part 2

30 4 0
                                    

***

Hari ini kegiatan ekstrakulikuler sekolah di mulai, Shifa segera masuk ke toilet untuk berganti pakaian olahraga,
entah dia ke sambet apaan hingga dia memilih mengikuti ekskul voli.

Sesampainya di lapangan, ternyata terdapat banyak murid yang memiliki minat yang sama seperti Shifa,ada sekitar 32 murid impossible .para murid di Perintahkan untuk pemanasan terlebih dahulu dan setelah pemanasan nya selesai, pembimbing membagi tim menjadi 6 tim. Shifa satu tim dengan anak kls sebelah yang pasti nya ia tidak mengenal teman satu tim nya itu.

Dan entah kebetulan atau takdir dari yang Maha Kuasa, ternyata Angkasa juga ikut ekskul voli, Angkasa terlihat begitu mahir dalam memainkan bola,mulai dari menservis bola,dan cara mengeblok serangan lawanpun sudah terlihat kalau dia sangat menguasai permainan ini.

Tanpa sengaja Shifa terus memandangi Angkasa yang tengah bermain di tengah lapangan sana, entah kenapa Shifa merasa kalau Angkasa terlihat sangat tampan saat itu,tiba-tiba satu bola voli melayang kearah Shifa dan dalam sekejap ia terjatuh dan merasakan nyeri di bagian kepalanya.

"Maaf." Ujar gadis yang baru saja melemparkan bola voli,yang terkesan sangat datar, bahkan bisa saja dia tidak ber niat untuk meminta maaf.

Shifa hanya menatap dalam-dalam wajah gadis tersebut,tak terasa se tetes darah tiba tiba-tiba keluar begitu saja dari hidung Shifa. Angkasa yang melihat hal tersebut dengan cepat menghampiri Shifa. "Lu gak papa?!!!"tanya angkasa dengan nada khawatir.

"Gua gak papa kok...santai aj...." Angkasa langsung menarik tangan Shifa menuju ke ruang UKS.

Sesampainya di UKS, Angkasa segera mengambil perlengkapan P3K di lemari.
Shifa yang sedari tadi duduk di tepi ranjang hanya bisa diam mematung melihat Angkasa yang terlihat panik.

"Lu tadi ngapain sih.. kok bisa-bisanya kena bola sampek segitunya,lu lagi mikirin sesuatu???ehhh gua kasih tau yaa.... selagi yang lu pikirin bukan beban negara, mending lu bawa enjoy aja..kucing tetangga gua mati aja kaga terlalu gua pikirin."ujar Angkasa sembari mengobati hidung Shifa.

Shifa yang merasa jarak di antara mereka berdua sangat dekat hanya bisa menatap kosong wajah Angkasa, bahkan jika di rasakan,suara detak jantung mereka pun bisa terdengar dengan jarak se dekat ini.

Angkasa yang melihat Shifa tengah melamun pun iseng mencubit pipi nya dan langsung mendapatkan satu pukulan keras dari Shifa. "Sakit dodol....lu kira gua apaan main cubit-cubit aja..." Sentak Shifa dan langsung mendapatkan gelak tawa Angkasa.

Tawa tersebut berhasil membuat hati Shifa dag dig dug....ehh?!!! Apa ini?!!!! Cinta?!! Ohh tidak...gak bakal Shifa biarin hal seperti itu terjadi. "Salah sendiri dari tadi ngelamun Mulu,ntar kalau kesambet gimana?lu mau gua bacain doa sebelum makan?"ucap angkasa yang berusaha menahan tawa.

"Gak bakal an gua kesambet...orang setan nya aja ada di depan gua"
"Astaghfirullah neng...dosa besar lu begutuuu"

Setelah Angkasa rasa luka Shifa mulai mendingan,ia segera meletakkan kembali kotak P3K ke tempat semula.Shifa Hendak melangkah keluar UKS dan langkahnya Terhenti karena Angkasa.

"Apa?"
"Mau kemana??"
"Apaan sih .. minggir gak?"
"Lu tuh gimana sih?lu kaga mau bilang apaan gitu??makasih kek...." Ucap angkasa penuh harapan.
"OGAH..."

Shifa segera pergi meninggalkan Angkasa karena bel sudah berbunyi pertanda waktunya untuk pulang. Shifa ingin cepat-cepat pulang agar bisa tidur se segera mungkin.tapi sayangnya takdir berkata lain, dari bermenit-menit yang lalu Shifa berdiri di halte bus.tetapi sial nya tak ada satu bus pun yang lewat saat itu

"Tcihh...mana sih bis nya... hancur sudah harapan gua buat hidup tenang di rumah" grutu Shifa

"Gua perhatiin dari tadi kayak nya bete banget...mau pulang bareng ngak?"tanya angkasa yang membuat Shifa sontak terlonjak kaget,ia sedari tadi
Memang sudah memperhatikan Shifa dari parkiran yang tak jauh dari halte bis tersebut.

"Kalau kek gitu kenapa lu kga langsung ke sini aja Jamal....suka banget kan elu liat gua menderita kek gini??"ujar Shifa yang mungkin sudah lelah di permainkan oleh takdir.

"Ya udah maemunahh....lu mau naek kga nihh??atau mau terus ngomel di situ Sampek bis datang menjemput mu?"tanya angkasa sembari menepuk-nepuk jok motor di belakangnya.

Shifa langsung menaiki motor yang di tumpangi Angkasa tanpa berniat menjawab pertanyaan Angkasa.

"Bunda tadi bilang kalau dia sekarang masak nasi goreng spesial,lu mau mampir ke rumah gua dulu gak?"tanya angkasa yang langsung mendapat anggukan dari Shifa.rasanya sudah lama sekali ia tidak mampir ke rumah Angkasa.
Angkasa menarik dalam-dalam gas yang membuat motor itu melesat dengan cepat menuju ke kediaman nya.

***

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mereka berdua memasuki pekarangan rumah yang selalu Shifa rindukan. Angkasa memarkirkan motornya dengan rapi dan ia berjalan santai menuju pintu utama,di ikuti dengan langkah kecil Shifa yang senantiasa berada di balik Angkasa.

"Assalamualaikum bundaa" teriak Angkasa sembari matanya melihat ke sekeliling mencari keberadaan bunda tercinta.

"Waalaikumsalaam...ehh kalian udh Sampek??bunda baru aja selesai masak, langsung duduk aja bunda mau ambil Shila di kamar sebentar"ucap wanita paru baya yang masih terlihat muda dengan selalu menerbitkan senyuman yang menenangkan.

"Biar Shifa aja yang ambil Shila bun"kata Shifa menawarkan diri dan langsung mendapatkan anggukan.

Mereka berempat sudah duduk rapi di meja makan dengan makanan sederhana yang tersaji di atas meja tersebut, ruangan tersebut seketika terasa hidup karena momen seperti ini jarang sekali di temui di rumah Angkasa setelah kepergian ayahnya yang terjadi secara tiba-tiba.

Walaupun Shifa tidak bisa berbuat banyak, setidaknya ia berhasil mengisi kekosongan diantara mereka berdua.karena itulah tak di heran kan jika Shifa sangat di terima di keluarga nya Angkasa.

Tak terasa hari semakin gelap dan terlihat sang mentari perlahan-lahan meredupkan cahaya yang siap di sambut dengan indahnya cahaya rembulan saat itu.

Shifa keasikan bermain dengan Shila sampai ia baru Ter ingat kalau ada tugas sekolah yang harus di kumpulkan besok pagi,jadi Angkasa segera mengantar Shifa pulang.

Di perjalanan pulang,Shifa membiarkan rambut nya terurai mempersilakan angin malam menerka rambut panjang miliknya,tak ada yang memulai obrolan karena di duga Angkasa trauma mengajak Shifa mengobrol saat naik motor,

***


kita terhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang