Episode 4

8 3 0
                                    

Fauzan baru saja memasuki gerbang. Sudah ada saja yang menyambutnya.

"Pagi, Fauzan." Teman perempuan nya yang sama-sama dari OSIS menyapa.

"Pagi." Fauzan tersenyum ramah.

"Makin ganteng aja lo, Zan." Canda kakak kelas yang ikut menyambutnya.

"Hehe, makasih kak." Fauzan tersenyum salah tingkah.

"Eh, Fauzan. Bener ya rumor yang kesebar sekarang?," Kakak kelas itu bertanya. 1..,2..,3.., sudah banyak yang ikut nimbrung mengerubungi Fauzan dan kakak kelas itu.

"Rumor?," Fauzan bingung.

"Iya, rumor katanya lo pacaran sama anak kelas X IPS 2? Yang katanya cewek gak bener tuh?" Kali ini yang menjawab adalah teman perempuan OSIS itu.

"Yang mana?," Fauzan masih belum mengerti.

"Itu tuh, yang Zumi Zumi itu. Cewek yang sering dipanggil ke BK itu." Sekarang salah satu cewek yang mengerubungi nya yang menjawab.

"Oh, Zumi! Cantikku?," Ekspresi Fauzan berubah menjadi ceria bagaikan baru mendapatkan mobil Tesla impiannya.

Cewek-cewek yang mengerubunginya terdiam, meminta penjelasan.

"Kami gak pacaran kok, dia belum suka sama gua." Fauzan tersenyum pasrah.

"Daripada sama dia, mending sama gua aja, Zan." Teman OSIS nya itu menyengir.

"Maaf. Tapi, Zumi tetap dihati. Tidak bisa tergantikan." Fauzan tersenyum sambil memegang dada bidangnya.

Disaat sedang membicarakan orang tersebut. Datang lah orangnya. Fauzan dengan mata super teliti nya, menangkap sosok perempuan dengan tubuh mungil dan gaya ciri khasnya, yaitu hoodie dan earphones yang selalu dipasang di kupingnya.

Fauzan yang melihatnya antusias menghampiri perempuan itu, yang tidak lain adalah Zumi. Dia menghadang Zumi. Lalu dia sedikit membungkuk untuk mensejajarkan tingginya.

Maklum Zumi pendek 'ᴗ'

"Kenapa gak masuk kemarin? Gua khawatir lo, gua takut lo kenapa-kenapa." Fauzan sedikit mencibir kan bibirnya.

"Bukan urusan lo." Zumi lewat di samping Fauzan.

"Ett, gak semudah itu. Lo luang gak minggu nanti?," Fauzan tersenyum memperlihatkan gigi rapi nya.

"Gua sibuk." Zumi menatap sinis Fauzan.

"Ett, bentar dul-" Belum selesai Fauzan berbicara, dia sudah ditonjok dulu di bagian perut oleh Zumi.

"Jangan ngehalangin jalan!" Zumi menatap sinis Fauzan lalu membuang muka.

"Aaaaaah, cantiknyaaaa" Fauzan malah tersenyum dan salah tingkah sambil mengusap perutnya yang ditonjok Zumi.

Fans Fauzan yang melihat dari kejauhan geleng-geleng kepala melihatnya.

"Guys, bawa dia ke UKS." Kakak kelas nya pasrah.

Fauzan pun balik ke kelas nya, karena beberapa menit lagi akan masuk kelas.

                                 ***

"Beneran deh, sumpah. Kesel banget liat Zumi. Ngerasa sok cantik banget, sok jual mahal lagi. Padahal Fauzan udah gak ada harga diri lagi kalo didepan dia. Gua sih kalo jadi Zumi, ya gua Terima lah si Fauzan tuh. Kan ganteng, hahahaahah!" Zumi yang di dalam toilet mendengar semua perkataan anak perempuan itu.

"Iya ya, kok ditolak Zumi sih. Padahal Fauzan ganteng loh." Temannya menimpali.

"Iya loh, kenapa ya?," Zumi melipat tangannya di depan dada.

OBSTACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang