Mengisahkan tentang perjalanan seorang gadis yang melalui banyak rintangan dalam meraih cita cita nya. Hingga semua itu terlewati, menghadapkan ia dengan seorang lelaki dan cerita romantis mereka.
Beruntung ia memiliki seseorang di samping nya saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Walaupun satu dunia ninggalin lo, gue tetap disini bersama lo." - Rayanka Dikta
. . .
Happy Reading
Setelah mengganti pakaian, aku langsung menuju kasir tempat ku bekerja.
Setelah kedua orang tua ku tiada aku harus menafkahi diriku sendiri, bagi ku tidak ada lagi tempat bergantung selain diri sendiri. Sempat ingin menyerah karena tidak sanggup hidup sendiri, namun lagi lagi Rayan menolong ku, menyemangati ku dan terus mendorong ku maju. Rayan selalu ada di saat aku sedang di titik terendah ku, tak bisa ku bayangkan jika Rayan tidak ada.
"Eh Rena, bengong aja lo."
Seseorang menepuk pundak ku, membuat ku tersadar dari lamunanku.
"Eh Lea, hehe." Aku hanya cengengesan sebagai jawaban.
"Lo lagi punya masalah? Sini cerita, siapa tau gue bisa bantu."
"Engga kok Le." Jelas ku sembari mengibaskan kedua tangan ku.
Karena pada kenyataannya aku hanya sedih kala mengingat hari ini.
"Bener ya, apa jangan jangan lo lagi laper?" Terka nya dengan bercanda.
"Bukan Le."
"Terus apa dong? Muka lo kusut bener, kaya belum di setrika aja."
"Atau lo lagi butuh uang?" Sambung Lea dengan pikiran nya yang entah kemana mana.
Azaleana Nadira, perempuan berparas cantik dengan tubuh yang bagus. Lea terlahir dari keluarga kaya. Jika kalian bertanya kenapa dia harus bekerja sedangkan keluarga nya mampu? Simpel saja, Lea hanya ingin mencari pengalaman hidup. Berbeda bukan?
Lea juga ingin mencari teman karena kata nya selama ini dia didekati hanya karena uang nya, hingga akhirnya Lea memutuskan untuk menyamar dan berbaur dengan orang orang seperti kita. Wkwk
Aku juga baru tau kemarin.
Lea anak kedua atau bisa di bilang si bungsu dari 2 bersaudara. Iya, Lea mempunyai seorang kakak laki-laki.
"Iya nih, mau dong sebagian harta lo." Canda ku balik.
Aku sudah terbiasa dengan candaan Lea, toh dia juga sering membantu ku. Bahkan saat dulu aku masih baru disini, Lea yang selalu mengajari, membimbing dan menemani ku.
Yah bisa di bilang kami mulai lebih dekat sejak saat itu.
"Kalo gitu nikah aja sama kak Tama." Celetuk Lea dengan santai nya.
