32. One wish

12 2 0
                                    

"han, cuma lo deh yang bisa bantu gua"
"kenapa ra?" tanya Jaehan meminum minumannya
"han, menurut lo, ka Dewa beneran udah gaada rasa sama gua?"

"ya gaada ra.. kan dia sendiri yang mutusin lo" ucap Jaehan, sedikit terkejut dengan pertanyaan Aura

"gua nemuin ini" Aura menyodorkan kertas kusut yang baru ia temukan kemarin

"gimana caranya gua bisa deket lagi ya, sama ka Dewa"
Jaehan sedikit galau mendengar perkataannya, benar, ternyata Aura memang tak pernah benar benar moveon dari Dewa, cintanya masih untuk Dewa.

"gila lo ra, Dewa udah nyia nyiain lo ra, lo gainget? dia kissing sama cewe lain anjing, dia ngebuang lo" Helga tiba tiba datang, masuk ke topik mereka

"santai kali hel" ucap jaehan menenangkan helga
"apa? temen lo ini udah tolol tau ga, karna cinta" seru helga

"Helga, santaiiiii, kenapa pake emosi sih?" ucap jaehan
"gua ga peduli, intinya dia udah nyia nyiain lo Aura, lo harusnya sadarr, dia bukan cowo yang baik buat lo, lo masih ada Jaehan, dia selalu nemenin lo disaat lo down, lo harusnya sadar" ucap Helga

Jaehan hanya terdiam

"ayo han, kita pergi" Aura menarik tangan Jaehan keluar cafe
"AURA" teriak Helga tanpa membuat Aura menghentikan langkahnya

.
jaehan ingin sekali memberi tahu soal Dewa yang pura pura liar, tetapi itu bukan haknya

"han? lo kenapa deh ngelamun mulu" Aura menyenggol bahu Jaehan
"ngga, ini eskrimnya ko tambah enak ya ra" Jaehan tersadar dari lamunannya
"kalau gaenak, ngapain kita tiap hari kesini" Aura memutar matanya

"oh iya ra, gua ijin seminggu ya, gua bakal ke Singapura, keluarga gua ada acara disana"
"yah han, gua sendirian dong, mana nyokap bokap lagi di cirebon lagi" eluh Aura
"maaf ya ra" ucap Jaehan diiringi senyum manis dan mengacak rambut coklat Aura

.
"aduh telat"
Aura bergegas menyiapkan diri ia berlari menuju garasinya, tetapi motornya tidak mau menyala, ia bingung, ia akan memesan ojek, tapi tidak dapat dapat, jam menunjukan pukul 07.03

"AAAAAAAAA" Aura berteriak frustasi, hari ini Jaehan tidak masuk, jadi tidak ada yang menjemputnya

pucuk dicinta ulam pun tiba
mobil Dewa terlihat akan melewati rumahnya, Aura langsung berdiri di tengah jalan menghalangi Dewa

"WOY? MAU MATI LO" seru pengemudi mobil putih itu, Aura kemudian mengetuk ngetuk kaca mobil dewa membuat dewa membukakan pintu mobilnya

huft "nebeng ya kak"
dewa terdiam, ia melanjutkan perjalanannya

"ka? lo ada waktu ga?" tanya Aura memecahkan kecanggungan mereka
"napa?" tanya dewa singkat tanpa mengalihkan pandangannya dar jalan
"gua sendiri di rumah"
"kan ada jaehan" ucap dewa
"jaehan seminggu nanti bakal gaada, dia ke Singapore" cerita aura

"terus, gua harus ngapain?"
"temenin gua aja di rumah, atau ga gua main deh ya ke rumah lo" ucap aura
"gua yang ke rumah lo aja" balas Dewa cepat
"oke pulsek gua tunggu di warung mang agus ya"

.
"anjing lo wa, brani braninya munculin muka lo di depan kita kita" seru Veno mendorong bahu Dewa
"why not? ini tempat umum, apa gua gaboleh kesini?" 
"tai lo" umpat Veno

"udah udah, ayo ka kita pulang aja"
"lo gila ra? lo masih mau deket deket sama cowo brengsek itu? lo liat, dia bawa cewenya tuh"
Aura memandangi kaca mobil Dewa yang samar samar terlihat sesosok wanita, yang tak lain ia adalah wanita yang ada di postingan Dewa

"ra, lo jangan goblok gara gara cinta, dia ini murahan ra" ucap Helga
"emang kenapa? gua cuma nebeng, ga lebih" ucap Aura menyiapkan tasnya

"gua ini temen lo, gua ngasi tau lo yang bener, udah bener kemaren lo sama Jaehan, sekarang lo balik lagi sama si anjing ini? wah jangan jangan lo sama murahnya sama ni cow-" ucapan veno terpotong pukulan Dewa

'duakghhh' "JAGA MULUT LO YA BANGSAT"
"MULUT LO YANG MURAH ANJING, GUA CABEIN LAMA LAMA MULUT LEMES LO ITU"  seru Dewa, suasana jadi memanas

"duag" Veno membalas pukulan Dewa di sahuti oleh tamparan helga 'plak' Helga yang dari tadi diam ia pun beranjak menampar pipi Dewa karna emosi pacarnya di pukul oleh Dewa

"udah udahhh, ayo ka" Aura melerai mereka dan membawa Dewa ke mobilnya

"tenangin diri lo, kontrol emosi lo, lo udah tau mereka gimana kan, jangan di ambil hati ka" Aura membukakan pintu mobil Dewa, ia pun duduk di kursi di belakang, karna kursi yang biasa ia tempati kini sudah di tempati oleh orang lain

"dewa lo- kamu gapapa?" ucap Raline
"gapapa, gapapa"
suasana di sana canggung, hanya Dewa dan Raline yang membuka obrolan, itupun berkaitan dengan keluarga atau kampus mereka.

Raline sangat ramah kepada Aura, namun Aura merasa ini aneh.
sampai di rumah Raline, Dewa pun mengantarnya sampai dalam rumahnya, terlihat ia sangat akrab dengan papa Raline, kini tersisa mereka berdua

"pindah depan ra?" ucap Dewa membuka obrolan
"boleh" jawabnya, ia pun berpindah, kini ia di samping Dewa, suasana masih canggung
"ka Raline cantik ya, ramah lagi, ga salah kalau lo jatuh cinta sama dia" ucap Aura setengah galau
"iya" jawaban singkat keluar dari mulut Dewa sedikit menyayat hati aura

.
"lebam lo obatin dulu kali ka" ucap Aura
"gausah, tar juga ilang sendiri" balas dewa memegangi rahangnya
"obatin, ngeyel banget sih lo" Aura melangkah ke dapur, dan juga kamarnya mengambil es dan handuk
ia pun mengompres rahang dewa yang lebam

"makasih ya ka" ucapnya
"for?" tanya dewa singkat
"udah belain gua tadi" aura memberikan senyumannya
"gua cuma gatega ngeliat cewe dikatain"
Aura terkekeh "iyaaa iyaa, santai aja dong"
"sshh sakit ra, pelan pelan dong" rintih Dewa

.
"ka, bosennnnnnnnnn bangettttttttttt" eluh Aura
"hm?" Dewa hanya menyauti itu, ia tak mengalihkan pandangannya dari buku
"jangan baca muluuuuu, gua boseeeenn"
"kalau sama Jaehan gua diajak jalan"
"yaudah sama jaehan aja, gausah sama gua"

"kan jaehan ke luar negeri kaaa, kalau ada gua gabakal deh minta bantuan lo"
"jalan yu ka" ajak aura

"kemana"
"ke pantai, tempat biasa, yuk"
Aura beranjak dari sofa, ia mengemasi beberapa barang di totebagnya kemudian menarik tangan Dewa ke mobilnya

.
"kok jadi dejavu ya ka" ucap Aura
"masalalu ya masalalu" sahut Dewa singkat
"oh iya, gua bawaaaa, iniiii diaaaaa"
Aura menunjukan alat alat lukis di totebagnya
"ayo" Aura membawa Dewa ke bibir pantai
ia menyusun alat lukisnya dan mulai melukis

mereka pun mulai melukis tanpa banyak obrolan
"mana punya lo" ucap Dewa

Aura menunjukan kanvasnya kepada Dewa, gambarnya berisikan seorang pria, di taman bunga, ia sangat sederhana.

"itu siapa?" tanya Dewa
"lo kak, lo dan taman bunga"
"sekarang mana punya lo?".

Dewa menunjukan lukisan berisikan gadis berambut coklat, bertubuh pendek, ia memegangi bunga mawar putih di pinggir pantai

"ka raline ya?" ucap Aura

tak ada jawaban dari Dewa
namun satu jawaban keluar dari hatinya
"itu lo, Aura" batinnya

.

"kenapa gua harus tetep peduli sama lo sih ka? gua gaada alasan untuk ngewujudin wishlist lo, kita bukan siapa siapa, tapi jauh dalam hati, dia nyuruh gua untuk ngelakuin ini semua" ucap Aura memandangi jejak Dewa yang tercipta di pasir pantai

SADEWA & RAHASIANYA (REFISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang