part 3

20 2 1
                                    


Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Shifa,belum sempat Shifa berucap terimakasih,tiba-tiba terdengar dari dalam rumah suara yang begitu keras membuat Angkasa dan Shifa saling berpandangan yang menimbulkan tanda tanya besar.

"Ehh??ada apaa it..."tanya Angkasa terpotong

"Ohh...udh biasa kek gituu...yaa udhh lu pulang ajaa, makasih yaaa" jawab Shifa yang terlihat jelas di matanya kalau dia sedang khawatir.

Walaupun sebenarnya Angkasa ingin sekali mengecek keadaan rumah Shifa,tapi lagi-lagi Shifa menolak dan terus mengatakan kalau semuanya baik-baik saja,dengan berat hati,Angkasa meninggalkan Shifa yang tengah berdiri di hadapannya dengan perasaan yang masih di selimuti kekhawatiran.

Setelah Shifa rasa motor Angkasa sudah tak terlihat dari pandangannya,ia segera memasuki rumahnya,betapa kagetnya dia saat melihat sang adik kesayangannya tergeletak lemas di lantai.

"Senoo!!" Teriak Shifa sembari berlari menghampiri adiknya.

"Papa udhh gila yaaa??!"tanya Shifa kepada pria paru baya yang tengah berdiri menatap tajam Shifa dan Seno.

"Dia pantas mendapatkan itu!!asal kamu tau yaa...dia itu udah mempermalukan papa!!! kemarin rangking dia turun lagi... kalau dia terus terus an mengalami kemerosotan bagaimana bisa diaa mau nerusin perusahaan papa??!!dasar anak tidak berguna!!!gak bisa menjadi harapan penerus perusahaan papa!!!" Ujar pria paru baya itu yang terkesan sangat menyayat hati.

"Semua anak punya kemampuan dan mimpi masing-masing,dan Seno juga punya mimpi dia sendiri,papa gak berhak mengatur mimpi Seno"Ucap Shifa,ia sangat mengenal adik nya itu dan dia sudah tau kalau Seno sangat berbakat di bidang olahraga,jadi tak di heran kan jika nilainya sedikit mengalami kemerosotan.

PLAKK...

Satu tamparan keras mendarat Indah di pipi Shifa yang membuat nya tercengang.

"Jaga ucapan kamu!!!papa seperti ini demi kalian berdua!!!dan papa berhak mengatur mimpi kalian berdua!!!" Sentak pria tersebut.

"Udah mas...gak usah marah-marah teruss...mending kita keluar aja cari ketenangan di luar"ujar ibu tiri Shifa,

Mereka seketika pergi meninggalkan Shifa dan Seno masih dalam keadaan tergeletak di lantai yang saat itu terasa sangat dingin.Shifa hanya bisa menatap kosong ruangan tersebut tanpa berniat beranjak dari tempat nya terduduk.

Malam ini Shifa di temani hembusan angin yang senantiasa menemaninya dikala ia merasa sendirian, bersama dengan indah nya bulan dengan taburan bintang di sekitarnya,tak terasa setetes air mata jatuh membasahi pipinya yang sampai saat ini masih memerah akibat tamparan keras yang di berikan papanya.

Shifa merasa miris dengan takdir yang sudah Tuhan ukir untuknya.hal seperti ini sering kali terjadi setelah mama Shifa di nyatakan meninggal karena kecelakaan singkat yang berhasil merenggut nyawanya.dan selang beberapa bulan papanya memilih wanita lain untuk menggantikan peran mama nya.

Tapi apa yang Shifa dapatkan? papanya hanya menambah luka goresan yang cukup dalam di hatinya,tak pernah sekali pun papanya bertanya mengenai keadaannya,dia hanya memikirkan kesenangan nya saat bersama wanita baru yang jelas sangat membuat Shifa muak.

"Mama... Shifa kangenn..."rintih shifa.

***

Tak terasa pagi hari pun telah tiba,Shifa segera beranjak dari tempat tidurnya dan menatap pantulan wajah yang membuat dia tak percaya,karena saat ini pipi nya masih saja meninggalkan bekas tamparan kemaren, sekeras itukah tamparannya??

"Please please please...jangan telat...jangan telat...."ujar Shifa sembari berlari menuju gerbang sekolah.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 07.10 pertanda kalau pelajaran sudah di mulai sekitar 10 menit yang lalu,tapi untung saja saat ini takdir memihak pada dirinya,dia tidak mendapatkan hukuman dan langsung di persilahkan duduk.

kita terhubungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang