"Sesuatu yang belum tentu menjadi takdir mu tidak perlu untuk terlalu di kejar, karena itu akan membuat mu lelah dan kecewa pada akhirnya."
.
.
.Happy Reading
"Na, gue anter ya?" Tawar Rayan kepada ku.
"Udah ga usah, gue sama Lea aja. Lagian kita searah."
"Iya nih, kan kita juga satu tempat kerja." Timpal Lea.
"Kan gue-"
Belum sempat Rayan menyelesaikan kalimat nya, tapi aku sudah memotong nya terlebih dahulu.
"Udah ah, nurut napa?! Lo juga abis ini masih ada kelas kan? Gue juga berangkat nya sama Lea bukan sendirian."
"Ntar kalo lo di culik gimana?" Celetuk Rayan dengan pikiran nya yang entah sudah kemana karena kekhawatiran nya yang tidak jelas itu.
"Bentar lagi kakak gue jemput." Itu Lea.
Aku hampir lupa jika Lea mempunyai kakak yang akan selalu siap siaga untuk mengantar jemput Lea kemana pun itu.
"Oh iya, tadi kata nya Kakak lo udah di depan gerbang kan ya?"
Rangkul ku pada tangan Lea, menarik nya lalu berjalan meninggalkan Rayan sendirian, sengaja. Supaya perdebatan ini berakhir, karena aku tahu bahwa Rayan tidak akan pernah mau mengalah, dan akan tetap pada pendiriannya.
Lea hanya mengangguk dan mengikuti ku. Sedangkan Rayan hanya membeku di tempat sembari menatap kepergian kami.
Dan sial nya perkataan ku benar.
Di balik gerbang yang menjulang tinggi itu, terlihat seseorang sedang berdiri di samping mobil berwarna hitam yang terlihat mewah bagi mata orang miskin seperti ku ini. (Sama seperti mata kalian bukan? Ahaha.)
Sesekali menatap arloji pada lengan nya lalu beralih melihat ke dalam kampus, seperti....
Menunggu seseorang?
"Kak! Disini." Tiba-tiba saja Lea melambaikan tangan nya, membuat ku menoleh ke arah nya, lalu kembali menatap pria tersebut yang terlihat lebih tua dari ku. Terlihat pria itu menyunggingkan senyumnya sembari membalas lambaian tangan ke arah kami?
Yang benar saja, ini dugaan ku tidak salah? Saat Lea berjalan menghampiri pria tersebut, aku menjadi yakin bahwa aku memang benar. Jika pria tersebut adalah kakak laki-laki yang selalu di bangga-bangga kan oleh Lea selama ini. Dia kak Tama.
Wow. Sejenak aku termenung menikmati keindahan tuhan di depan ku, bagaimana mungkin seseorang memiliki wajah sesempurna itu. Benar, bahwa Lea sudah berulang kali memberitahu ku jika kakak nya tampan, tapi aku tidak menyangka akan setampan itu.
Hingga panggilan dari Lea menyadarkan ku kembali.
"RENA! KOK JADI BENGONG?"
"Ah, i-iya."
"Kesini."
Saat aku tersadar ternyata Lea sudah tidak lagi di samping ku, akhirnya aku menghampiri nya.
"Kenalin, ini kak Tama."
"H-halo kak, aku Rena." Cicit ku. Mencoba melambaikan tangan ke arah nya dengan sedikit ragu.
Kak Tama hanya membalas ku dengan senyuman. Ah, manisnya. Ingin pingsan saja rasanya.
"Yuk berangkat." Timpal Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pages
RomanceMengisahkan tentang perjalanan seorang gadis yang melalui banyak rintangan dalam meraih cita cita nya. Hingga semua itu terlewati, menghadapkan ia dengan seorang lelaki dan cerita romantis mereka. Beruntung ia memiliki seseorang di samping nya saat...