solar menjelaskan.
"Hmm, tapi kalau aku balik aku tak sanggup lah tengok Gempa lagi, nanti semua kenangan tu muncul lagi, aku tak nak hancurkan hubungan baru dia ngan Taufan" ucap Halilintar dengan sedih
"Oh ye, macam mane kau boleh jumpe aku ni? Bukannya goa ni ada kat tengah-tengah hutan? Macam mane kalau terjadi sesuatu atau diorang ikut kau buat cari kau ngan aku?" Halilintar bertanya bertubi-tubi membuat Solar menghela nafas lelah.
"Tak kesah lah, jom lah balik, bangg. Tak kesian ke ngan Duri? Duri selalu menangis tiap malam tau"
"Eh iyeke?"
"Iyee, ha cepatlah bal-" belum sempat Solar selesai berbicara, ia melihat jam kuasanya yang menampakkan pesan dari Blaze
"Abang Taufan hamil, Solar"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚕𝚠𝚊𝚢𝚜? [END]
Short StoryBoboiboy Local AU GemHali/GemTau/little bit SolHali • Alternative Universe WARNING: BXB (Boy X Boy) Note: bahasa yang digunakan oleh author adalah bahasa campuran. Jadi jangan heran menemukan berbagai macam bahasa didalam work ini. #### Kalau risih...