5. Senyuman Renata

10 10 3
                                    

“Tuhan jika boleh aku meminta, tolong jangan pernah biarkan senyum indah itu hilang dari wajah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tuhan jika boleh aku meminta, tolong jangan pernah biarkan senyum indah itu hilang dari wajah nya.”
Rayanka Dikta  

.
.
.

Happy Reading



Sehabis dari makam kedua orang tua ku. Rayan mampir dulu ke rumah, kata nya tidak ingin meninggalkan ku dalam keadaan seperti ini.

Memang benar, sepulang dari pemakaman aku kembali murung dan sedih. Bagaimana tidak, aku masih tidak bisa menerima nya, masih tidak bisa mengikhlaskan sepenuhnya, dan masih tidak bisa merelakan mereka lalu melupakan nya.

Mereka sangat berharga.

"Na, makan dulu yuk. Udah gue masakin nih." Rayan datang dari arah dapur dengan membawa sepiring nasi lalu berjalan menghampiri ku yang berada di ruang tamu yang hanya melamun saja sedari tadi.

"Na..." Lirih Rayan.

Dia menatap ku dengan raut yang sendu, tidak tega melihat ku yang seperti ini.

"Ayo makan Na." Ajak Rayan lagi.

Kali ini Rayan menepuk pundak ku pelan, mencoba untuk membuyar kan lamunan ku. Akhirnya aku kembali tersadar dan menangis lagi.

"Jangan gini dong Na, gue ga suka." Ujar Rayan seraya mengelus lembut punggung ku.

"Udah ya sedih nya, masih ada gue disini. Gue ga bakalan tinggalin lo, apapun yang terjadi." Hibur Rayan yang sudah menangkup pipi ku dan menghapus air mata ku.

Aku menatap nya lalu mengacungkan jari kelingking ke hadapan Rayan.

"Janji? Hiks."

"Iya janji." Ujar Rayan meyakinkan ku lalu mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingking ku.

Tapi Rayan kembali mengacung kan ibu jari nya, aku bingung. Dan menatap Rayan dengan bertanya tanya.

"Janji ibu jari."

Aku masih diam, tidak mengerti.

Rayan menghela nafas sejenak.

"Tadi kan janji kelingking, itu udah biasa. Nah, sekarang janji ibu jari yang belum ada dan itu khusus buat lo." Jelas Rayan lagi.

Kini aku mengerti dan menerima ibu jari Rayan lalu mengaitkan nya dengan ibu jari ku. Aku tersenyum tipis, tipis sekali. Jika seseorang tidak memperhatikan nya maka orang itu tidak akan tau bahwa aku sedang tersenyum.

PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang