3. Sebuah Suara

18 1 0
                                        

Ariyana's POV 3

Seorang dokter mengajak suster yang sejak tadi berdiri di samping kanan tempat Ariyana terbaring, untuk pergi ke ruang pribadinya. Sebelum itu ia memeriksa kondisi Ariyana terlebih dahulu.

"Apa yang telah kau lakukan?!" ucapnya setengah berteriak, tanpa memandangi sang suster

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang telah kau lakukan?!" ucapnya setengah berteriak, tanpa memandangi sang suster.

Suster itu menggigit bibirnya. Sementara sang dokter menghela nafas kemudian bertanya dengan muka datarnya. "Huff, kau memasukkan phenytoin injeksi secara berlebihan? "

"Kau sadar apa dampak yang ditimbulkan?!"

"Ma-maafkan saya Dok.."

"Sudahlah, yang terpenting kondisi pasien sudah stabil, sekarang tugasmu memeriksa catatan medis pasien ini."

"Tiga hari lagi kita lakukan operasi terhadap pasien."

"Ba-baik, Dok."

"Tapi Dok, apakah kita sudah punya pendonor untuk pasien ini?"

"Tentu saja. Kalau tidak, maka operasi tidak dapat dilaksanakan."

Suster itu berusaha menahan emosi atas jawaban sang dokter, kemudian tersenyum. "Baik, terima kasih, Dok."

"Aku harap tidak ada lagi pertanyaan."

"Aku permisi." Dokter itu melangkah pergi.

***

Tiga Hari Kemudian
08.00
Rumah Sakit

Ayah Rain's POV 3

"Kita pindahkan ia ke ruang operasi sekarang." tegas sang dokter.

"Siap Dok." Para dokter lainnya menjawab serempak.

"Oh, tunggu sebentar." Dokter itu menatap ayah Rain yang tampak resah disampingnya.

"Ada pesan yang ingin anda sampaikan sebelum pasien dipindahkan ke ruang operasi?"

Ayah Rain menatap dokter itu, kemudian beralih menatap para dokter dan suster yang berada disana. Seolah mengerti tatapan ayah Rain, sang dokter meminta para dokter dan suster untuk keluar dari ruangan itu.

"Saya ingin meminta satu hal, semoga Dokter tidak keberatan." Ayah Rain kemudian menatap Ariyana yang sedang tertidur.

"Insya Allah. Jika permintaan itu mampu saya laksanakan, maka akan saya lakukan."

Ayah Rain mengatakan keinginannya kepada dokter. Sang dokter kemudian mengangguk. "Itu mudah, ada lagi?"

Ayah Rain mengeluarkan sebuah surat. "Jika nanti Rain mendatanginya, tolong berikan surat ini kepadanya."

Leave me RainWhere stories live. Discover now