G - 4

13 7 11
                                    

Selamat membaca!

Malam ini rumah Acha sangat ramai karena kedatangan Papa dan Mama Zergan, mereka melakukan kegiatan makan malam dengan diselingi percakapan kecil.

"Zergan kalau disekolah bandel ngga Cha?" tanya Zara (mama Zergan).

"Biasa aja, paling bandelnya dia cuma suka bolos Ma" jawab Acha yang membuat Zergan meliriknya tajam.

"Awas ya kamu Zergan kalau masih diterusin suka bolos, Mama bawa kamu ke Spanyol biar tau rasa" ancam sang Mama.

"Jangan dong Ma, nanti yang jajanin Acha siapa" cegah Acha.

"Kalau ada maunya baik lo sama gw" sinis Zergan.

"Ya biarin lah" jawab Acha.

Setelah melakukan kegiatan makan malam, mereka sedang asik berbincang-bincang santai di ruang keluarga.

Drrttt ... Drrrttt... Drrtt

"Siapa?" tanya Acha, kepada Zergan yang akan berdiri untuk mengangkat teleponnya

"Ruben" jawabnya singkat

Zergan melangkah menuju dapur untuk menjawab telepon dari teman gilanya itu.

"Hallo?" ucap Zergab setelah menggeser tombol berwarna hijau itu.

"Gw boleh nginep ngga? Bokap gw pulang"

"Masuk aja ke apart, bentar lgi gw pulang." jawab Zergan

"Okeyy"

Setelah itu sambungan telepon langsung diputus secara sepihak oleh Zergan.

Memang hanya Zergan lah yang tau akan masalah Ruben dan Ayahnya, hubungan bapak dan anak itu jauh dari kata baik. Setiap pulang ke rumah ayah Ruben akan selalu menuntut Ruben untuk menjadi seperti dirinya, namun kembali lagi pada Ruben yang sangat tidak minat dengan dunia bisnis perusahaan, dia lebih suka dengan dunia otomotif.

Sebenarnya, Ruben bisa saja menuruti ayahnya, hanya saja ayahnya tidak pernah memberi support kepada Ruben, ia hanya akan menuntut dan jika Ruben membantah, maka pukulan lah yang Ruben dapat.

❄️❄️❄️

Setelah izin kepada keluarganya Zergan segera bergegas menuju apartemen miliknya, setelah sampai didepan pintunya ia mencium bau minuman alkohol yang sangat menyeruak.

Zergan melangkahkan kakinya kedalam apartemennya yang gelap dan berbau itu, dia melihat dibalkon ada seorang yang tengah merokok dengan ditemani botol bir disampingnya.

"Buang" perintah Zergan dengan tatapan tajam

Ruben pun menurut dengan membuang semua minuman alkohol tersebut kecuali rokoknya.

"Habis dari mana, Zer?" tanya Ruben

"Keluar" jawabnya singkat, Ruben hanya terkekeh.

"Males gw nanya lo, berasa nanya tembok tau nggak?" ucapnya kesal.

"Mana yang sakit?" tanya Zergan seakan tau semuanya.

"Punggung gw kayanya patah tulang" jawab Ruben dramatis, yang dijawab decihan oleh Zergan.

"Keluar dari rumah lo" suruh Zergan

"Nyokap gw gimana? Mau sejahat apapun dia kalau ga ada si bangsat itu gw ga lahir Zer." Jelas Ruben.

"Kalau ga betah jangan dipaksa" ucap Zergan menatap langit malam dari balkonnya

"Gw betah kok, kalau ga betah udah bundir dari kemarin gw" jawabnya ngawur yang mendapat hadiah tatapan tajam dari Zergan.

"Ga semua rumah berbentuk bangunan, ada anak-anak bloods yang bisa lo jadiin rumah." ucap Zergan

"Gw ga mau jadiin orang sebagai rumah, karena rumah sifatnya tetap dan ga bisa berpindah ataupun berubah, sedangkan manusia bisa kapan aja berubah dan berpindah, kalau rumah gw berubah dan berpindah, gw ga punya tempat berlindung lagi dong?" ucapan Ruben tersebut membuat Zergan membeku

"Kalau kata anak-anak alay zaman sekarang people come and go brohhhh" ucapnya dengan sedikit kekehan, yang mampu membuat Zergan menampilkan senyumannya.

❄️❄️❄️
Pagi hari tak seperti biasanya Gibran yang selalu menaiki motor besarnya itu beralih menggunakan mobil. Saat lamborghini aventador svj miliknya memasuki gerbang SMA Garuda para warga sekolah kagum hingga melongo melihatnya.

"Gilaa boss gw" ucap Ziko saat melihat Gibran keluar dari mobil

"Lo kagak terima ya bos, kemarin ojol ada yang ngembarin motor lo." ejek Brian

Saat mereka asik berbicara tiba-tiba seorang gadis bertubuh kecil yang sangat familiar dimata mereka keluar dari dalam mobil Gibran.

"Halo animals" sapanya dengan tampang tidak berdosa.

"Lah ngapain lo ngebawa boneka santet, Gib?" tanya Brian sensi

"Heh Brian kembarannya mimi peri, ngga usah berisik deh masih pagi juga" jawab Acha sinis

"Ehmm ehmm ngejilat ludah sendiri bos?" ejek Ziko yang dihadiahi kekehan oleh Ruben.

"Udah deh Acha mau ke kelas aja, resiko jadi orang cantik disini digibahin mulu sama manusia iri dengki ini" ucapnya lalu pergi meninggalkan Gibran dkk

"Kok bisa bareng dia bos?" tanya Brian.

"Dia nebeng." jawabnya singkat

"Tumben lo terima, biasanya aja udah kaya cewek PMS lo kalo ketemu dia" timpal Ruben

"Benih-benih cinta kali, Ben. biasa benci sama cinta beda tipis" sahut Ziko lalu merangkul Zergan untuk pergi.

"Bocah sinting" gumam Gibran lalu menyusul teman-temannya.

Tbc.

Asololeee ahahah slibawww up lagi ygy, maaf keun kalau ngga jelas🥰🤟🏻🤟🏻🤟🏻

Kurang apa dah di ni cerita??

Jangan lupa voment nyya yaaa coegg💋💋💋💋

Udahhh byeee muachh muachhh😘😍🥰🤟🏻💋💋💋💋

~tertanda pacar mark🥰🤟🏻

Gibran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang