***Bel pulang sekolah pun berbunyi.siswa siswi segera berhamburan keluar kelas,saat ini suasana kelas terlihat sepi karena Shifa sengaja keluar lebih lama karena ia enggan keluar berdesak-desakan jadi akhirnya dia menunggu di kelas sampai teman-temanya keluar.
baru saja ia terbebas dari Angkasa karena tuh anak di jemput teman-temannya. Belum sempat Shifa bernafas lega, tiba-tiba tangan nya di tarik paksa oleh Lisa menuju toilet yang sudah sepi.
Dengan kasar Lisa menghempaskan tubuh Shifa ke tembok yang berhasil membuat Shifa meringis kesakitan.
"Dengerin ini baik-baik,selagi lu gak jauh in Angkasa,jangan harap lu bisa hidup tenang di sekolah ini!"bentak Lisa.
Lisa mengambil ember yang letaknya tak jauh dari ia berdiri,ember tersebut berisi air bekas pel,dia langsung menyiramkan nya ke tubuh Shifa.
Setelah puas membuat Shifa menderita,dengan cepat Lisa pergi meninggalkan Shifa yang masih kesakitan.
Shifa memejamkan matanya sesaat,mengisi paru-parunya yang terasa sangat kosong dan memberikan tetesan air yang sudah membasahi tubuhnya mengalir.
#di sisi lain.
Langkah Dikta terhenti setelah mengingat kalau dia meninggalkan buku catatannya di kelas.
"Lahh anjirr banget dahh pakek acara ketinggalan pula."grutu Dikta.
Tanpa pikir panjang dia pun segera kembali ke kelas yang mulai sepi tersebut.
Sesampainya di depan kelas, Dikta pun membuka pintu dengan perlahan,dan terlihat tidak ada seorang pun di sana.Dikta segera berlari kearah laci meja miliknya dan mengambil buku catatan yang ia cari-cari.
"Okey... waktunya pulang"batin Dikta.
Saat sampai di depan ruang guru yang tempatnya gak jauh dari toilet siswa, Dikta terkejut bukan main,dari kejauhan terlihat Shifa yang sudah dalam keadaan basah kuyup.
Dikta berlari kecil kearah Shifa,Dikta yang merasa jarak mereka sudah semakin menipis pun segera melepaskan jaket yang sedari tadi tengah ia kenakan dan langsung memakaikan nya ke Shifa.
Saat ini mereka berdua berjalan bersama menyusuri lorong sekolah yang mulai sepi.
"Kamu kenapa?ulah Lisa lagi ya?" Tanya Dikta yang terlihat dari raut wajahnya kalau pria tersebut tengah khawatir,
Shifa hanya mengangguk singkat."Lu kok belum pulang?"tanya Shifa.
"O-oh ...tadi buku catatan aku ketinggalan, jadi aku balik aja,eh ternyata ga sengaja ketemu kamu dengan kondisi seperti ini,"ujar Dikta yang hanya di balas anggukan.
Akhirnya mereka pun sampai di depan gerbang sekolah.
"emm btw kamu pulang naik apa?"tanya Dikta yang berusaha mencari topik.
"Gua pulang naik bis"jawab Shifa singkat.
"Aku anter pulang ya? kasian banget kalau kamu pulang dengan kondisi kayak gini,belum lagi nanti kamu harus nungguin bis yang lewat,dan..jam segini jugaa bis jarang ada yang lewat,jadi mending aku antar pulang aja yaa?"tanya Dikta dengan mata yang berbinar-binar berharap Shifa mau pulang bersamanya.
"Ohh ngak usah,gua udah biasa nunggu kok,ya udah gua duluan ya,"ujar Shifa yang langsung melangkah pergi menuju ke halte bis.
Shifa tidak menyadari kalau Dikta sedari tadi mengekorinya sampai dia duduk di kursi halte,
"Napa?"tanya Shifa keheranan.
"Aku bakal nunggu di sini sampai kamu dapet bis."ucap Dikta santai yang berhasil membuat Shifa melongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita terhubung
Novela JuvenilTak ada yang lebih baik dari kamu, kalaupun ada,mungkin itu kamu.