Episode 2

11 3 0
                                    

"Oke, udah di save," Zumi tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke, udah di save," Zumi tersenyum.

DRRRTTT!, terdengar dering telfon dari handphone Zumi.

Aduhh, kok nelfon sih?

"Kenapa?" Zumi mengangkat telfonnya.

"Kenapa belum pulang? Dasar anak nakal!" Terdengar suara wanita dari telfonnya.

"Gua lagi kerja, jangan ganggu." Zumi mendengus.

"Kerja apa lo? Jangan-jangan lo open b-"

"Lo kira gua murahan kayak lo? Gua gak kayak lo yang kerjaannya gatel ke suami orang!" Zumi sedikit menaikkan suaranya.

"Dasar anak gak tau terima kas-"

TITT, Zumi lebih dahulu mematikan telfonnya.

"Hah, capek gua. Lama banget gua matinya." Mata Zumi terlihat sendu.

"Zumi! Jangan males-malesan! Beresin meja yang disana!" Terdengar teriakan dari wanita tua pemilik toko.

"Yoi, segera berangkat!" Zumi segera mengukir senyuman.

                                 ***

Tring!

"Selamat datang," Datang seorang pelanggan.

"Mau pesan apa?" Zumi melihat ke pelanggan itu.

"Eh? Kazu?" Zumi sedikit kaget.

"Zumi?" Wajah Kazu terlihat biasa saja.

Zumi membersihkan meja tempat Kazu duduk.

"Mau pesan apa lo?" Zumi memberikan buku menu.

"Mie cup sama soda." Kazu membuka hoodie hitam yang dikenakannya.

"Segera siap!" Zumi berjalan meninggalkan Kazu.

Tidak lama kemudian, pesanannya pun siap. Zumi dengan santai membawa mie cup dan soda itu di nampan dengan menggunakan satu jari saja.

"Pesanan datang!" Zumi tersenyum lebar. Mie cup dan soda telah terhidang di atas meja.

"Lo sering makan disini?" Zumi duduk di bangku depan Kazu.

"Ya. Lo kerja disini?" Kazu menatap Zumi.

"Yahh," Zumi mengangguk.

"Ngomong-ngomong, kerja kelompoknya kapan? Kerja kelompoknya di rumah lo aja ya?"

"Besok sempet?," Kazu mulai menyeruput mie cup nya.

"Sempet, gua gak kerja besok." Zumi menyodorkan tisu ke Kazu.

"Nanti gua share lock." Kazu mengambil tisu, lalu mengelap di sekitar mulutnya.

                                 ***

OBSTACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang